Kubu Jokowi Yakin Hasil Survei Tak Pengaruhi Pilpres 2019
Merdeka.com - Elektabilitas Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, berdasarkan riset beberapa lembaga survei cenderung stagnan. Bahkan menurun, seperti gambaran Indo Barometer dan Litbang Kompas yang merilis hasil surveinya kemarin.
Namun, kata Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf untuk wilayah Jawa Timur, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, kemenangan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 17 April 2019 tidak tergantung hasil survei.
Apalagi hasil survei Litbang Kompas yang melibatkan 2.000 responden di 34 provinsi se-Indonesia. Kata Machfud, jumlah itu belum mencerminkan seluruh pemilih.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Mengapa persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi menurun? Adapun jika melihat trennya, persepsi positif menurun, sebaliknya persepsi negatif meningkat.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
"Rasanya di rata-rata, 2.000 responden dibagi 34 provinsi, itu 58 (responden) untuk satu provinsi," kata Machfud di kantor, Jalan Basuki Rahmat, Jumat (22/3) sore.
Menurut Machfud, jika 58 responden hanya satu provinsi, maka kalau di Jawa Timur yang terdiri dari 38 kabupaten/kota, jumlah respondennya di bawah 2 persen. "(Responden) satu koma, dua enggak nyampek, kira-kira begitu, bisa enggak itu menggambarkan suara Jatim?" cibirnya.
Jadi, lanjutnya, hasil survei belum bisa dijadikan acuan menentukan kemenangan dalam politik elektoral. "Gak ada pengaruhnya! Salah satu daripada survei adalah (Litbang) Kompas," tegasnya lagi.
Seperti diketahui, pada survei Litbang Kompas yang dirilis hari Selasa (19/3) lalu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di angka 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi di kisaran 37,4 persen.
Sementara Indo Barometer yang merilis dua hari berikutnya, elektabilitas Paslon 01 sedikit lebih baik, 50,2 persen. Sedangkan Paslon 02 mendapat 28,9 persen. "Biasa saja! Itu tambah membuat kita semangat untuk memacu mengoptimalkan pemenangan Pak Jokowi," tegasnya.
Jika hasil survei tinggi, katanya tidak ada tantangan, "Tidak tersentak, tidak kaget begitu. Kita dapat hasil survei daripada Kompas, ya kita harus memacu kita," dalihnya.
Selebihnya, Machfud berharap, seluruh partai koalisi ikut bahu-membahu mensukseskan kemenangan Jokowi-Makruf di 17 April mendatang. "Para Caleg juga demikian, para relawan, para tokoh masyarakat, atau apa, ayo kita bergandeng renteng mengoptimalkan, bagaimana mengoptimalkan pemenangan Pak Jokowi," imbaunya.
Terkait Jawa Timur, Machfud menyebut, hasil surveinya masih bagus. Jokowi-Ma'ruf masih leading. Beberapa daerah, seperti Bojonegoro, Lamongan, Gresik dan Madura yang di 2014 lalu memenangkan Prabowo, kini sudah berbalik arah. "Sekarang sudah, insya Allah sudah ke Pak Jokowi," klaim Machfud.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada survei terbaru 23-24 Desember 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai angka 46,7 persen. Angkanya terus naik dari November 2023.
Baca SelengkapnyaPergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaBelum tentu adanya korelasi kepuasan Jokowi dengan elektabilitas Gibran.
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan Lembaga Indikator Politik Indonesia pada 28 Januari sampai 4 Februari 2024.
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca Selengkapnyasurvei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan elektabilitas 53,4 persen.
Baca SelengkapnyaSampel sebanyak 1.217 responden dipilih melalui kombinasi random digital dialling (RDD) (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Baca SelengkapnyaSurvei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaHasil survei Poltracking Indonesia mengungkap 17,6 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya