Polisi Usut Temuan Kemenkes soal Pemalakan Puluhan Juta ke dr Aulia, Minta Korban Bullying Lainnya Buka Suara
Polisi juga berharap dokter senior juga memberikan pernyataan terbuka saat dimintai keterangan.
Kementerian Kesehatan mengungkap ada dugaan pemalakan yang dilakukan terhadap dr Aulia Rahma Lestari saat menjadi mahasiswi PPDS Undip. Disebut-sebut, pemalakan senilai Rp20 juta- Rp40 juta per bulan.
Saat ini, Polda Jateng masih menunggu temuan Kemenkes tersebut untuk didalami lebih jauh. Seperti diketahui, dugaan bullying dialami dokter Aulia berujung bunuh diri.
"Tentunya informasi itu akan menjadi petunjuk bagi penyidik, bagi pihak kepolisian, untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam lagi," kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto di Semarang, Senin (2/9).
Polda Jateng sudah sudah menggelar rapat koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kasus dugaan perundungan tersebut. Tim investigasi dari Kemenkes juga sudah menyerahkan data laporan mereka ke polisi.
"Tim investigasinya menyerahkan data-data laporan-laporan tentang apa yang sudah dilakukan untuk menindaklanjuti isu dari perundungan mahasiswa PPDS anestesi di UNDIP yang melaksanakan kegiatan di RS Kariadi," ungkapnya.
Agar penyelidikan kasus ini semakin lancar, polisi berharap dokter yang menjalani program pendidikan PPDS anestesi di RS Kariadi berani melaporkan tindakan bullying yang dilakukan seniornya. Laporan bisa melalui Kemenkes maupun pihak kepolisian terkait.
"Kita minta supaya teman-teman mahasiswa PPDS yang mengalami perundungan untuk laporkan ke Kemenkes atau ke kepolisian. Sebagai bahan mendalami perundungan," terangnya.
Polisi juga berharap dokter senior juga memberikan pernyataan terbuka saat dimintai keterangan oleh polisi. Sebab keterangan dari para dokter senior dari program PPDS anestesi sangat mendukung penyelidikan kasus kematian dokter Aulia.
"Saya harap senior PPDS tidak takut untuk kasus yang seperti ini. Kita akan lakukan perubahan yang besar. Informasi apapun sangat bermanfaat bagi kita untuk ditindaklanjuti. Kita jamin identitas kita jamin keamanan dan tetap bisa melakukan pendidikan lebih lanjut," katanya.