Kronologi Kerusuhan Wamena Papua Berujung 13 Orang Ditangkap dan 16 Polisi Diperiksa
Merdeka.com - Situasi keamanan di Desa Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, sempat memanas, menyusul kerusuhan akibat kabar hoaks terkait penculikan anak. Dalam insiden ini, 12 warga meninggal dunia, 13 orang ditangkap dan 16 polisi diperiksa Propam.
"Terkait dengan kejadian yang mengakibatkan korban meninggal dunia, total sebanyak dua orang korban dari masyarakat sudah diterbangkan ke Jayapura menuju Medan. Dan 10 warga asli Sinakma juga telah dimakamkan di TPU Sinakma," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, Minggu (26/2) lalu.
Kronologi peristiwa memilukan ini bermula di hari Kamis (23/2). Di siang hari sekira pukul 12.30 WIT, warga Sinakma menghentikan mobil penjual kelontong tujuan Yomaima, karena diduga akan melakukan penculikan anak. Sebelumnya memang di sana ramai kabar penculikan anak SD.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Dimana kejadian ini terjadi? Pasukan penjajah Israel di Tepi Barat yang diduduki, Palestina, mengikat seorang pria Palestina yang terluka di atas kap sebuah kendaraan militer saat melakukan penggerebekan di kota Jenin.
Mendapat laporan tersebut, anggota Polri dipimpin Kapolres Jayawijaya segera ke TKP dan berupaya menyelesaikan kasus tersebut dengan membawa terduga pelaku ke Polres.
Diduga keluarga anak tersebut tidak terima, sehingga terjadi cekcok antara Kepolisian dan keluarga dari anak yang diduga diculik tersebut.
Akhirnya terjadi perlawanan antara masyarakat dengan Kepolisian.Kejadian ini terjadi di dekat Sinakma, Jalan Wamena Habema. Dan kemudian terjadi lemparan batu terhadap Kepolisian. Karena susah dikendalikan, maka aparat keamanan mengeluarkan gas air mata berkali-kali.
Rumah-rumah masyarakat di sekitar lokasi kejadian juga dibakar. Situasi saat itu sulit untuk dikendalikan.
"Tiba-tiba ada yang berteriak dan menyerang anggota sehingga meminta penguatan dari Wamena," tutur Benny.
Tidak berselang lama, datang personel dari TNI dan Brimob, namun massa makin anarkis dengan melakukan pembakaran di sekitar TKP sehingga petugas terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan.
"Massa brutal dengan menyerang warga dengan berbagai senjata tajam dan senjata tradisional serta melempar baru, hingga menyebabkan beberapa di antaranya terluka," jelas Benny.
Pada Jumat (24/2), Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri memastikan telah kembali mengirim satu kompi personel Brimob Polda Papua untuk mempertebal pengamanan di Distrik Wamena.
Dalam kerusuhan itu tercatat ada 12 orang meninggal dunia dan 41 orang mengalami luka-luka, termasuk 18 aparat keamanan, serta 15 bangunan dibakar massa.
"Saya turut berduka cita atas jatuhnya korban yang cukup banyak akibat kerusuhan di Wamena," terang Fakhiri.
Di hari berikutnya, Komandan Kodim 1702/JWY Letkol Cpn Anthenius Murip bersama masyarakat adat memastikan situasi di daerah berjuluk kota dingin itu kembali kondusif.
"Kita bersyukur kondisi yang tadinya mencekam dan masyarakat sudah siap berperang dengan membawa peralatannya, kini tidak terlihat dan kembali normal. Untuk itu mari kita ciptakan kondisi yang lebih baik," ucap Anthenius Murip, Sabtu (25/2).
Dia mengatakan, Kodim 1702/JWY akan membantu memfasilitasi dan membantu berkoordinasi dengan RSUD Wamena terkait ambulans, untuk mengangkut jenazah dari RSUD ke tempat pemakaman.
