Bisnis Benih Holtikultura Punya Prospek Menjanjikan, Ini Penjelasan Guru Besar UGM
"Satu kilo benih saja bisa dijual hingga ratusan ribu rupiah,"
"Satu kilo benih saja bisa dijual hingga ratusan ribu rupiah,"
Bisnis Benih Holtikultura Punya Prospek Menjanjikan, Ini Penjelasan Guru Besar UGM
Selama ini masih sedikit orang yang menjalani bidang pertanian sebagai bisnis. Padahal apabila ditekuni dengan baik, bisnis ini bisa mendatangkan cuan berlimpah.
Hal inilah yang diungkap Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, Profesor Aziz Purwanto.
Dia mengungkapkan bisnis benih holtikultura punya prospek menjanjikan untuk terus dikembangkan jadi peluang usaha pada sektor pertanian.
-
Apa itu budi daya tanaman? Budi daya tanaman adalah suatu atau beberapa teknik dalam usaha pembibitan atau mengembangkan suatu jenis tanaman dengan cara-cara tertentu.
-
Apa potensi utama pertanian di Desa Bumiharjo? Salah satu potensi besar Desa Bumiharjo adalah sektor pertanian.
-
Apa komoditi perkebunan yang dibudidayakan? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
-
Apa yang dihasilkan dari lahan pertanian produktif? Kelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa mampu mendapatkan tambahan penghasilan setelah berhasil mengubah tempat penampungan sampah menjadi lahan pertanian produktif.
-
Kenapa Jawa Timur jadi andalan sektor pertanian? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung. Enam daerah ini menjadi andalan sektor pertanian Jawa Timur.
-
Apa manfaat bioteknologi untuk pertanian? Meningkatkan hasil produksi dalam bidang pertanian, perkebunan, serta perikanan khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan pangan.
“Di bidang pertanian, industri perbenihan ini yang paling menopang. Satu kilo benih saja bisa dijual hingga ratusan ribu rupiah,” kata Aziz dikutip dari ANTARA pada Sabtu (23/9).
Menurut Aziz, industri benih holtikultura di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Apalagi semakin banyak varietas baru untuk tanaman sayuran dan buah-buahan yang dilirik ke publik.
"Selama 13 tahun saya menjadi anggota penilai, lebih dari seratus produsen benih yang tumbuh dan telah merilis 400 hingga 500 varietas baru untuk tanaman hortikultura dan sekitar 60-70 persen lebih banyak sayuran,"
ujar Aziz yang juga anggota Tim Penilai dan Pendaftaran Varietas Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.
Menurut Aziz, sebagian besar produsen penghasil benih ini didominasi pelaku usaha UMKM. Kebanyakan pemiliknya adalah orang yang telah lama berkecimpung di perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian.
"Mereka mau berkecimpung dalam bidang pertanian karena industri benih ini tidak membutuhkan modal besar. Mereka umumnya jebolan dari perusahaan, paling tidak tahu soal pemasarannya," kata dia.
Varietas baru yang dirilis oleh produsen benih rata-rata didominasi jenis tanaman sayuran, seperti cabai, terong, bawang merah, serta melon dan semangka untuk tanaman buah.
Aziz mengatakan, untuk melepas jenis varietas baru, tanaman hortikultura memerlukan waktu pemuliaan tanaman sekitar tiga sampai empat tahun.
"Kadang dua tahun saja bisa karena sayuran itu sekitar tiga sampai empat bulan sudah panen. Umumnya varietas baru ini memiliki keunggulan dari sisi produksi lebih tinggi atau lebih tahan terhadap hama," katanya.
Sementara itu Kepala Pusat Inovasi Agroindustri (PIAT) UGM sekaligus pakar pemuliaan tanaman dari Fakultas Pertanian UGM Prof. Taryono mengatakan setiap varietas baru yang dirilis ke publik hendaknya memberi nilai tambah bagi produk pertanian dan memiliki keunggulan dari tanaman sejenis di pasaran.
"Harus ada sesuatu yang berbeda dari sisi keunggulannya agar kita memiliki kekayaan sumber daya genetik," kata dia.