Sanggupkah pemerintah cegah kebakaran hutan tahun ini?
Merdeka.com - Masalah kebakaran hutan dan lahan menjadi persoalan serius di Indonesia. Bahkan, sampai-sampai hal itu membikin tegang hubungan diplomatik dengan negara tetangga.
Pemerintah melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan, merasa yakin Indonesia tahun ini lebih aman dari ancaman kebakaran hutan dan lahan. Pemerintah juga telah memerintahkan TNI dan Kepolisian siaga terhadap ancaman karhutla.
"Terjadinya kebakaran masih sulit dikontrol, tetapi kondisi saat ini akan lebih baik dari tahun lalu," kata Luhut di Jakarta, Jumat (11/3) pekan lalu.
-
Dimana lokasi Api Tak Kunjung Padam? Spot Wisata Api Tak KunjungPadam yang berada di Desa Brata Tinggi, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan ini membuat takjub banyak orang.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Dimana lokasi kebakaran? Pabrik Mainan Kader adalah pabrik mainan Thailand yang memproduksi boneka mainan dan boneka plastik berlisensi. Mainan-mainan yang diproduksinya ini terutama ditujukan untuk ekspor ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pertanyaan besar ditujukan kepada pemerintah adalah tentang kesiapan mereka mencegah kebakaran hutan dan lahan. Sebab, di beberapa daerah, seperti Sumatra dan Kalimantan, titik api mulai bermunculan. Bahkan, musim hujan tergolong singkat dan kemarau sudah menjelang di sana.
Meskipun berbagai upaya antisipasi sudah dilakukan oleh pemerintah bersama pemerintah daerah, hal itu sulit dicegah. Bahkan diduga ada persaingan bisnis dalam kebakaran hutan dan lahan. Kita mesti mengingat kondisi tahun lalu. Saat itu warga di sebagian Sumatra dan Kalimantan sampai merasakan kesulitan luar biasa akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan.
Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, berdasarkan pantauan satelit Modis sensor Terra Aqua dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Minggu (13/3), sudah terdeteksi ada 45 titik panas di Riau.
Titik api itu tersebar di berbagai daerah. Yakni di Kabupaten Bengkalis (16), Indragiri Hulu (2), Kepulauan Meranti (20), Pelalawan (4), Rokan Hilir (1), dan Siak (2).
Menurut Sutopo, kondisi cuaca di Riau tergolong kering. Sebab wilayah di Riau saat ini memasuki kemarau periode pertama hingga April mendatang.
"Meskipun demikian kondisi air sumur dan air permukaan sudah mulai menipis sehingga menyulitkan petugas saat memadamkan api," lanjut Sutopo.
Kebakaran pun sudah berlangsung tiga pekan belakangan. Lokasinya pun terjadi di lahan masyarakat, perkebunan pada konsesi perusahaan, dan hutan.
Pemprov Riau bahkan sudah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla sejak 7 Maret hingga tiga bulan ke depan. Enam kabupaten di Riau juga telah menetapkan status sama, yaitu Kabupaten Meranti, Bengkalis, Dumai Rokan Hilir, Siak dan Pelalawan. Di Kalimantan juga serupa. Sejumlah titik api bermunculan dan bertambah.
Sutopo mengakui karhutla masih akan terus terjadi, dan tidak mungkin menghilangkannya. Dia cuma meminta solusi konkret dari semua pihak.
"Harus ada solusinya jika ingin masyarakat tidak membakar lahan. Misalkan pemerintah menyediakan alat berat untuk membuka lahan, insentif yang menarik, penegakan hukum yang keras dan tanpa pandang bulu, dan sebagainya. Perilaku ini terjadi karena alasan ekonomi, sosial, dan budaya," lanjut Sutopo.
Lemahnya penegakan hukum juga semakin menyulitkan dalam penanggulangan karhutla. Penyelesaian kasus terkait karhutla di Riau pada 2013, 2014, dan 2015 hingga saat ini belum bisa membikin jera pelaku. Sebab jika hal itu diabaikan, maka karhutla akan berulang tiap tahun tanpa ada solusi permanen. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencegahan ini sekaligus untuk menghindari dampak buruk terhadap ekosistem dan masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran, baik saat membuka lahan atau membuang puntung rokok sembarangan.
Baca SelengkapnyaPotret terbaru kawasan Gunung Semeru usai kebakaran
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKondisi sebagian lahan di Sumsel mulai mengalami kekeringan. Hal ini sangat rawan terbakar saat kondisi panas yang diakibatkan musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKebakaran di kawasan Gunung Arjuno berlangsung sejak Sabtu (26/8). Ini potret terbarunya.
Baca SelengkapnyaPara pelaku terlibat dalam 16 kasus kebakaran hutan dan lahan pada Januari-Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaPadahal sebelumnya petugas TNTN telah memberi peringatan lebih dahulu untuk perambah.
Baca SelengkapnyaMiris, hutan lindung di lereng Gunung Lawu sudah terbakar tiga kali dalam sebulan.
Baca SelengkapnyaKondisi saat ini, api telah berhasil dipadamkan setelah petugas gabungan melakukan pemadaman, baik di kawasan Bukit Anak Dara dan Bukit Selong kawasan Sembalun.
Baca SelengkapnyaAsap terpantau dari lereng Gunung Semeru. Diduga akibat kelalaian warga dan cuaca kering.
Baca SelengkapnyaJokowi telah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk menangani kabut asap.
Baca Selengkapnya