Paus Fransiskus Akan Tandatangani Deklarasi Bersama Imam Masjid Istiqlal, Ini Isinya
Penandatanganan kesepakatan itu dilakukan di sela-sela agenda lawatan Paus Fransiskus ke terowongan silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral pada Kamis (5/9).
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar memberikan penjelasan terkait kesepakatan yang akan ditandatangani dengan Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Sri Paus Fransiskus pada Kamis (5/9). Deklarasi itu berkaitan dengan kemanusiaan.
Penandatanganan deklarasi akan dilakukan di sela-sela dialog lintas iman dengan para tokoh lintas agama di Indonesia.
"Ada penandatanganan antara imam besar dan Paus tentang apa yang menjadi concern kita sekarang ini. Ya, misalnya terjadinya masalah-masalah kemanusiaan di beberapa tempat. Saya kira ini adalah waktu yang sangat bagus untuk menyampaikan sesuatu yang sangat penting," kata Nasaruddin di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (4/9).
Nasaruddin menjelaskan kesepakatan tersebut diharapkan memberi dampak positif untuk dunia, terutama dalam mendorong perdamaian.
Menurut dia, Paus memiliki kekhawatiran yang sama soal kemanusiaan. Dia juga menilai Paus adalah sosok unik yang memihak pada kelompok-kelompok tertindas, termarjinal dan fakir miskin.
Selain soal kemanusiaan, imam besar mengatakan kesepakatan juga menyangkut pentingnya menggunakan bahasa agama dalam rangka merawat dan memelihara lingkungan hidup.
"Karena tanpa lingkungan yang sehat tidak mungkin ada dunia kemanusiaan yang sehat juga," kata Nasaruddin seperti dilansir Antara.
Penandatanganan kesepakatan itu dilakukan Paus Fransiskus bersama Imam Besar Masjid Istiqlal dan disaksikan para tokoh lintas agama, berlangsung di sela-sela agenda lawatannya ke terowongan silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral pada Kamis (5/9).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, judul kesepakatan atau deklarasi yang akan ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal adalah "Deklarasi Bersama Istiqlal 2024: Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan."
Poin deklarasi tersebut menggarisbawahi dua hal, yakni isu dehumanisasi dan isu lingkungan.