Polisi Ungkap Hasil Tes Psikologis Forensik Pegi Setiawan: Memiliki Kecenderungan Sikap Berbohong & Manipulatif
Polisi menyebut selama pemeriksaan Pegi Setiawan kerap menggaruk kepala, cenderung menghindari kontak mata dan gelisah.
Polisi menyebut tes psikologi forensik terhadap Pegi untuk memperoleh gambaran tentang kondisi psikologis yang bersangkutan
Polisi Ungkap Hasil Tes Psikologis Forensik Pegi Setiawan: Memiliki Kecenderungan Sikap Berbohong & Manipulatif
Polda Jabar mengungkapkan hasil pemeriksaan tes psikologis forensik Pegi Setiawan, otak kasus pembunuhan Vina dan Eky Cirebon yakni Pegi Setiawan.
Hal itu disampaikan dalam persidangan praperadilan yang digelar di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat.
Salah seorang tim hukum Polda Jabar menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, diketahui Pegi Setiawan memiliki kecenderungan berbohong dan bersikap manipulatif saat dilakukan tes oleh penyidik Polda Jabar.
"Selama pemeriksaan saudara Pegi Setiawan kerap menggaruk kepala, kontak mata kurang terjaga atau cenderung menghindari kontak mata dan cenderung gelisah," kata salah seorang anggota tim hukum Polda Jabar yang dipimpin Kabidkum Polda Jabar Kombes Pol Nurhadi Handayani. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (2/7).
Hasil tersebut sejalan dengan pernyataan Pegi Setiawan yang dianggap ada perbedaan saat pemeriksaan terhadap Pegi dan ayahnya Rudi Irawan terkait peristiwa pembunuhan Vina.
"Bahwa dalam diri Pegi Setiawan ada sikap kecenderungan sikap berbohong atau menutupi yang sebenarnya dan manipulatif dan ada perbedaan cerita antara Pegi dan ayahnya saat ditanyakan peristiwa yang sama," kata dia.
Tim hukum menjelaskan, penyidik dari Polda Jabar membutuhkan waktu cukup lama saat melakukan pemeriksaan terhadap Pegi karena yang bersangkutan sering menjawab tidak tahu serta terbata-bata.
"Tidak mengalami disorientasi waktu dan ruang memori, kesulitan menyampaikan informasi detail dan beberapa informasi tidak konsisten terlihat gelisah dan khawatir. Tidak ada gangguan persepsi. Tidak ada gangguan uji pikir," kata dia.
Polda Jabar menjelaskan, tes psikologi forensik terhadap Pegi dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi psikologis tersangka yang meliputi intelejensi, kepribadian, status mental, serta mengevaluasi kredibilitas tersangka.
"Tujuan kedua, mengevaluasi kredibilitas keterangan tersangka terkait peristiwa yang menjadi dasar perkara dan mendapatkan gambaran mengenai konteks kehidupan psikososial tersangka," katanya.