Separuh alat pemadam kebakaran di Kota Depok rusak
Merdeka.com - Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok, Agung Sugih Arti mengatakan, hampir separuh hydrant (alat pemadam kebakaran) di Depok tak berfungsi optimal. Dari sekitar 50 unit yang ada, hanya 25 unit yang berfungsi optimal. Hal ini menjadi kendala pihaknya ketika melakukan pemadaman.
"Padahal kita harus melakukan pemadaman secara cepat. Tapi kita terkendala soal hydrant," katanya, Sabtu (25/3).
Pihaknya mengaku kesulitan untuk menjangkau sumber air dari lokasi kebakaran yang jauh dari sumber air. Namun pihaknya tetap berupaya melakukan pemadaman secepat mungkin untuk menghindari api tidak menjalar ke tempat lain.
-
Kenapa petugas damkar Depok viralkan kerusakan alat? Petugas Damkar Tanggapi Wakil Wali Kota Depok Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @kabarnegri memperlihatkan seorang petugas damkar bernama Sandi yang memberikan pertanyaan perihal tanggapan wakil wali kota Depok tentang kerusakan alat dan mobil damkar.Ia mengatakan jika penting untuk mengungkapkan masalah tersebut ke publik karena mereka bekerja dengan uang rakyat.
-
Bagaimana tanggapan petugas damkar Depok? Mendengar pernyataan itu, petugas damkar, Sandi pun menanggapi balik dengan semakin tegas.Ia bicara banyak hal tentang transparansi dan bahkan menyinggung perihal marmut berkepala naga.
-
Bagaimana pelaku membakar di Depok? “Awalnya bendera (yang dibakar), terus nyamber ke sarung mobil,“ ujarnya.
-
Kenapa pelaku membakar di Depok? “Iseng kayaknya, orang lewat, enggak tahu tujuannya. Jam 4 kurang, dia (pelaku) jalan sendirian. Saya ngga ngerti modusnya,“ akunya.
-
Siapa yang dikritik petugas damkar Depok? Petugas damkar yang bernama Sandi Butar Butar itu menyayangkan tanggapan dari Wakil Wali Kota yang justru malah menyentil sang petugas damkar.
-
Apa yang dilakukan petugas Damkar? Petugas dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta TImur pun gerak cepat untuk mengamankan ular tersebut.
"Hydrant sangat penting untuk mensuplai kebutuhan air untuk memadamkan api," tutur dia.
Dia menuturkan, wewenang penyediaan hydrant ada di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Diharapkan PDAM bisa melakukan inventarisir kembali terhadap hydrant yang ada sehingga berfungsi optimal dengan debit air yang besar. Dengan adanya hydrant yang berdebit air besar, dapat memudahkan petugas pemadaman untuk menjangkau sumber air dan juga lokasi kebakaran.
"Dengan begitu respons time akan lebih cepat. Saya harap PDAM juga memikirkan hal ini," katanya.
Data yang ada sepanjang 2017 saja, terdapat sejumlah peristiwa kebakaran. Antara lain awal Januari ada tiga di Jalan Mangga Beji dan Kelapa Dua. Pada Februari terjadi di Pabrik Lucky. Kemudian pada Maret terjadi tiga kasus. Yaitu di Palakali Beji, showroom mobil dan Soto Kudus.
"Pemicunya adalah korsleting dan kebocoran gas," tambah Kepala Dinas Kebakaran Kota Depok Yayan Ariyanto. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Air rebusan dari berbagai tanaman dan rempah-rempah kerap dipilih sebagai solusi alternatif redakan sakit kepala.
Baca SelengkapnyaDi tengah jalan, sosoknya bahkan tak kuasa menahan air mata pilu.
Baca SelengkapnyaSaat sampai di perlintasan sebidang Cikadupateh, para petugas dan relawan yang berjaga dengan sigap menghentikan truk pemadam kebakaran tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemandian itu diduga sudah ada sejak ribuan tahun lalu
Baca SelengkapnyaKereta Api (KA) Pasundan dilempari sejumlah orang tak dikenal di Surabaya. Selain kaca pecah, peristiwa itu juga menyebabkan sejumlah penumpang terluka.
Baca SelengkapnyaKelapa memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Salah satunya adalah kemampuannya menurunkan tekanan darah tinggi. Berikut adalah penjelasannya.
Baca SelengkapnyaBantuan air ini diberikan oleh Kemhan dan Unhan RI sebagai pengabdian untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaDinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta mengerahkan 10 unit dan 40 personel untuk memadamkan api.
Baca SelengkapnyaKeberadaan tangki air raksasa di Depok memicu polemik. Fasilitas itu dibutuhkan untuk penyediaan air bersih, di sisi lain warga khawatir dengan potensi bencana.
Baca Selengkapnya