Posting Konten Dinasti Politik, Akun Instagram BEM Universitas Udayana Diretas
Sebelumnya akun @bem_udayana memublikasikan postingan dengan judul "Politik Sayang Anak Ala Jokowi".
Akun instagram Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana atau Unud, Bali, @bem_udayana mengalami peretasan pada Selasa (17/10) sekitar pukul 02.00 Wita.
Posting Konten Dinasti Politik, Akun Instagram BEM Universitas Udayana Diretas
Sementara, seluruh perangkat seluler yang terhubung dengan akun @bem_udayana kehilangan akses masuk akun. Akun dengan 51 ribu pengikut itu mendadak keluar dari seluruh perangkat yang sebelumnya terhubung.
"Dini hari tadi, sekitar pukul 02.00 Wita tiba-tiba akun instagram kami logout dari seluruh perangkat yang terhubung, dan tiba-tiba masuk notifikasi ganti password ke surel kami," kata Ketua BEM Unud I Putu Bagus Padmanegara, Selasa (17/10) siang.
Ia menerangkan bahwa sebelumnya pada Senin (16/10), BEM Udayana memublikasikan postingan dengan judul "Politik Sayang Anak Ala Jokowi" pada laman instagram resminya @bem_udayana. Postingan tersebut menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.
"Kami bersuara melalui sosial media dikarenakan letak geografis kami yang jauh dari Ibu Kota, sehingga belum bisa bersama secara langsung kawan-kawan BEM SI di Gedung MK, namun demikian kami siap hadir dan turun ke jalan tanggal 20 nanti. Kami kecewa dengan diterima sebagian permohonan yang diajukan terkait batas usia capres-cawapres."
Ketua BEM Unud I Putu Bagus Padmanegara.
Ia menyebutkan bahwa hingga siang ini pihaknya masih mengupayakan untuk mengakses kembali akun instagram BEM Unud..
"Saya benar-benar mengecam segala bentuk pembungkaman dari siapa pun. BEM Udayana tegak lurus mengawal segala kebijakan dari pemerintah, baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Bahwa hadirnya kritik dari kami, menandakan kami muak melihat kondisi pemerintahan hari ini," ujarnya.
"Kami benar-benar marah, dengan upaya pembungkaman yang kami rasa sudah di luar batas wajar, beberapa waktu lalu kawan kami BEM UI juga sempat diretas twitternya, dan bahkan hingga kini masih belum bisa diakses. Tentu ini menandakan kemunduran demokrasi di Indonesia," ujarnya.