"Kami juga akan menyiapkan tempat pemakaman sembilan jenazah di TPU Sinakma rencana pemakaman dilaksanakan, dan disaksikan oleh keluarga tokoh masyarakat 3 kabupaten," imbuh Anthenius.
Lebih lanjut, Dandim 1702/JWY mengatakan, akan membantu dan memperhatikan keluarga korban, termasuk membantu perbaikan sarana prasarana yang telah dirusak oleh massa dan membantu proses pemakaman yang siang hari ini akan ada proses pemakaman.
Sementara itu, Yeberis Kogoya selaku perwakilan keluarga korban Lanny Jaya dan juga sebagai anggota DPRD Lanny Jaya mengatakan, dia berterima kasih kepada Kodim karena aktif membantu dan menyelesaikan secara langsung hadir berkomunikasi dengan warga dan keluarga.
"Kami semua juga melihat bahwa bapak Dandim sendiri yang langsung datang kepada kita untuk menenangkan massa," ungkap Yeberis Kogoya.
Pada Senin (27/2), Mathius D Fakhiri menjabarkan proses hukum penanganan peristiwa tersebut. Ada 16 polisi diperiksa terkait kerusuhan tersebut.
"Memang benar 16 anggota polisi yang bertugas saat kerusuhan di kawasan Sinakma, Distrik Wamena, Kamis (23/2) sudah diperiksa Propam Polda Papua," kata Mathius di Wamena.
Dia mengakui tidak menutup kemungkinan polisi yang diperiksa akan bertambah karena penyelidikan masih terus dilakukan.
Selain itu sejumlah warga juga ditangkap karena alasan keamanan. Dalam prosesnya, 13 orang telah dipulangkan.
"Kami tidak ingin penangkapan ke-13 orang dijadikan sekelompok masyarakat sebagai alasan untuk melakukan aksi hingga menimbulkan korban jiwa," bebernya.
Menurutnya, walaupun sudah dilepaskan tidak tertutup kemungkinan mereka akan ditangkap kembali, bila bukti-bukti dirasa mencukupi sehingga dapat diproses kembali kasusnya.
Apabila sudah cukup bukti, papar dia, maka penyidik akan kembali memanggil atau menangkap mereka dan bila tetap tidak diindahkan akan dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).
"Kasus ini akan tetap diselidiki hingga tuntas sehingga ke depan tidak ada lagi kejadian seperti ini," tegasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolda Sumbar Akui 17 Anggota Sabhara Lakukan Pelanggaran, Kematian Pelajar SMP Masih Diselidiki
Baca SelengkapnyaIa mengatakan para pelaku berinisial HH (23), EW (18), GD (20), dan CW (43) ditangkap di sejumlah lokasi.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan dilakukan prajurit Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya yang bertugas di daerah Papua.
Baca SelengkapnyaPolda Papua Barat melakukan penanganan terhadap persoalan tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat ini situasi di Distrik Bomakia kembali aman dan kondusif masyarakat kembali aktivitas seperti biasanya.
Baca SelengkapnyaKorban luka akibat kerusuhan saat iring-iringan prosesi pemakaman mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, mencapai 14 orang.
Baca SelengkapnyaKerusuhan itu terjadi akibat provokasi yang dilakukan sejumlah pihak saat mediasi berlangsung.
Baca SelengkapnyaMencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil
Baca SelengkapnyaSebanyak 16 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan tersebut. Papua Nugini kini menetapkan status darurat nasional selama 14 hari.
Baca SelengkapnyaPrajurit yang diduga terlibat seluruhnya sudah diperiksa dan diproses hukum oleh Pomdam I/Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaPolisi masih terus mencari aktor di balik aksi anarkis Senin (11/09) di depan kantor BP Batam.
Baca SelengkapnyaMenurut Bagus, terhadap ke-13 remaja tersebut itu masih dilakukan pemeriksaan maraton di Polsek Warudoyong.
Baca Selengkapnya