Mengenal Lebih Dekat Kura-Kura Leher Ular, Tak Banyak Orang yang Tahu
Awalnya kura-kura Rote leher ular dianggap satu spesies dengan kura-kura di Papua.
Sebanyak 33 ekor kura-kura leher ular Rote (Chelodina mccordi) dipulangkan (Repatriasi) dari Kebun Binatang di Singapura ke Kupang.
Mengenal Lebih Dekat Kura-Kura Leher Ular, Tak Banyak Orang yang Tahu
Singapura melakukan repatriasi atau pemulangan pada 30 ekor kura-kura ke Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Selasa (8/8).
Puluhan ekor satwa langka itu dijadwalkan tiba di Bandara El Tari Kupang pukul 13.00 Wita menggunakan maskapai Garuda, dengan nomor penerbangan GA448.
BBKSD NTT menyebut repatriasi ini dilakukan berkat kerja sama BBKSDA NTT dan Wildlife Conservation Society dari Brongzu Amerika Serikat melalui Singapura dan akan tiba di Kupang.
"Ini tahap kedua, tahap pertama telah dilakukan tahun 2021 lalu sebanyak 12 ekor. Tidak saja dikirim dari Amerika Serikat tapi dari Austria. Ini kabar gembira karena bertepatan dengan momen HUT RI Ke 78."
Kepala BBKSDA NTT, Arief Mahmud.
@merdeka.com
Menurut Arief Mahmud, selain Wildlife Conservation Society, repatriasi ini terlaksana juga karena dukungan Pemerintah Provinsi NTT, Pemkab Rote Ndao bersama masyarakatnya. Selain itu, Maskapai Garuda, serta TNI Angkatan Udara dan Instalasi Karantina Hewan BBKSDA NTT. "Dengan ditetapkannya Pulau Rote menjadi kawasan ekosistem esensial, ini menjadi wujud dukungan luar biasa Pemerintah Provinsi NTT untuk melindungi kura-kura Rote leher ular ini," ungkapnya.
Kura-kura Rote leher ular ada di beberapa negara di dunia karena sebelumnya ada izin perdagangan satwa liar.
Awalnya kura-kura Rote leher ular dianggap satu spesies dengan kura-kura di Papua.
"Namun tahun 1994 kura-kura Rote leher ular ditetapkan sebagai satu spesies tersendiri yang berbeda jauh dari jenis kura-kura di Papua. Hal ini dilakukan karena perdangangan kura-kura Rote leher ular semakin intensif dan bebas diperjual belikan," kata Kepala BBKSDA NTT.