Mengenal Sosok Panji Gumilang, Kisah Masa Kecil hingga Jadi Pimpinan Ponpes Al-Zaytun
Merdeka.com - Sosok Pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang selama ini ternyata tidak hanya dikenal di Indramayu, Jawa Barat saja. Pria yang lagi hangat dibicarakan ternyata sudah cukup familiar di Gresik, Jawa Timur.
Bagaimana tidak, asal usul pemimpin Ponpes Al Zaytun ini ternyata ada di Dusun Siraman, Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur.
Panji Gumilang merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Dulu, dia tinggal di rumah berukuran 10×50 meter. Rumah itu terlihat sederhana. Masih didominasi kayu tua persis seperti bangunan saat awal berdiri.
-
Bagaimana Rumah Adat Panjalin dibangun? Merujuk laman Napak Jagat Pasundan, rumah adat Panjalin sendiri konon dibangun hanya dengan satu batang pohon Jati.Pengerjaannya juga unik, karena pohon jati tersebut tidak ditebang dan akarnya masih berada di bawah bangunan rumah adat Panjalin.
-
Dimana Rumah Adat Panjalin dibangun? Untuk tempat dakwah Mengutip laman direktoripariwisata.id, rumah adat ini awalnya dibangun oleh keturunan Kerajaan Talaga Manggung bernama Raden Sanata di tahun 1700-an.Ia sebelumnya berguru di Pondok Pesantren Pager Gunung, yang tidak jauh dari Kampung Panjalin, Desa Panjalin, Kecamatan Cikalong Wetan.
-
Apa rumah masa kecil Tan Malaka? Berbentuk Rumah Gadang Mengutip dari beberapa sumber, rumah masa kecil Tan Malaka ini berdiri gagah jauh dari permukiman warga di Limapuluh Kota tersebut berbentuk Rumah Gadang atau rumah tradisional masyarakat Minangkabau.
-
Siapa yang membangun Rumah Adat Panjalin? Untuk tempat dakwah Mengutip laman direktoripariwisata.id, rumah adat ini awalnya dibangun oleh keturunan Kerajaan Talaga Manggung bernama Raden Sanata di tahun 1700-an.
-
Siapa pemilik awal rumah ini? Awalnya, rumah ini merupakan milik keturunan Han Kikko, mantan Kapitein derChineezen Pasuruan pada tahun 1771-1794.
-
Siapa yang tinggal di rumah panjang? Salah seorang penghuni rumah panjang mengatakan, ada 28 kepala keluarga yang menghuni rumah itu.
Pada dindingnya masih tertempel banyak foto Panji Gumilang bersama para tokoh. Foto-foto itu terpajang di ruang tamu. Terlihat, salah satu foto menunjukkan Panji Gumilang bersama dengan mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao.
Nama Panji Gumilang sendiri bukan nama sejak lahir. Nama tersebut disematkan setelah Panji setelah mempersunting perempuan idamannya asal Banten, Jawa Barat.
“Nama aslinya Abdus Salam. Nama Panji Gumilang dari Kiai Banten setelah nikah dengan orang Banten. Sama seperti adiknya saudara ketiga Yusuf Datok Agung Sidayu. Nama Datok Agung Sidayu juga berasal dari Thailand,” kata Munawwir (66), warga Dusun Siraman, Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun.
Dia menjelaskan, Panji Gumilang sejak kecil bersekolah di desa setempat. Ia pun diketahui bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) Dukun yang sekarang menjadi SDN Kalirejo. Panji, kemudian disebutnya melanjutkan pendidikan agama di Pondok Maskumambang dan Ihyaul Ulum.
“Kalau pagi sekolah formal di Maskumambang, siangnya diniyah di Ihyaul Ulum,” ucapnya.
Tak berhenti disitu, Panji Gumilang melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di Pondok Gontor. Di sana, Panji sering menjadi Imam Masjid saat pulang dari pondok. Bahkan menjadi khotib saat jumatan. Serta mengajar ngaji Alquran di dusun ini.
“Saya termasuk muridnya. Sistem mengajarnya sangat menyenangkan. Tidak pernah menampakkan organisasi. Menerangkan agama tidak pernah menampakkan kelompok. Netral orangnya,” beber Munawwir.
Panji Gumilang pun melanjutkan jenjang pendidikan kuliah di Jakarta. Menurutnya, berdasarkan penuturan Panji saat pulang ke rumah kelahirannya, dia tidak pernah izin orang tua untuk pergi ke Jakarta. Namun setelah berada di sana, Panji menjadi seorang pendidik yang sukses hingga membangun pondok Al-Zaytun.
“Panji punya empat saudara, Panji anak kedua. Pertama Muhlisa, ketiga Yusuf Datok Agung Sidayu, ada di Jakarta menjadi kontraktor. Keempat, Abdul Wahib Rosyidi mantan Kades dua periode,” imbuh dia.
