Polri belum minta PPATK telusuri aliran dana The Family MCA
Merdeka.com - Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin mengaku belum mendapatkan permintaan dari kepolisian untuk menelusuri aliran dana kelompok penyebar hoaks The Family MCA. Dia mengatakan Kapolri belum memberikan secara formil.
"Bahwa secara pastinya belum, tetapi barangkali di tingkat bawah sudah ada koordinasi," katanya di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (7/3).
Meski begitu, dia belum mengetahui apakah di tingkat penyidik sudah melakukan kerjasama. Kiagus menduga bawahannya sudah melakukan penelusuran. "Mungkin di tingkat bawah, Polri dan penyidik, analis itu bisa saja kita sudah saling tukar informasi. Tapi sejauh ini formilnya belum," ucapnya.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
-
Siapa yang dicurigai menampung hasil korupsi? Pihak Kejaksaan Agung juga menegaskan bahwa pemanggilan tersebut dilakukan karena status Sandra Dewi sebagai istri Harvey, yang diduga terlibat dalam menampung uang hasil korupsi, meskipun Sandra Dewi telah memiliki dua orang anak.
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus ini? Terdakwa Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Senin (28/8).
-
Siapa yang diduga melakukan korupsi? KPK telah mendapatkan bukti permulaan dari kasus itu. Bahkan sudah ada tersangkanya.
Kiagus menyebut pihaknya bisa menelusuri aliran keuangan yang mencurigakan. Seperti kasus Saracen lalu, pihaknya juga diikutsertakan. Namun pihaknya tak serta merta langsung menelusuri tanpa ada permintaan.
Tapi tak menutup kemungkinan bawahannya sudah memiliki data. Kiagus enggan mengungkap apakah data itu sudah mereka miliki.
"Tapi kalau kami sudah punya sendiri, kami enggak perlu nunggu permintaan kami kirimkan juga. Kita tidak terikat pada birokrasi lah," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia mengatakan tidak mudah untuk menelusuri fakta persidangan tersebut dengan pemeriksaan terhadap keluarga inti.
Baca SelengkapnyaKetua Bawaslu RI, Rahmat Bagja menegaskan, tidak ada aliran dana kampanye Pemilu 2024 terafiliasi dengan koperasi Garudayaksa Nusantara (KGN Coop).
Baca SelengkapnyaTernyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaPenyidik Kejaksaan Agung, kata Kuntadi, pihaknya bakal memeriksa siapapun yang terkait demi melancarkan pengungkapan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaDiduga transaksi keuangan itu untuk kepentingan penggalangan suara.
Baca SelengkapnyaYudhi juga mempertanyakan KPK yang tiba-tiba mengambil keputusan lempar tangkap.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, pihaknya belum menemukan alat bukti yang cukup untuk melakukan pemeriksaan terhadap Nistra Yohan dan Sadikin.
Baca SelengkapnyaJazilul meminta PPATK untuk berkomitmen mengusut dugaan ini dengan tuntas.
Baca SelengkapnyaTessa menegaskan, semua laporan yang diterima KPK akan diperlakukan sama dan pasti akan ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaPPATK menemukan dugaan transaksi mencurigakan selama Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaKejagung juga berupaya menyasar ke sejumlah bank demi mengetahui aset para tersangka yang terlibat di kasus penanganan perkara Ronald Tannur itu.
Baca Selengkapnya