Penganiaya Korban Meninggal akibat Miras Oplosan Diperiksa Polrestabes Makassar
Merdeka.com - Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Makassar memeriksa AD (17) terduga pelaku penganiayaan terhadap Achmad Alif Rian Nizar, salah seorang korban yang meninggal dunia akibat pesta miras oplosan di Jalan Sanrangan, Kecamatan Biringkanaya. Remaja ini diperiksa setelah videonya melakukan penganiayaan itu viral di media sosial dan muncul narasi dia memaksa korban untuk menenggak miras oplosan.
AD baru diperiksa penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar karena dia baru pulih dari kritis. Sebelumnya dia dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya Makassar.
Kasatreskrim Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Besar Ridwan JM Hutagaol mengatakan, AD datang diantar orang tuanya. "Terduga pelaku menganiaya yang viral itu sudah ada di sini diantar sama bapaknya," ujarnya kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Rabu (1/3).
-
Bagaimana video korban tersebar? Setelah handphone selesai diperbaiki, selang beberapa hari sejumlah rekaman video syur milik korban bersama seorang pria beredar di media sosial dan menjadi viral.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang diklaim pelaku dalam video viralnya? Pelaku hanya mengaku-aku kerabat Mayjen TNI Rifky Nawawi,' kata dia.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Ridwan mengungkapkan sosok orang tua AD bukanlah anggota Polri, tetapi hanya seorang Ketua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea. Sebelumnya, viral beredar informasi ayah AD merupakan anggota Polri.
"Ayahnya ini Ketua RT di Kapasa. Bukan (anggota Polri)," bebernya.
Ridwan mengaku pihaknya belum menetapkan tersangka maupun menahan AD dalam kasus dugaan penganiayaan dan pesta miras oplosan. Ia beralasan, pihaknya masih melakukan pendalaman.
"Kita mau ini dulu (dalami) apakah penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal atau apakah miras oplosan itu," kata dia.
Ridwan juga mengungkapkan ada 10 orang yang terlibat pesta miras oplosan, termasuk tiga korban meninggal dunia yakni Rahmat Fajar, Achmad Alif Rian Nizar, dan Reski. Mereka setidaknya tiga kali pesta miras oplosan.
"Ada sepuluh orang dan tiga kali minum (miras oplosan). Pertama di kos-kosan itu, kemudian mereka minum dekat sekolah, terus balik lagi ke kos-kosan. Tiga kali (pesta miras oplosan)," bebernya.
Ridwan juga mengungkapkan hasil interogasi sementara, AD mengaku menganiaya Achmad Alif Rian Nizar karena jengkel tidak mau mengangkat temannya yang sudah mabuk dari kamar mandi. "Hasil interogasi (AD) yang menganiaya ini, karena ada temannya mabuk di kamar mandi, terus disuruh angkat ke ruangan, cuma tidak mau dia (Achmad Alif Rian Nizar), makanya dipukuli," tuturnya.
Dia menambahkan, pihaknya akan mencoba berkoordinasi dengan keluarga korban meninggal untuk dilakukan autopsi. Ridwan menjelaskan dengan autopsi bisa mengetahui apakah kematian tiga orang tersebut akibat miras oplosan atau penganiayaan dilakukan AD.
"Kita akan koordinasi dengan orang tuanya (korban meninggal) untuk autopsi. Karena kita ingin mengetahui apakah penganiayaan itu menyebabkan korban meninggal atau karena miras itu," ucapnya.
Sebelumnya, keluarga korban mempersoalkan dan menduga penganiayaan itu untuk memaksa anaknya menenggak miras oplosan. Ibu (alm) Achmad Alif Rian Nizar, Rahmawati (38) membenarkan sosok yang dianiaya dalam video yang beredar adalah anaknya. Ia menduga penganiayaan tersebut karena anaknya enggan ikut pesta miras oplosan.
"Anak ku dipaksa terus agar minum (miras oplosan). Dia dipukul terus kasihan, walaupun sudah minta ampun," tuturnya.
Rahmawati mengaku video penganiayaan terhadap anaknya yang beredar berasal dari temannya yang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Tadjuddin Chalid Makassar. Rahmawati menyebut, video tersebut diambil secara diam-diam oleh teman anaknya.
"Ini yang video temannya sendiri. Dia video sembunyi-sembunyi," ungkapnya.
Rahmawati menjelaskan kronologi berawal saat anaknya pergi ke kos temannya di Jalan Sanrangan. Saat pulang ke rumah, pelajar tingkat 2 SMK Techno Terapan Makassar itu langsung masuk ke kamarnya.
"Saat dia pulang hari Rabu, dia langsung baring di kamarnya. Saya tidak tahu kalau waktu itu dia mabuk miras oplosan," kata dia.
Keesokan harinya, Achmad Alif merasakan sakit di bagian kepala dan perutnya. Karena kondisinya yang lemah, Achmad Alif tidak masuk sekolah.
"Dia sempat kejang-kejang dan dibawa ke rumah sakit jam 11 malam. Saat itu dia bilang sakit kepala dan perut," sebutnya.
Rahmawati mengaku kondisi anaknya terus menurun hingga keesokan harinya Achmad Alif meninggal dunia. Ia juga mengungkapkan laki-laki yang menganiaya anaknya di dalam video bukan teman sekolahnya.
"Dia orang luar, katanya mahasiswa. Itu yang memukul ada (dirawat) di RSUD Daya Makassar," sebutnya. Rahmawati berharap polisi menahan pelaku penganiaya dan memaksa anaknya untuk minum miras oplosan. Ia bahkan mengaku sakit hati melihat video penganiayaan terhadap anaknya.
"Kalau bisa pelakunya ditangkap dan sakit hatiku di kasih begini anak ku," ucapnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota tim Hotman 911 Thomas mengatakan tim Hotman 911 segera mendalami perkara tersebut setelah orangtua korban meminta bantuan mengawal kasus ini.
Baca SelengkapnyaPemuda berinisial MA diduga meninggal dunia tidak wajar akibat penganiayaan.
Baca SelengkapnyaSantri itu tengah berada di Perpustakaan saat dianiaya seniornya.
Baca SelengkapnyaTindak perundungan hingga menimbulkan kematian terjadi di kalangan Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Sukoharjo.
Baca SelengkapnyaViral Remaja Cekoki Miras ke Anak TK di Tulungagung, Ini Pengakuannya saat Diinterogasi Warga
Baca SelengkapnyaPelaku kesal hanya mendapatkan dua batang rokok saat memalak adik kelasnya termasuk salah satunya korban.
Baca SelengkapnyaTidak ada fakta baru yang terungkap dalam proses rekonstruksi yang digelar secara tertutup.
Baca SelengkapnyaDua santri di Kediri, yang didakwa menganiaya rekannya berinisial BBM (14) hingga tewas menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.
Baca SelengkapnyaJasad remaja tersebut pertama kali diketahui warga yang sedang melintas.
Baca SelengkapnyaPelaku menyerahkan diri ke kantor polisi karena merasa bersalah membunuh sahabatnya.
Baca SelengkapnyaPolri sebelumnya telah menerjunkan tim Propam untuk mengusut dugaan pelanggaran dilakukan polisi saatt menangani kasus tawuran pelajar di Padang tersebut.
Baca SelengkapnyaAFA leluasa masuk rumah keluarga korban karena masih tetangga dekat kemudian diam-diam memasukkan sianida ke gelas kopi.
Baca Selengkapnya