Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Miris, 7.000 Bayi Meninggal Setiap Tahunnya Karena Kekurangan Dokter Spesialis

Miris, 7.000 Bayi Meninggal Setiap Tahunnya Karena Kekurangan Dokter Spesialis Ilustrasi bayi. ©2015 Pixabay

Merdeka.com - Sebanyak 7.000 bayi meninggal dunia tiap tahunnya karena penyakit jantung bawaan. Kondisi tersebut tidak bisa tertangani karena Indonesia masih minim dokter spesialis dengan kemampuan yang memadai.

"Bayi yang lahir di Indonesia itu ada sekitar 4,8 juta setahun. Saya dengar dari para dokter anak, kalau satu per 100 dari anak yang lahir, itu punya jantung bawaan. Jadi kalau 4,8 juta bagi 100, ada 48 ribu setiap tahun anak Indonesia punya jantung bawaan," kata Menkes dalam Konferensi Pers Kinerja 2022 dan Program Kerja 2023 Kemenkes yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (5/1). Demikian dikutip dari Antara.

Budi menuturkan, jumlah bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan jauh lebih banyak dibandingkan bayi yang meninggal karena terkena gagal ginjal akut. Hal itu disebabkan kurangnya dokter spesialis untuk melakukan operasi jantung.

Orang lain juga bertanya?

Menurut perhitungannya, dari 48 ribu bayi yang lahir dengan jantung bawaan itu setiap tahunnya, 25 persen atau sekitar 12.500 anak justru menderita penyakit jantung bawaan yang kritis.

Mirisnya selain kekurangan dokter spesialis, kemampuan Indonesia untuk melakukan operasi jantung hanya bisa sekitar 5.000 operasi saja. Belum lagi ditambah dengan waktu antrean layanan jantung yang masih panjang.

Akibatnya, 7.000 ribu bayi tidak dapat tertangani dengan baik dan maksimal. Padahal seharusnya sistem layanan kesehatan di Indonesia sudah bisa memberikan layanan terbaiknya, setelah 77 tahun merdeka.

"Bayangkan kapasitas operasi kita cuma 5.000-an, jadi 7.000 bayi wafat setiap tahun, karena kelainan jantung bawaan karena kita tidak punya dokter spesialis yang cukup untuk melakukan operasi jantung padahal kita sudah 77 tahun merdeka, kasihan anak-anak kita," ujarnya.

Budi turut mengakui jika layanan jantung yang sesuai kompetensi belum merata di Indonesia. Sebab hanya ada 40 rumah sakit pemerintah yang mampu melayani Catheterization Laboratory (Cathlab) atau tindakan medis yang dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung dan angiografi untuk menentukan diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah.

Sementara itu, hanya ada 10 rumah sakit yang mampu melakukan bedah jantung secara terbuka. Artinya, kemampuan sistem kesehatan tidak sebanding dengan jumlah pasiennya terutama bagi penderita jantung, stroke dan kanker.

Padahal ketiga penyakit itu menjadi penyumbang kematian tertinggi dalam masyarakat Indonesia. Meski demikian, Budi menyatakan bahwa layanan pembiayaan rumah sakit sudah teratasi dengan adanya pemanfaatan BPJS Kesehatan saat ini.

Budi menyatakan terkait dengan penanganan permasalahan tersebut, Kemenkes akan fokus untuk memastikan peningkatan kemampuan layanan kesehatan meningkat melalui transformasi kesehatan yang ada sebanyak enam pilar, serta memastikan setiap infrastruktur kesehatan menjadi lebih memadai untuk kesehatan masyarakat di masa depan.

"Jadi sesudah kita berhasil membereskan masalah dari sisi demand side, karena sudah dari sisi coverage BPJS. Sekarang kita harus memastikan infrastruktur kesehatannya disiapkan," ucap Budi.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Depan Jokowi, Menkes Sebut 78.000 Bayi di Indonesia Meninggal Dunia Setiap Tahun
Depan Jokowi, Menkes Sebut 78.000 Bayi di Indonesia Meninggal Dunia Setiap Tahun

"Setiap tahun ada 78.000 bayi meninggal dari 4,6 juta yang dilahirkan," kata Budi.

Baca Selengkapnya
FK Unair Tolak Dokter Asing, Menkes Singgung 12.000 Bayi Kelainan Jantung Perlu Dioperasi
FK Unair Tolak Dokter Asing, Menkes Singgung 12.000 Bayi Kelainan Jantung Perlu Dioperasi

Budi mengingatkan, saat ini ada 12.000 bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan dan mendapatkan tindakan cepat lewat operasi.

Baca Selengkapnya
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
Penjelasan RSCM soal Viral Banyak Anak-Anak Datang untuk Cuci Darah
Penjelasan RSCM soal Viral Banyak Anak-Anak Datang untuk Cuci Darah

RSCM merespons banyaknya pasien anak-anak yang cuci darah yang viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Kronologi Pemecatan Dekan FK Unair Usai Tolak Rencana Menkes Datangkan Dokter Asing
Kronologi Pemecatan Dekan FK Unair Usai Tolak Rencana Menkes Datangkan Dokter Asing

Sebelum dipecat, Dekan FK Unair dipanggil oleh Rektorat untuk mengklarifikasi pernyataan menolak program dokter asing di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Ratusan Puskesmas Tak Miliki Dokter
Menkes Ungkap Ratusan Puskesmas Tak Miliki Dokter

6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.

Baca Selengkapnya
Viral Petugas Klinik di Tasik Main HP saat Tangani Ibu & Bayi Prematur Baru Lahir Berujung Meninggal, Ini Kronologinya
Viral Petugas Klinik di Tasik Main HP saat Tangani Ibu & Bayi Prematur Baru Lahir Berujung Meninggal, Ini Kronologinya

Pasien tidak dibersihkan dan penanganan terhadap bayi prematur itu juga tidak maksimal.

Baca Selengkapnya
Viral Anak-Anak Cuci Darah ke RSCM, Kenali Beda Gejala Gagal Ginjal Anak dan Dewasa
Viral Anak-Anak Cuci Darah ke RSCM, Kenali Beda Gejala Gagal Ginjal Anak dan Dewasa

Dokter RSCM menjelaskan perbedaan gangguan ginjal pada anak dan orang dewasa

Baca Selengkapnya
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.

Baca Selengkapnya
Menkes Curhat Jumlah Dokter di Indonesia Jauh dari Ideal: Kita Butuh 280 Ribu, Baru Ada 170 Ribu
Menkes Curhat Jumlah Dokter di Indonesia Jauh dari Ideal: Kita Butuh 280 Ribu, Baru Ada 170 Ribu

Menkes menyebut idealnya per 1.000 penduduk di Indonesia ada satu dokter yang menangani

Baca Selengkapnya
Penjelasan RSAB Harapan Kita Penyebab Bayi Dua Bulan Sempat Kritis hingga Gizi Buruk
Penjelasan RSAB Harapan Kita Penyebab Bayi Dua Bulan Sempat Kritis hingga Gizi Buruk

RSAB Harapan Kita berjanji menangani bayi berinisial LAH secara optimal.

Baca Selengkapnya
Wamenkes: Indonesia Masih Kekurangan 120 Ribu Dokter Umum
Wamenkes: Indonesia Masih Kekurangan 120 Ribu Dokter Umum

Indonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Baca Selengkapnya