Pemuka Agama Turun Tangan Edukasi Masyarakat Terkait Pengelolaan Sampah
Merdeka.com - Dalam rangka mendukung upaya pemerintah menekan kebocoran sampah plastik, sejumlah tokoh agama berdialog bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia pentingnya mengelola sampah untuk keberlanjutan lingkungan.
Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dan United Nation Development Program (UNDP) Indonesia bekerja sama dengan Danone-AQUA melalui Gerakan Sedekah dan Kolekte Sampah Indonesia (GRADASI) menginisiasi dialog bertema 'Sinergi dan Kemitraan Mewujudkan Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan'.
Tokoh lintas agama menyampaikan pentingnya kolaborasi antarumat untuk mengelola sampah guna mengurangi tumpukan sampah plastik dan sisa makanan agar tercipta lingkungan yang bersih.
-
Mengapa Wali Kota Tarakan menekankan pengelolaan sampah? Dalam arahannya, Wali Kota menyampaikan beberapa poin penting terkait pengelolaan sampah demi kenyamanan dan keindahan kota Tarakan melalui program TPS3R.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Siapa yang bertanggung jawab memakmurkan masjid? Memakmurkan masjid bukanlah tugas yang ringan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama yang memerlukan komitmen, usaha, dan kreativitas dari seluruh jamaah.
-
Siapa yang bertanggung jawab menjaga lingkungan? Semua lapisan masyarakat, mulai dari individu, keluarga, hingga lembaga pemerintah dan bisnis, memiliki peran penting dalam mendukung kelestarian lingkungan.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menuturkan, tokoh-tokoh agama harus dilibatkan dalam setiap program-program kemasyarakatan seperti program Gradasi.
"Tokoh agama jangan hanya dilibatkan untuk mengatasi akibat, tetapi libatkan juga pada sebab. Kami akan berpartisipasi aktif dan mendukung sepenuhnya program-program kemasyarakatan termasuk dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini," kata Nasaruddin di Jakarta, Kamis (13/4). seperti dilansir dari Antara.
Nasaruddin mengatakan, dalam Islam diperintahkan untuk mengurangi sampah dari sumbernya, tidak membuang-buang makanan karena akan mubadzir, dan senantiasa menjaga lingkungan yang sehat.
Sementara itu, Rosa Vivien Ratnawati Direktur Jenderal PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyambut hangat program ini, dalam mendukung berbagai upaya pemerintah melakukan edukasi pada masyarakat terkait pengelolaan sampah.
"Upaya penanggulangan sampah perlu didukung upaya-upaya yang konsisten, kami mengajak semua pihak, swasta serta pemuka agama untuk mengambil bagian dalam proses edukasi pengelolaan sampah di tengah masyarakat. Mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang religius, keterlibatan tokoh agama dan rumah ibadah berbagai agama di Indonesia dalam GRADASI dapat membangun kesadaran lebih bagi masyarakat," kata Rosa.
Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary Danone Indonesia mengatakan keterlibatan pihaknya di GRADASI merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan untuk menanggulangi permasalahan sampah plastik di Indonesia melalui pembangunan ekosistem sirkular.
"Kami sebagai sektor swasta yang pertama dan satu-satunya yang resmi bergabung dalam program GRADASI, berharap kolaborasi lintas sektor ini dapat mengedukasi lebih banyak masyarakat untuk mengubah perilaku serta meningkatkan keterlibatan dalam mengurangi, mengelola, dan memilah sampah," jelas dia.
GRADASI merupakan upaya edukasi kepada rumah ibadah dalam mengelola sampah. Program ini membantu para pengurus rumah ibadah mengumpulkan sampah plastik masyarakat serta memudahkan akses ke bank sampah yang dekat dengan rumah ibadah tersebut.
Semua sampah yang berhasil dikumpulkan, diambil dan dikelola oleh mitra-mitra yang ada di berbagai daerah untuk kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun barang lain yang bernilai guna.
Sampai dengan 2022, pemerintah sudah berhasil mengurangi 35,36 persen kebocoran sampah plastik ke laut, namun demikian pemerintah memiliki target untuk dapat mengurangi kebocoran sampah plastik di laut sebesar 70 persen pada tahun 2025.
Sejak April 2021, GRADASI telah berhasil mengumpulkan sekitar 90 ton sampah dengan melibatkan 100 masjid, 35 gereja, 92 sekolah dan 98 pesantren di wilayah Jawa, Gorontalo, Tapanuli, Lombok dan Labuan Bajo. Pada 2022, GRADASI telah berhasil mengumpulkan 123 ton sampah dengan melibatkan lebih dari 130 masjid. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Haedar mengingatkan, sampah jadi ancaman kehidupan yang merusak ekosistem.
Baca SelengkapnyaPenandatanganan kesepakatan itu dilakukan di sela-sela agenda lawatan Paus Fransiskus ke terowongan silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral pada Kamis (5/9).
Baca SelengkapnyaSelain penguasaan literasi yang baik, seorang ulama juga harus memiliki akhlak dan karakter yang santun, tenang, dan tidak mudah menghasut.
Baca SelengkapnyaPerlu adanya upaya penyuluhan kepada para pengurus terkait hal tersebut.
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaZiarah ini adalah bentuk penghormatan kepada para alim ulama yang telah berjasa menyebarkan agama islam di Desa Jaboi, Kota Sabang, Aceh.
Baca SelengkapnyaHaedar Nashir mengatakan calon presiden dan calon wakil presiden harus mempunyai komitmen politik dalam menjaga, menyelamatkan lingkungan, dan sumber daya alam.
Baca SelengkapnyaPasalnya, peran masjid sangat vital sebagai pembuktian Muslim yang taat.
Baca SelengkapnyaMenjaga lingkungan sebagai sebuah pondasi dalam beragama dengan baik.
Baca SelengkapnyaGus Yahya mengingatkan potensi konflik yang kerap muncul di tengah masyarakat dalam pelbgai sebab.
Baca SelengkapnyaMemperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaBegini kisah dosen Unisba rela urus sampah di kampus
Baca Selengkapnya