Munawwir menuturkan, Panji Gumilang saat itu memutuskan untuk mendirikan ponpes Al-Zaytun di Indramayu pada tahun 1992. Sebab di sekitar Desa Sembung Anyar sudah banyak pondok pesantren, bahkan ponpes besar.
“Sekitar tahun 1992 mendirikan pondok di Indramayu. Setahu saya Panji punya kepedulian di dunia pendidikan. Tidak pernah ajak yang aneh dan tidak pernah mempromosikan gerakannya. Warga pun tidak ada rasa curiga,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RT 2 RW 1 Dusun Siraman, Mahsun (60) menyebut, ayah Panji Gumilang bernama H Imam Rosyidi. Ia dulunya merupakan seorang kepala desa (Kades) yang tidak ada bandingannya.
“Ketuanya kades ya itu. Besar tinggi gagah, elegan. Termasuk awal mula listrik, dan pengairan (terjadi) pada masa ayah Panji,” ujarnya.
Kemudian kakeknya, H Abdur Rahman juga orang kaya se-Kecamatan Dukun. Memiliki tanah yang sangat luas. Hingga salah satu tanahnya dibangun masjid dan diberi nama Baitur Rahman.
“Kalau pulang ke Dukun, tidak pernah ajak istrinya. Namun bersama rombongan jemaah dan pengawalnya. Anaknya pernah nyaleg DPR RI partai PPP Dapil Lamongan - Gresik. Cuma tidak dapat suara tidak kenal. Kurang terkenal,” paparnya.
Sementara itu, adik Panji Gumilang, Abdul Wahib menyatakan pemberitaan ajaran menyimpang di Pondok Pesantren Al-Zaytun disebutnya adalah fitnah. Orang-orang bisa melihat pribadi Panji Gumilang, tidak seperti yang ramai dibicarakan selama ini.
"Banyak fitnah. Banyak video yang dipotong-potong diberitakan tidak benar, disampaikan tidak benar. Dia sejak kecil seorang pendidik. Pejuang di dunia pendidikan," kata dia.
Bahkan setiap Idulfitri atau punya hajatan keluarga, Panji Gumilang menyempatkan diri untuk pulang. Panji Gumilang selalu pulang meski hanya sebentar satu sampai dua hari saja.
Ketika Iduladha pun disebutnya selalu menyumbang sapi. Tahun ini, diakuinya, sudah ada dua sapi yang dikirim beserta beras dan minyak goreng untuk dibagikan ke masyarakat sekitar. Meliputi Dusun Siraman, Gopaan, dan Karanganyar.
"Iduladha nanti dibagikan kepada masyarakat sekitar, termasuk dengan daging kurban," ujarnya.
Abdul Wahib menjelaskan, di lingkungan tempat tinggalnya kental dengan lingkungan pondok pesantren. Bahkan setelah mengenyam pendidikan di sekolah rakyat, Panji Gumilang pernah masuk pondok pesantren Maskumambang, lalu ke pondok pesantren Gontor. Kemudian melanjutkan pendidikan di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekarang menjadi UIN Syarif Hidayatullah. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kediaman salah satu tokoh revolusioner Indonesia yang tersohor ini sebagai salah satu saksi bisu ketika masa hidupnya.
Baca SelengkapnyaPernah menjabat sebagai sosok yang berpengaruh di Kabinet Jokowi beberapa tahun silam, siapa sangka jika pria satu ini memiliki kisah sederhana semasa kecil.
Baca SelengkapnyaRumah Limas, tempat tinggal tradisional milik masyarakat Sumatra Barat yang penuh dengan nilai-nilai filosofis.
Baca SelengkapnyaSimak sudut rumah masa kecil Kiky Saputri yang sederhana banget!
Baca SelengkapnyaRumah sederhana itu milik Wiroredjo dan Sani, yang tak lain merupakan kakek dan nenek Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaWalaupun sempat direnovasi pada tahun 2007, namun bentuk bangunannya tetap asli seperti awal dibangun.
Baca SelengkapnyaRumah masa kecil Ganjar terlihat menyimpan sejumlah foto masa lalu
Baca SelengkapnyaSetelah tak lagi syuting di Lapor Pak, berikut rumah kediaman Gilang Gombloh yang tampak nyaman
Baca SelengkapnyaBasrizal Koto dikenal sebagai sosok pengusaha besar di Sumatera.
Baca SelengkapnyaRumah adat dari Provinsi Sumsel ini berdiri di atas air tepatnya di pinggiran Sungai Musi, Sungai Ogan, dan Sungai Komering.
Baca SelengkapnyaSimak penampakan rumah jadul Ryamizard Ryacudu dengan foto masa mudanya. Ternyata sudah ganteng dari muda.
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca Selengkapnya