Sakit Hati, Pemuda di Bali Retas Akun Facebook untuk Sebarkan SARA
Merdeka.com - Kepolisian Daerah (Polda) Bali berhasil menelusuri terkait unggah yang berbau SARA di Facebook pada 12 Maret lalu. Pelaku berinisial RF (23) berhasil dibekuk. Kasus tersebut bermula saat pelaku cekcok dengan korban bernama Ardi Alit yang memiliki akun Facebook Abdillah Pulukan. Pelaku yang sakit hati, kemudian meretas akun Facebook korban dan mengunggah status terkait SARA.
Kasubdit V Ditreskrimsus Polda Bali, AKBP Gusti Ayu Suinaci menuturkan, pelaku meretas akun korban sejak tanggal 29 Januari 2021. Kemudian pada bulan Maret, unggahan di akun Facebook korban menuai kontroversi dan ramai diperbincangkan.
"Pemilik akun sudah tidak bisa mengakses akun tersebut lagi menggunakan handphone dan password yang diketahui pemilik telah diambil oleh pelaku. Karena pemilik akun sebelumnya sempat membuat link website yang diterima dan diminta untuk memasukkan email atau telepon berserta password Facebook di dalam website tersebut," kata Gusti Ayu di Mapolda Bali, Senin (24/5).
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Bagaimana pelaku digital abuse menggunakan media sosial untuk mempermalukan pasangannya? Menggunakan Media Sosial untuk Mengontrol atau Mempermalukan: Pelaku mungkin menggunakan media sosial untuk mempermalukan pasangan di depan umum, misalnya dengan mengunggah foto atau informasi pribadi tanpa persetujuan, atau memposting komentar negatif dan merendahkan.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Dari keterangan Ardi Alit, dirinya sempat sempat menerima link pishing dan mengklik lalu memberikan password sama kode akses.
"Pelaku mengakui telah membuatkan akun Abdillah Pulukan Bali menyerupai akun aslinya. Kemudian, setelah dibuatkan postingan, dia capture screenshot dan akun yang dia buat dihapus, capture ini dia viralkan melalui akun Ardi Alit (yang dibobol pelaku)," jelasnya.
"Yang dirugikan di sini pemilik Ardi Alit. Motifnya sakit hati. Dia (pelaku) buatkan akun. Dari pengakuan yang bersangkutan karena cekcok masalah pribadi," ujarnya.
Selain itu, dari beberapa informasi yang diterima Polda Bali, pelaku diduga telah banyak melakukan pengambilan alihan akun dan melakukan pemerasan dengan menggunakan modus website phising. Hingga saat ini, diketahui baru empat korban yang melaporkan bahwa sempat diperas dan diancam pelaku.
"Bahwasanya kasus ini ada kemiripan pelaku penyebar pishing, pelaku ini menyebar link pishing di beberapa akun media sosial. Kemudian dari informasi-informasi itu kita analisa bahwa dia pelakunya," ungkapnya.
Polisi berhasil menangkap pelaku di Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Kamis (6/5) lalu.
Dari hasil interogasi, pelaku juga mengakui saat membagikan link pishing dan diklik oleh korban, pelaku dapat mengakses atau meretas akun medsos dan handpone korban, lalu mengambil video dan foto pornografi. Kemudian mengancam korban untuk memberikan sejumlah uang agar foto dan videonya tidak disebar atau diviralkan.
"Yang bersangkutan meng-share link pishing ini di beberapa akun media sosial dan berhasil mengambil alih ratusan akun media sosial. Setelah dia pelajari akun-akun tersebut, jika ada di dalamnya akunnya itu ada foto-foto atau video yang ada kaitannya dengan pornografi, dia akan ambil dan akan digunakan untuk memeras korbannya," jelasnya.
Pelaku melakukan hal tersebut belajar secara otodidak di YouTube sejak Tahun 2020. Sementara untuk motifnya adalah kebutuhan ekonomi.
Sementara barang bukti yang diamankan berupa tiga handphone, satu buku tabungan berserta kartu ATM, postingan akun facebook dan percakapan WhatsApp, screenshot mobile e banking, struk bukti transaksi pengiriman uang dan akun Facebook Ardi Alit. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat perbuatannya, pelaku terancam hukuman enam tahun penjara.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil meretas akun WhatsApp dan Instagram korban dengan modus menyebarkan link ke facebook dan Instagram.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Yusuf Sutejo mengatakan, motif dari Marco Karundeng adalah kesal.
Baca SelengkapnyaPada pertengahan 2023, korban memutuskan tidak ingin melanjutkan hubungan mereka.
Baca SelengkapnyaMayat korban dibuang ke parit sekitaran semak-semak Jalan Parit Atmo Kepenghuluan Bagan Punak Meranti, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
Baca SelengkapnyaAbu Laot mengaku tersinggung dengan komentar pelapor terkait kasus penculikan dan penganiayaan Imam Masykur.
Baca SelengkapnyaPelaku mengunggah konten mengandung unsur politik, sehingga tindakannya merugikan institusi Kepolisian.
Baca SelengkapnyaPelaku sudah ditangkap polisi setelah berusaha kabur ke Tangerang usai melakukan aksi bejatnya
Baca SelengkapnyaPria berbadan besar menangis histeris saat mengetahui ayam miliknya hilang. Kok bisa?
Baca SelengkapnyaHingga kini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kaitan dengan kejadian itu.
Baca SelengkapnyaKarena merasa sakit hati, pelaku pun akhirnya menyebarkan video oral seks korban dengan dirinya.
Baca SelengkapnyaKepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut AKP Ari Rinaldo mengatakan bahwa aksi tersebut terjadi di jalan Gagak Lumayung, Kelurahan Kota Wetan.
Baca Selengkapnya