Polisi Tangkap 3 Warga Bawa Jenazah ABK Kapal Berbendera China di Batam
Merdeka.com - Polisi menangkap tiga orang diduga terlibat dalam dugaan praktik penyelundupan mayat dijemput dari kapal ikan berbendera China ke wilayah Batam, Kepulauan Riau.
Direskrimum Polda Kepri Kombes Arie Dharmanto mengatakan, temuan tersebut berdasarkan penelusuran informasi awal bahwa ada pemesanan sewa ambulans untuk merapat ke pelabuhan sekitaran jalur Selat Singapura.
"Untuk menjemput tiga mayat ABK dari Kapal China Fu Yuan Yu 829. Kita lakukan penelusuran dan penyelidikan, memang ada yang melihat tiga ambulans masuk pelabuhan dan kita periksa," tutur Arie saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kamis (13/8).
-
Bagaimana ASDP mengantisipasi antrean kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk? Selain itu, pihak ASDP juga telah melakukan penambahan buffer zone untuk mengantisipasi antrean kendaraan yang hendak menyeberang dan juga telah menyiapkan pengaturan geofencing terkait sistem penjualan tiket.
-
Dimana kapal tersebut ditemukan? Dua bangkai kapal kuno ditemukan di kedalaman sekitar 1.500 meter di Laut China Selatan.
-
Dimana kapal transit? Pukul 14.09, kapal feri tiba di Pelabuhan Tarebung, Pulau Sapudi. Di pulau ini, kapal akan transit selama satu jam.
-
Dimana KAL Sembulungan dioperasikan? Sesuai informasi dari intelijen, KAL Sembulungan ini akan beroperasi di areal yang membutuhkan pengamanan,' ujar Hafidz.
-
Dimana Pelabuhan Karangantu berada? Di lokasi ini perdagangan internasional sudah berlangsung sejak abad ke-17. Inilah potret Pelabuhan Karangantu di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten.
-
Siapa yang datang ke Pelabuhan Karangantu? Saat itu dinasti-dinasti kekaisaran Tiongkok tercatat pernah meramaikan perekonomian Pelabuhan Karangantu, di antaranya Dinasti Tag, Dinasti Sung, Dinasti Yung sampai Dinasti Ming.
Menurut Arie, penyidik kemudian langsung menuju Rumah Sakit (RS) BP Batam dan mendapati kebenaran adanya tiga mayat yang baru dikirim. Polisi menelusuri data seseorang yang mengurus penjemputan mayat tersebut.
"Baru kita amankan tiga orang. Apa peranannya, bagaimana ceritanya mayat ini kok bisa sampai ke darat dan di bawa," jelas dia.
Penyidik menduga ada penyelewengan prosedur yang dilakukan dalam proses pengiriman mayat tersebut. Jasad yang dikirim pun di ambil di tengah laut dari Kapal Fu Yuan Yu 829 menggunakan kapal pancung, baru dibawa menuju pelabuhan.
Sementara itu, tiga orang yang diamankan pun masih memberikan keterangan yang berubah-ubah.
"Mereka dapat nomor handphone yang mereka juga nggak tahu siapa. Begitu diterima, disuruh jemput mayat, teknisnya tapi tidak sebagaimana mestinya dan dilakukan. Dan bahkan yang bersangkutan diduga menerima uang sekian ratus juta," Arie menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiganya ditangkap di perairan sebelah Selatan Pulau Landu, Kecamatan Rote Barat Daya, Minggu (26/5) kemarin.
Baca SelengkapnyaPara imigran Rohingya itu diduga tiba di Perairan Aceh Selatan pada Rabu, 16 Oktober, setelah dilansir dari laut Andaman.
Baca SelengkapnyaPenumpang yang menjadi korban dalam musibah tersebut dipastikan telah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan mengevakuasi tiga mayat yang telah teridentifikasi sebagai pengungsi Rohingya
Baca SelengkapnyaTruk tangki pengangkut bahan bakar minyak menabrak mobil ambulans yang membawa jenazah. Tiga orang tewas di tempat dalam musibah itu.
Baca SelengkapnyaWNA itu berperan sebagai nakhoda kapal dari Bangladesh ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetiga tersangka tersebut yakni berinisial EN, BC dan AG.
Baca SelengkapnyaTiga orang pemuda diamankan polisi setelah mencuri besi keranda ambulans di Jakbar
Baca SelengkapnyaSementara untuk korban luka, lanjut Gatot, terdapat lima orang.
Baca SelengkapnyaBelasan mayat tanpa identitas ditemukan mengapung di perairan laut mulai dari Aceh Jaya, Aceh Barat hingga Sabang
Baca SelengkapnyaPolres Langsa, Aceh menetapkan tiga warga Bangladesh sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan pengungsi Rohingya.
Baca Selengkapnya