Nestapa Nenek Lumpuh, Puluhan Tahun Seorang Diri Berjuang Hidup di Gudang Rongsokan
Merdeka.com - Rusmiati alias Mbah Nami harusnya bisa menjalani usia senjanya dengan bahagia. Tapi apa daya, keinginan dan kenyataan tak selalu jalan beriringan.
Di usianya yang sudah renta, Mbah Nami hanya bisa pasrah melalui hari-harinya di sebuah gudang rongsokan di Kelurahan Karangrejo. Sudah 10 tahun terakhir nenek usia 85 tahun itu menetap di sana. Namanya saja gudang. Sudah pasti tak layak dihuni manusia.
"Gudangnya agak bau dan ventilasinya buruk karena untuk tempat barang rongsokan. Kalau malam, nyamuknya luar biasa banyaknya," ujar Muhammad Syafii, Lurah Karangrejo, saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (22/12).
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Kenapa rumah tua itu terbengkalai? Kini rumah tua itu tak ada yang menempati dan terbengkalai.
-
Di mana lansia tersebut tinggal? Wanita tersebut tinggal di daerah El Sereno, Los Angeles, dan mengaku suara tersebut terdengar dari bawah rumahnya selama beberapa minggu terakhir.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Apa yang disesali kakek berusia 99 tahun? Pada tahun 2018, Tan menikah lagi dan menyesali keputusannya. Dia dilaporkan menggugat mantan rekannya berkali-kali pada tahun 2019 dan 2021, menyangkal mengetahui pengalihan propertinya ke nama Gu, dan menuntut pembatalan kontrak mereka.
Mbah Nami sebenarnya punya lima anak. Tetapi yang masih hidup tinggal satu orang. Meski masih memiliki anak tempat bersandar, Mbah Nami ogah hidup berpangku tangan. Dia memilih hidup sendiri di gudang reyot itu. Padahal secara fisik, dia sangat butuh bantuan orang lain karena sudah lumpuh.
"Gudang rongsokan tempat tinggal Mbah Nami sebenarnya tidak jauh dari rumah anaknya, namun Mbah Nami menolak untuk tinggal bersama anaknya," lanjut Syafii.
Sungkan Serumah dengan Anak dan Mantu
Diduga, alasan Mbah Nami enggan tinggal serumah dengan anaknya karena sungkan dengan menantu. Dia tak tega menambah beban anaknya yang juga hidup pas-pasan sebagai pemulung sampah.
"Alasannya sih begitu (sungkan)," katanya.
Tetapi pengurus desa setempat tak tega melihat penderitaan Mbah Nami di sisa-sisa hidupnya. Pihak RT melapor ke kelurahan agar bisa memediasi Mbah Nami dan anaknya agar tinggal seatap
"Akhirnya bersedia untuk dipindah ke rumah anaknya,” tutur Syafii.
Pihak Kelurahan menilai, Mbah Nami harus segera dipindah ke rumah yang lebih layak huni. Sebab, gudang rongsokan tempat tinggal mbah Nami dinilai sangat tidak layak dihuni manusia.
"Kondisinya itu seperti setengah terlantar," tutur Syafii.
Mbah Nami pun akhirnya bersedia dipindah ke rumah anak dan menantunya itu. Pihak kelurahan juga akan mendatangkan tenaga medis untuk membantu memeriksakan kondisi kesehatan Mbah Nami yang sudah renta.
"Tadi suasana cukup haru, dari para tetangga. Karena selama ini mereka kasihan kepada Mbah Nami. Besok kita akan datangkan dokter dari puskesmas untuk memeriksanya," pungkas Syafii.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaKakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaKisah pilu seorang lansia bernama Guritno (70) ditemui di kawasan Kabupaten Bandung.
Baca SelengkapnyaWalau usianya telah renta, namun Mbah Soiman masih bekerja keras di ladang
Baca SelengkapnyaWalau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, rumahnya terbakar. Sehingga dibangunlah gubuk reyot yang kundisinya sangat tidak layak itu.
Baca SelengkapnyaKini tak lagi didampingi suami, wanita itu tinggal di gubuk sederhana sekaligus hidup menggunakan uang tabungan senilai puluhan juta.
Baca SelengkapnyaWalaupun keluarganya sudah membujuknya untuk tinggal bersama mereka, namun Mbah Subeno tetap memilih tinggal menyendiri di sana.
Baca SelengkapnyaTinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaTangisnya pecah saat Bupati Kediri datang ke rumahnya
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang kakek yang tinggal di pos kamling dan diberikan bantuan oleh polisi.
Baca Selengkapnya