Protes kenaikan BPP, Mahasiswa STIMIK bertindak anarkis
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) Dipanegara Jalan Perintis Kemerdekaan, kota Makassar melakukan aksi unjuk rasa menolak kebijakan kenaikan uang Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP) di halaman kampusnya. Aksi itu juga diwarnai dengan pengerusakan dan pembakaran sejumlah fasilitas kampus.
Mahasiswa mengamuk di lantai III tempat laboratorium komputer. Benda-benda itu dijatuhkan lalu dibakar di depan gedung perkuliahan. Sekitar 18 unit komputer hangus begitu saja. Ratusan mahasiswa mengamuk lantaran pihak kampus tidak merespons aksi mereka.
Tak hanya itu, kaca ruang perkuliahan dipecahkan hingga berserakan di lantai. Bangku, tempat biasanya mahasiswa duduk menerima pelajaran dari dosen tak luput dari kemarahan mahasiswa. Bangku itu dibakar mereka.
-
Apa yang membuat kampus heboh? Udinus jadi heboh karena Azizah Salsha dan Pratama Arhan mampir.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Bagaimana suasana di kampus? Suasana kampus jadi ramai dengan mahasiswa yang ingin foto bareng Arhan dan istrinya.
-
Apa dampak kata-kata semangat pada mahasiswa? Hal ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat menuntut ilmu sehingga bisa lulus dengan cepat.
"Kami demo di sini, menolak kebijakan birokrasi kampus yang menaikkan uang BPP kampus yang sebelumnya dari tiga juta naik menjadi Rp 3,4 juta," kata presiden BEM STIMIK Dipanegara, Hayatullah, Senin (15/4).
Dia mengatakan kenaikan biaya BPP oleh pihak kampus dinilai tidak masuk akal. Pasalnya, tingginya biaya yang harus ditanggung mahasiswa tidak sesuai dengan fasilitas kampus yang diperoleh mahasiswa saat ini.
"Kami tidak terima karena kenaikan BPP tidak dibarengi peningkatan fasilitas kampus. Bahkan, akreditasi jurusan juga masih C," ujar Hayatullah.
Selain itu, mahasiswa juga memboikot kampus dengan memasang spanduk di depan pagar kampus bertuliskan 'Kampus Ini Diboikot, Kampus Bank Tempat Berbisnis, dan STIMIK Kampus Uang Jangan Masuk Di sini, serta Jangan Percaya Pembohong'.
Ketua STIMIK Dipanegara, Drs Suarga, mengatakan kenaikan uang BPP merupakan kebijakan yayasan bukan kebijakan kampus. "Ini adalah kebijakan yayasan. Jadi, pihak kampus tidak ada hubungan dengan kebijakan ini," kata Suarga saat menemui mahasiswa.
Dia mengatakan protes mahasiswa ini akan dibicarakan dengan pihak yayasan. "Sambil menunggu jawaban dari pihak Yayasan, mahasiswa diliburkan sampai tidak ada batas waktu," ujarnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaPolisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tak berselang lama, satu unit pete-pete terbakar tepat di depan halte Unibos Makassar.
Baca SelengkapnyaAksi ini digelar sebagai bentuk demokrasi untuk melawan Politik Dinasti serta menolak Pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaBentrokan tersebut terjadi ketika massa demonstran merobohkan pagar Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 899 kampus di 35 propinsi dengan melibatkan sebanyak 14.000 mahasiswa melakukan pergerakan tersebut.
Baca SelengkapnyaMassa demonstran menumpuk meja, pagar, palet kayu, dan batu bata untuk membuat barikade selama menggelar aksi bela Palestina.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaAksi bertajuk 'Mimbar Bebas Selamatkan Demokrasi' ini digelar untuk menentang praktik politik dinasti di tanah air.
Baca SelengkapnyaMahasiswa menolak praktik politik dinasti dan mengkritisi putusan MK terkait batas usia capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Trisakti bersama-sama menarik tali yang sudah diikatkan pada gerbang besi tersebut.
Baca Selengkapnya