Peneliti Kembangkan Benih Bunga Gemitir Asli Bali, Impor Rp30 M per Tahun dari Thailand Bakal Dihentikan
Impor benih bunga gemitir senilai Rp30 miliar setahun dari Thailand ke Bali segera dihentikan setelah peneliti mengembangkan benih Bunga Gemitir Bali Sudamala.
Impor benih bunga gemitir dengan nilai Rp30 miliar per tahun dari Thailand ke Bali segera dihentikan. Langkah ini dilakukan setelah peneliti lokal berhasil mengembangkan benih Bunga Gemitir Bali Sudamala.
Peneliti Kembangkan Benih Bunga Gemitir Asli Bali, Impor Rp30 M per Tahun dari Thailand Bakal Dihentikan
Keberhasilan ini diungkap Gubernur Bali Wayan Koster. Dia memaparkan, uji coba penanaman hingga panen bunga gemitir asli Bali yang merupakan hasil riset sejak 2019 itu berhasil dilakukan.
"Dari benih yang saya dorong, diriset pada tahun 2019 yang lalu. Mengapa, saya mendorong penelitian untuk mengembangkan ini, karena saya perlu menyampaikan penggunaan bunga gemitir di Bali itu tinggi sekali."
Gubernur Wayan Koster saat sidang Paripurna ke-31 di Kantor DPRD Bali, Kamis (20/7).
"Setiap tahun, bunga gemitir memerlukan benih dari asosiasi penyemai di Bali, ada 15 penyemai bunga gemitir di Bali, itu dibutuhkan kira-kira 200 sampai 300 kilogram benih. Nilainya, sekitar Rp30 miliar per tahun, dan ternyata benih ini diimpor dari Thailand," imbuhnya.
Ia juga menyebutkan bahwa tanaman bunga gemitir dengan benih dari Thailand langsung mati setelah sekali panen. Dan petani harus kembali membeli benih impor itu.
"Jadi saya kira ini politik ekonomi, membuat ketergantungan kepada benih. Ini tidak sehat bagi kita," jelasnya.
Koster memanggil peneliti dari Universitas Udayana bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengembangkan benih baru bunga gemitir Bali. Benih itu diuji coba atau ditanam di Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, dan berhasil.
Perdagangan bunga gemitir di Pulau Dewata mencapai Rp200 miliar per tahun. Bunga itu dimanfaatkan untuk keperluan upacara keagamaan di Bali, taman, pertanian, dan lainnya. "Kalau ini kita biarkan terus, kita selamanya akan bergantung kepada benih dari luar dan yang akan menikmati nilai ekonominya bukan kita. Karena itulah saya menugaskan peneliti dan berhasil," ujarnya. Ia juga menyebutkan bahwa bunga gemitir Bali memiliki lima jenis warna yaitu merah, putih, emas, kuning, dan oranye. Khusus warna emas dan oranye juga memiliki dua varian dengan perbedaan pada kelopaknya, sehingga ada total ada 7 jenis."Kelopaknya beda-beda, yang oranye ada dua jenis, yang emas ada dua jenis, yang kuning ada satu jenis, yang putih dan merah ada satu jenis. Jadi total ada tujuh jenis benih gemitir Bali Sudamala. Ini yang harus menjadi perhatian, jangan hal-hal begini ternyata kita impor dari luar," ujarnya.
"Sekarang sudah berhasil dikembangkan di Baturiti. Kemarin saya beli saya bagikan gratis kepada para petani," lanjutnya.
Gubernur Koster menyatakan bahwa penanaman benih bunga gemitir asli Bali ke depannya akan diperluas ke seluruh Pulau Dewata. Dia sudah meminta Kepala Dinas Pertanian untuk melakukannya.
Ia juga menerangkan bahwa untuk penamaan bunga gemitir asli Bali diberi nama Sudamala yang inspirasinya dari tim budaya adat dan agama di Pulau Dewata. "Bayangkan Rp30 miliar per tahun, itu baru dari asosiasi, belum yang langsung (pembelian) melalui orang per orang mungkin itu bisa lebih besar lagi nilai impor yang dipakai di Bali ini. Perdagangannya per tahun mencapai Rp200 miliar gemitir ini melalui asosiasi, dan (belum) perdagangan secara langsung," ujarnya. Gubernur Koster menyatakan untuk rencana menyetop impor benih bunga gemitir dari Thailand sekitar tiga tahun lagi. Alasannya, saat ini masih tahapan uji coba. Setelah penanaman bunga gemitir masif di Bali atau diperkirakan sekitar tiga tahun lagi impor benih dari Thailand akan dihentikan."Ini masih tahapan uji coba, saya kira satu tahun lagi sudah masif, atau tiga tahun kita stop (impor benih dari Thailand)," ujarnya.
Selain itu, Koster juga meminta peneliti untuk buat benih varian salak yang kulitnya tanpa duri. "Saya, meminta supaya dibuat varian salak. Sekarang salak itu kulitnya berduri. Itu mengganggu dan kurang nyaman orang untuk makan salak," ucapnya.