Ratusan Anak Korban Konflik Buruh dengan Perusahaan Dievakuasi dari Kampar
Merdeka.com - Sejumlah personel TNI AU mengevakuasi ratusan anak yang terlantar akibat korban konflik buruh dengan PT Padasa Enam Utama di Desa Kabun, Kabupaten Kampar, Riau. TNI AU dari Lanud Roesmin Nurjadi bersama tim Komisi Nasional Perlindungan Anak Riau, membawa sekitar 107 anak-anak agar tidak menjadi korban kekerasan.
"Anak-anak itu kami amankan dan evakuasi, karena bisa menyebabkan sindrom pisikoligis," ujar Ketua Komnas PA Riau, Dewi ,Senin (20/9).
Dewi menyebutkan, anak-anak ini trauma karena menyaksikan kejadian kekerasan antara perusahaan dengan orangtua mereka. Agar menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, Komnas Anak meminta pengamanan dari TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Kenapa trauma anak perlu dihindari? Trauma dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.
-
Bagaimana cara melindungi anak dari kekerasan? 'Ajari anak untuk berteriak dan lalu menghindari pelaku atau cari orang dewasa lain untuk minta perlindungan,' jelas Vera saat dihubungi di Jakarta, dilansir Antara, Rabu (31/7). Selain itu, ajarkan anak untuk selalu bercerita jika ada yg menyakiti dirinya.
-
Apa saja dampak trauma pada anak? Trauma dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.
-
Mengapa anak korban kekerasan rentan panik? Kekerasan yang dialami anak tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga dapat menimbulkan trauma yang mendalam pada aspek psikologis mereka. Trauma ini berpotensi menyebabkan masalah mental, seperti serangan panik dan depresi, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari anak.
-
Siapa yang perlu melindungi anak? Psikolog Klinis Anak dan Remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengimbau agar orangtua dapat mengajarkan anak melakukan perlindungan diri.'Ajari anak untuk berteriak dan lalu menghindari pelaku atau cari orang dewasa lain untuk minta perlindungan,' jelas Vera saat dihubungi di Jakarta, dilansir Antara, Rabu (31/7).
"Kami dari Komnas Perlindungan Anak bekerjasama dengan Lanud Roesmin Nurhadin Pekanbaru mengamankan mereka agar mereka tidak melihat situasi, dan tidak menonton langsung kekerasan yang terjadi di sana," jelasnya.
Anak-anak yang dievakuasi itu terlantar akibat kisruh antara buruh yang di PHK oleh PT Padasa dengan pihak managemen perusahaan karena diduga ada hak-hak buruh yang tidak dipenuhi oleh PT Padasa.
Komnas PA Riau dan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, mengevakuasi sekitar 107 orang anak dan ibunya. Mulai dari anak-anak balita sebanyak 15 orang, anak-anak usia 8-18 tahun sebanyak 77 anak, dan sisanya adalah ibu dari anak-anak itu.
Evakuasi sendiri dilakukan menggunakan 1 truck milik TNI AU, dan 2 bus dari PT Padasa yang diminta oleh Komnas PA untuk mengangkut anak-anak yang terlantar itu pada Jumat (17/9) lalu.
Dewi menjelaskan, saat itu pihaknya dan TNI AU mendatangi lokasi konflik PT Padasa dan buruh, kondisi anak-anak sudah dalam situasi yang sangat memprihatinkan. Karena itu, anak-anak langsung dievakuasi dan diamankan di Dinas Sosial Provinsi Riau.
"Saat kami jemput, kondisi di sana itu sudah sangat memprihatinkan. Mereka pada tidur di luar rumah, berserakan, anak-anak tidak mandi, tidak makan. Pokoknya dalam keadaan kumuh lah, itu tidak semestinya. Tidak layak anak-anak itu dapat perlakuan seperti itu. Akhirnya kami ambil tindakan untuk segera mengevakuasi," ucap Dewi.
Anak-anak itu dibawa ke Dinas Sosial, karena menurut Dewi, Dinsos juga punya tanggungjawab terkait hidup layaknya dan pisikologis anak-anak yang terjadi di Riau.
Dewi menegaskan, evakuasi itu murni bentuk perhatian Komnas PA Riau terhadap kondisi anak-anak di wilayah konflik di Kabun.
"Ini tidak ada kaitannya dengan internal PT dan Buruh, karena itu bukan wewenang kami Komnas Anak. Kami hanya berbicara tentang anak apalagi undang-undang anak sudah mengatur. Kalau memang anak-anak itu tidak boleh mendapatkan tekanan pisikoligi dan anak-anak memang harus mendapatkan kelayakan hidup, kebahagiaan demi terjaminnya masa depan penerus bangsa yang lebih baik,” tegas Dewi.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPAI masih menyisir pelajar yang dirawat dan mengalami luka-luka di rumah sakit terdekat dari lokasi unjuk rasa.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Metro Tangerang mengamankan 22 anak dan remaja yang diduga mengganggu ketertiban umum dan melakukan pelemparan terhadap polisi.
Baca SelengkapnyaKemenPPPA sudah melakukan koordinasi dan pemantauan penanganan peserta unjuk rasa berusia anak di Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa TK di Palembang trauma berat setelah menjadi saksi ayahnya diancam dua orang dewasa. Salah satu pelaku diduga calon anggota legislatif (caleg).
Baca SelengkapnyaAiptu FN ditahan Bid Propam Polda Sumsel setelah menyerahkan diri karena menembak dan menikam dua debt collector yang melakukan perampasan mobil menunggak.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaPihak sekolah berkomitmen secepatnya akan menyelesaikan persoalan ini secara profesional.
Baca SelengkapnyaAnak Papua menangis histeris menghadang mobil TNI yang hendak pulang kampung. Mereka tak ingin ditinggalkan.
Baca SelengkapnyaKomisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memastikan juga memberikan pendampingan terhadap pelajar pelaku kekerasan dan perundungan di SMA Binus School Serpong.
Baca SelengkapnyaAksi pelemparan ini mengagetkan pengguna jalan hingga viral di media sosial
Baca SelengkapnyaPesilat asal Lamongan disambut banjir air mata usai digelandang ke kantor polisi akibat terlibat kericuhan.
Baca Selengkapnya