Mendikbud duga video guru pukul murid terjadi di Pontianak
Merdeka.com - Video pemukulan yang diduga guru terhadap seorang muridnya viral di media sosial. Kejadian itu disebut terjadi di sebuah sekolah di Pangkal Pinang. Dikonfirmasi perihal video itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menduga yang melakukan pemukulan itu bukan guru.
"Yang viral itu dugaan kuat saya bukan guru, tapi dipelintir seolah-olah kejadiannya itu di Pangkal Pinang, itu yang saya menyesal," jelas Muhadjir ditemui di Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta, Senin (6/11).
Muhadjir menduga peristiwa pemukulan itu terjadi di sebuah sekolah di Pontianak. "Pokoknya banyak versilah. Kita kumpulkan semua, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita temukan. Dan kita ingin tahu apa motifnya itu mendistorsi seolah-olah itu kejadiannya di Pangkal Pinang yang sudah clear itu. Dugaan kuat saya pelaku bukan guru," jelasnya.
-
Kapan kejadian pemukulan terjadi? Peristiwa itu terjadi saat pekan Porprov Jawa Timur 2023 di Sidoarjo.
-
Dimana pemukulan itu terjadi? Ajang Porprov Jawa Timur 2023 yang digelar di Sidoarjo Jawa Timur terciderai insiden kekerasan.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Bagaimana orang tua pelaku dan korban menyelesaikan kasus penganiayaan anak SD? “Pihak keluarga pelaku sanggup mengganti rugi biaya pengobatan kepada korban,“ terang Kasat Reskrim Polres Jombang, Selasa (27/6/2023)
-
Apa yang terjadi pada madrasah? Pengadilan India mengeluarkan larangan efektif terhadap sekolah-sekolah madrasah agama Islam di Negara Bagian Uttar Pradesh yang merupakan salah satu negara bagian dengan populasi terpadat di India.
-
Bagaimana cara mengatasi kekerasan anak di sekolah? 'Hal ini harus disikapi secara serius, dengan bergerak serentak akhiri kekerasan pada satuan pendidikan. Upaya keras, masif, terstruktur, aksi nyata, serta terukur dalam pencegahan dan penanganan kekerasan pada satuan pendidikan wajib dilakukan,' kata Aris.
Mendikbud mengatakan peristiwa pemukulan memang terjadi di SMPN 10 Pangkal Pinang. Namun kasus tersebut telah diselesaikan secara internal. Pemukulan itu terjadi pada 11 Oktober lalu dan telah dibuat kesepakatan damai antara kedua pihak.
"Kasus yang ada di SMPN 10 di Pangkal Pinang itu sudah clear itu kejadiannya tanggal 11 Oktober yang lalu dan sudah ada kesepahaman dan saling memaafkan, dan sudah clear baik pihak orangtua, anaknya dan dimediasi oleh pihak kepolisian setempat. Jadi sudah tidak ada masalah," paparnya.
Saat ini lokasi yang ada di video pemukulan itu sedang dilacak pihaknya. "Sampai sekarang masih kita lacak, yang jelas seratus persen bukan yang ada di SMPN 10 Pangkal Pinang. Karena kejadian yang di sana itu di luar sekolah dan tidak seperti yang diviralkan itu. Hanya artinya, karena itu tidak separah itu, maka sudah diambil solusi," jelasnya.
Tim investigasi siber juga telah bergerak menelusuri video itu. Penelusuran dilakukan untuk mengetahui di mana kejadian itu dan siapa yang pertama mengunggah di media sosial.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dikatakan bahwa pihak sekolah yang diperiksa tersebut mulai kepala sekolah, guru, hingga sejumlah murid yang merupakan rekan korban.
Baca SelengkapnyaMulanya, korban ribut dalam majelis lalu diberitahu terduga pelaku. Tetapi tak juga didengar hingga terjadilah peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaVideo berdurasi 34 detik itu, korban menerima pukulan bertubi-tubi dari pelaku
Baca SelengkapnyaSeorang siswa SD viral di media sosial karena berkata kotor dan mencoba memukul gurunya. Namun, belakangan justru sang guru yang meminta maaf.
Baca SelengkapnyaMendapat perlakuan kasar, korban menangis histeris
Baca SelengkapnyaDisdik Sukabumi berkoordinasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengawas terkait permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut disayangkan Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi.
Baca SelengkapnyaPelaku inisial RZ (13), ZS (14), KD (13) dan AI (14).
Baca SelengkapnyaPihak sekolah dan Dinas Pendidikan Muara Enim mestinya memberikan skorsing
Baca SelengkapnyaKepala SMP Negeri 15 Medan, Tiurmaida membantah tudingan intimidasi yang diadukan oleh delapan guru tersebut.
Baca SelengkapnyaDua guru di NTT dipolisikan karena kasus penganiayaan anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaVideo aksi bullying ini sempat viral di media sosial.
Baca Selengkapnya