Sepak Terjang Pablo Escobar, Gembong Narkoba Asal Kolombia Disebut Mirip Fredy Pratama
Gembong narkoba Fredy Pratama disebut-sebut sebagai Pablo Escobar ala Indonesia.
Pablo Escobar merupakan gembong narkoba paling berbahaya asal Kolombia.
Sepak Terjang Pablo Escobar, Gembong Narkoba Asal Kolombia Disebut Mirip Fredy Pratama
Polri memburu bos narkoba kelas kakap Fredy Pratama. Total barang bukti narkotika jenis sabu yang disita terkait operasi Fredy Pratama sebanyak 10,2 ton dan 116.346 butir ekstasi.
Barang bukti tersebut disita selama periode 2020-2023. Jika dikonversi, jumlahnya mencapai Rp10,2 triliun.
Dalam memburu Fredy Pratama, Polri menggandeng banyak pihak. Mulai dari Imigrasi hingga kepolisian lintas negara.
Fredy Pratama yang menjadi buron sejak 2014 ini diduga sedang bersembunyi di luar negeri dengan memalsukan identitas dan mengubah wajahnya. Namun, dia masih berstatus Warga Negara Indonesia (WNI).
Gembong narkoba Fredy Pratama disebut-sebut sebagai Pablo Escobar ala Indonesia.
Polri pun menggelar operasi perburuan Fredy Pratama dengan sandi Escobar sejak Mei 2023 silam.
Pablo Escobar merupakan gembong narkoba paling berbahaya asal Kolombia. Dia mampu mendominasi perdagangan kokain global.
Pria dengan nama lengkap Pablo Emilio Escobar Gaviria itu lahir pada 1 Desember 1949 di Kota Rionegro yang terletak di sub-region Antioquia Timur, Kolombia.
Pablo Escobar merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara yang lahir dalam keadaan miskin dari ibu yang berprofesi sebagai seorang guru dan ayah petani.
Sejak dini, Pablo Escobar berambisi untuk mengangkat diri dari kehidupan sederhananya dan bercita-cita menjadi presiden Kolombia. Sebelum memulai bisnis narkotika, Pablo Escobar dilaporkan telah memulai tindak kriminalnya di usia muda, seperti mencuri batu nisan dan mobil, serta menjual ijazah palsu.
Diduga Dalang Pembunuhan Fabio Restrepo
Pada awal 1970-an, Kolombia merupakan pusat penyelundupan ganja. Tetapi seiring berkembangnya pasar kokain, dengan posisi strategisnya yang berada di antara pusat budidaya koka di Peru dan Bolivia, serta dekatnya dengan Amerika Serikat, Kolombia mampu mendominasi perdagangan kokain dunia.
Pablo Escobar pun dengan cepat mengambil alih perdagangan kokain. Pada tahun 1975, ia dicurigai sebagai dalang di balik pembunuhan pedagang narkoba Fabio Restrepo yang berbasis di Medellín, kemudian mengambil alih operasinya dan mengubahnya secara signifikan.
Di bawah pimpinan Pablo Escobar, mereka mengolah pasta koka dari Bolivia dan Peru dan mengirimkannya ke Amerika Serikat. Adapun pada tahun 1976, Pablo Escobar menikahi Maria Victoria Henao dengan selisih usia 11 tahun dan kemudian memiliki dua anak.
Kekayaan Pablo Escobar
Pada tahun 1978, Pablo Escobar membeli properti besar seluas 7.000 hektar di Antioquia, Kolombia, dikenal sebagai Hacienda Nápoles. Properti mewah ini dilengkapi dengan patung-patung dinosaurus, danau buatan, arena banteng, kendaraan mewah, landasan pacu, lapangan tenis, dan kebun binatang berisi hewan eksotis.
Dengan meningkatnya permintaan kokain di Amerika Serikat, Escobar pun memperluas jaringan penyelundupan dan distribusinya. Dia mengendalikan 80% penyelundupan kokain ke Amerika Serikat, menghasilkan hingga $420 juta atau setara Rp 6,5 miliar setiap minggunya.
Pada pertengahan 1980-an, kekayaannya yang diperkirakan mencapai US$ 25 miliar atau setara Rp 384 triliun (kurs Rp15.362) membuatnya masuk dalam daftar 10 orang terkaya versi Forbes di seluruh dunia.
Dijuluki Robin Hood
Meskipun terkenal sebagai seorang narkoba dengan harta melimpah, Pablo Escobar memiliki keinginan untuk dipandang sebagai seorang pemimpin.
Dia seringkali mendanai berbagai proyek untuk membantu orang miskin, membuatnya dianggap setara dengan tokoh Robin Hood.
Anggapan inilah yang kemudian membawanya dapat duduk di Kongres Parlemen Kolombia pada tahun 1982.
Penjara Mewah Escobar
Pablo Escobar memiliki dua metode untuk menyelesaikan masalahnya, yakni ‘plata o plomo’ yang berarti perak (suap) atau peluru (tembakan). Membuat dirinya terkenal dengan kekejamannya.
Pablo Escobar dikabarkan telah membunuh sekitar 4.000 orang, termasuk banyak polisi, pejabat pemerintah jurnalis, dan warga biasa.
Pada tahun 1991, Pablo Escobar menyerahkan diri kepada pemerintah dengan imbalan hukuman yang lebih ringan dan perlakuan istimewa.
Pablo Escobar membangun penjara mewah pribadinya yang dinamakan ‘La Catedral’. Penjara ini dilengkapi dengan kasino, spa, klub malam, lapangan sepak bola, jacuzzi, air terjun, bahkan rumah boneka raksasa.
Namun, pada bulan Juni 1992, Escobar berhasil melarikan diri ketika pihak berwenang mencoba untuk memindahkannya ke penjara konvensional.
Kematian Pablo Escobar
Pada 2 Desember 1993, sehari setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-44, Escobar ditemukan oleh otoritas Kolombia di tempat persembunyiannya di Medellín.
Saat mencoba untuk kabur, Pablo Escobar bersama seorang pengawal berlari menuju atap. Kejar-kejaran dan baku tembak pun meletus yang berakhir dengan kematian Escobar.
Namun, ada spekulasi lain yang mengatakan Pablo Escobar mungkin telah mengakhiri hidupnya sendiri. Ia menyadari bahwa jika tertangkap, ia akan diadili di Amerika Serikat. Sebelumnya, Pablo Escobar pernah menyatakan dirinya lebih memilih dikubur di Kolombia daripada dipenjara di Amerika Serikat.