Senyum Pemulung Burhanudin Ketiga Anaknya Kini Bisa Bersekolah
Merdeka.com - Burhanudin (43) bersama istri Erna (35), keluarga pemulung barang bekas di Anggana, Kutai Kartanegara kini bisa tersenyum, setelah ketiga anaknya mendapat bantuan pembiayaan pendidikan di pondok pesantren.
Burhanudin tercatat warga Samarinda. Kepindahan dia di Anggana 18 tahun terakhir, adalah untuk mencari penghidupan bagi istri dan tiga anaknya. Meski sebelumnya, dia melakoni pekerjaan pencari kayu bakar. Sekarang, sebagai pemulung di bantaran sungai dengan penghasilan Rp 200 ribu per bulan.
Sekira pukul 12.15 WITA, Senin (4/2), Burhanudin bersama dengan istri dan ketiga anaknya juga didampingi dua personel Satpolair Polres Kutai Kartanegara, berkunjung ke Ponpes Yayasan Rahmatullah, di Lempake, Samarinda.
-
Siapa yang menerima bantuan di Kutai Timur? Melalui Bidang Pelaporan dan Usaha Perikanan Dinas Perikanan, Kutai Timur memberikan sejumlah bantuan mesin ketinting Kelompok nelayan Teluk Dalam 2, Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan, Kutim.
-
Siapa pemulung di Palembang yang punya saudara kaya? Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
-
Di mana nelayan di Kutai Timur mendapatkan bantuan? Melalui Bidang Pelaporan dan Usaha Perikanan Dinas Perikanan, Kutai Timur memberikan sejumlah bantuan mesin ketinting Kelompok nelayan Teluk Dalam 2, Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan, Kutim.
-
Bagaimana cara Kelana membantu warga Bontang? Harapannya, Kelana ini dapat memberikan edukasi yang lebih baik terhadap lingkungan sekitarnya,' imbuhnya.
-
Bagaimana anak-anak Cut Intan Nabila mendapatkan bantuan? 'Anak-anak saat ini tentunya mendapatkan dukungan dari keluarga serta pendampingan dari KPAI,' ungkapnya.
-
Bagaimana Bantul entaskan kemiskinan? 'Jadi kami sudah menekankan bahwa warga yang dimasukkan di pekerjaan padat karya harus yang dengan kriteria pengangguran, setengah pengangguran, maupun warga miskin,' kata Istirul dikutip dari ANTARA.
Rencananya Ponpes itu menjadi tempat ketiga putrinya masing-masing Siti Hajijah (11), Aisyah (9) dan Albayah (4), untuk mengenyam pendidikan di pesantren. Burhanudin mendapatkan gambaran dari pengelola pondok pesantren, tentang pola pendidikan pesantren.
"Sementara kita masih orientasi, pengenalan di pondok pesantren. Kita tidak memandang dia asalnya dari mana, warga mana. Yang jelas, dia ada di sekitar kita, di depan mata kita, di pesisir Kukar," kata Kasat Polair Polres Kutai Kartanegara Iptu Arya Novandi kepada merdeka.com.
Sejak awal, Arya memang berkeinginan membantu tiga anak Burhanudin untuk mengenyam pendidikan. "Biaya jangan dikhawatirkan. Inisiatif kita untuk membantu, juga donatur yang peduli pendidikan. Jangan sampai anak beliau (Burhanudin) tidak bersekolah," ungkap Arya.
Ditemui merdeka.com sebelum kembali pulang ke rumah tinggalnya di Anggana, Burhanudin tidak bisa menutupi rasa syukurnya, Polri peduli dengan kehidupannya, terutama tiga putrinya, yang memang menjadi keinginannya agar mengenyam pendidikan di pondok pesantren.
"Banyak-banyak terima kasih kepada bapak polisi. Alhamdulillah, ada yang membantu. Yang terpenting, anak saya bisa sekolah Pak, supaya pendidikannya lebih baik," kata Burhanudin.
Seperti diberitakan Senin (29/1) lalu, kisah Burhanudin begitu miris. Merdeka.com yang menemuinya saat itu, 18 tahun dia tinggal di pesisir Anggana, dia harus menghidupi ibunya, istrinya dan tiga anaknya, hanya dengan penghasilan rata-rata Rp 200 ribu per bulan.
Keterbatasan itu membuat dia urung mengurus kependudukan, dan menyekolahkan tiga anaknya. Keberadaan Burhanudin sendiri, ditemukan petugas Satpolair Polres Kukar, saat melakukan patroli perairan dan pesisir perairan Anggana. Polisi pun menaruh iba dan peduli, dengan berinisiatif menanggung biaya sekolah tiga putri Burhanudin.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perempuan asal Jakarta Timur ini rela memberikan ilmunya secara cuma-cuma kepada anak-anak pemulung di wilayah TPU Pondok Kelapa.
Baca SelengkapnyaMensos menekankan pentingnya pendidikan hingga sekolah tinggi bagi para pemulung untuk menggapai taraf kehidupan sejahtera.
Baca SelengkapnyaMereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
Baca SelengkapnyaKomitmen Ganjar untuk melanjutkan keberhasilan program SMKN Jateng ke tingkat nasional
Baca SelengkapnyaTahun ini juga disediakan beasiswa bagi 269 mahasiswa baru tahun ajaran 2024.
Baca SelengkapnyaMereka mendapatkan kesempatan lanjutan sekolah pada 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaMata Ganjar tampak berkaca-kaca saat mendengarkan kisah Dhimas Taufiq Widyanto, pemuda yang akrab disapa Dhimas ini merupakan alumni SMKN Jateng angkatan ke-2
Baca SelengkapnyaMusarofah seorang ibu yang berhasil mendidik tiga anak laki-lakinya menjadi orang sukses. Tiga anak laki-laki Musarofah perwira TNI Polri.
Baca SelengkapnyaBantuan tersebut upaya meningkatkan kesejahteraan warga setempat yang kerap terdampak bencana banjir rob dan abrasi.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.
Baca SelengkapnyaIa diterima sebagai mahasiswa baru UGM tahun 2024 tanpa tes melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP).
Baca SelengkapnyaKisah pasutri pernah tak punya uang untuk makan besok, kini jadi pengusaha sukses berdayakan puluhan guru muda.
Baca Selengkapnya