Setiawan Maulana, pendaki Gunung Kerinci sudah hilang 13 hari
Merdeka.com - Seorang pendaki gunung asal Bekasi, Setiawan Maulana, hilang karena terpisah dari rombongannya saat mendaki Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi yang memiliki ketinggian 3.805 meter dari permukaan laut (MDPL).
"Pendaki yang dinyatakan hilang itu atas nama Setiawan Maulana (22) Karyawan PT Kayaba yang diduga kesasar pada Sabtu lalu (27/12) pukul 07.00 WIB itu hingga saat ini belum ditemukan," kata Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah, di Jambi, Senin (29/12).
Pria yang beralamat di Jalan Raya Cemara V Blok F No 356 RT 008/013 Desa Jati Mulya Tambun Selatan, Bekasi ini, diketahui hilang saat rombongan yang didampingi pemandu sampai di kaki gunung.
-
Siapa pendaki yang hilang di Semeru? Delapan tahun lalu, atau tepatnya tanggal 3 Juni 2016, seorang pendaki asal Swiss, Lionel Du Creaux dinyatakan hilang di Gunung Semeru.
-
Siapa pendaki yang hilang? Pada Senin (7/10), seorang gadis pendaki Gunung Slamet bernama Naomi Daviola dikabarkan hilang dan diduga tersesat.
-
Kenapa pendaki tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Dimana pendaki ditemukan? 'Korban yang hilang ini kita tidak tahu masuk kelompok mana dia. Pencarian juga kita mempertimbangkan cuaca, jangan sampai nanti korban bertambah,' sebutnya.
-
Siapa yang memimpin pencarian? Tahsin Ceylan dari Universitas Van Yuzuncu Yil kemudian memimoin proyek pencarian untuk pertama kali.
Diduga pendaki yang hilang tersebut diduga kesasar atau salah jalan sehingga keluar dari jalur pendakian.
"Diduga Setiawan Maulana, kesasar saat turun dari puncak gunung," kata Almansyah.
Hingga kini, sejumlah pihak dilibatkan untuk mencari hilangnya pendaki gunung tersebut.
Kejadian itu bermula saat sebanyak 13 orang pendaki gunung asal Jakarta pada Kamis (25/12) pukul 12.00 WIB didampingi pemandu mendaki Gunung Kerinci mendaki gunung.
Selanjutnya, pada Sabtu (27/12) sekitar pukul 07.00 WIB, rombongan pendaki turun dari puncak gunung. Namun, sampai di bawah pendaki hanya 12 oran dan satu orang dinyatakan hilang adalah Setiawan Maulana (22).
Hingga pagi ini memasuki hari ketigabelas, nasib Setiawan belum juga jelas. Berikut rangkuman merdeka.com seperti dihimpun dari berbagai sumber, Jumat (9/1):
Pencarian Setiawan melibatkan ustaz
Keluarga Setiawan Maulana tetap tak menyerah melakukan pencarian anggota keluarganya yang hilang di Gunung Kerinci itu. Pihak keluarga sampai meminta uztaz untuk membantu mencarikan Setiawan.Informasi dari ustaz tersebut, Setiawan diduga masih dalam kondisi hidup dan sudah mendekati pemukiman masyarakat sekitar."Kata ustaz, Setiawan berada di lokasi yang banyak monyet dan pohon pisang. Lokasi itu sudah dekat dengan pemukiman," kata kakak Setiawan, Sephadi.
Keluarga tak akan mau pulang sebelum Setiawan ketemu
Hingga hari ke-13, Setiawan Maulana belum juga ditemukan. Pihak keluarga juga turut membantu dalam pencarian pria yang masih berumur 22 tahun tersebut. Bahkan kakak Setiawan tak akan mau pulang sebelum adiknya ditemukan. Seperti dikutip dari www.kerincizone.com, Kamis (8/12), Dansatgas Seksi Wilayah I Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB-TNKS), Sephadi, mengatakan meski masa darurat sudah berakhir namun pencarian masih terus dilakukan. "Pencarian sepertinya terus berlanjut, meski dua kali masa tanggap darurat sudah habis," kata Sephadi.Menurutnya, hal tersebut dilakukan karena masih banyak relawan yang datang membantu, termasuk masyarakat setempat. "Kakak Setiawan Maulana tidak mau pulang ke Bekasi, sebelum Setiawan ditemukan," ujarnya.
Lokasi hilangnya Setiawan memang dikenal tempat rawan
Menurut informasi dari berbagai sumber pendaki Gunung Kerinci, lokasi terakhir hilangnya Setiawan memang dikenal rawan dan ekstrem sejak dulu. Bahkan beberapa korban terdahulu yang hilang di lokasi yang sama akhirnya ditemukan tewas.Salah satu pendaki yang dulu jadi korban, Yuda, sempat diabadikan namanya di sebuah tugu yang berada di Gunung Kerinci."Yuda Santika dinyatakan hilang pada tahun 1991 di lokasi itu. Selain itu, Dadang dan Nanang hilang pada 1997 juga di lokasi tersebut. Pendaki rusia, juga dinyatakan hilang di lokasi tersebut," kata sumber itu.Menurut sumber yang lain, tak jauh dari lokasi itu juga ada jurang yang cukup dalam.
Ketika ingin naik mendaki puncak, Setiawan sempat ragu
Setiawan Maulana rupanya sempat ragu-ragu ketika ingin melanjutkan perjalanannya ke puncak Gunung Kerinci. Hal tersebut diceritakan oleh teman Setiawan yang kala itu ikut mendaki bersama teman-teman lainnya."Dia sampai tiga kali nanyain saya, apakah akan melanjutkan perjalanan ke puncak atau nggak," kata Reski Fadila Malik (Eki) seperti dikutip merdeka.com dari Kerincizone.com.Seperti dikutip merdeka.com dari Kerincizone.com, diceritakan bahwa Sabtu (27/12) pagi, Setiawan dan teman-temannya yang ada di shelter dua menggelar diskusi kecil, mencari kesepakatan melanjutkan pendakian ke puncak atau tidak."Ada yang pengen tapi ragu, ada yang menunggu cuaca. Cuaca memang lagi buruk, kita berdiri saja badan goyang ketiup angin. Suhu bisa minus dua derajat. Ketinggian sudah hampir 3.100 meter," terang Eki.Sekitar pukul 06.00 itu, kata Eki, Iwan sempat menanyakan jadi ke puncak atau tidak. "Saya bilang, nggak. Tunggu cuaca dulu setengah jam. Kalau bagus, baru naik," kata Eki.Setengah jam berikutnya, lanjut Eki, cuaca malah tambah buruk, karena kabut bertambah pekat. "Iwan masih jalan di sekitar tenda, masih orientasi medan. Iwan nanya lagi, naik nggak. Saya bilang nggak," kata Eki.Eki pun mengingatkan bahwa mereka berempat harus sudah turun dan kembali ke Bekasi, Minggu (28/12/2014). Dia memberi penjelasan, jika naik ke puncak diperkirakan baru sampai pukul 12.00. Turun sampai basecamp bisa pukul 19.00."Iwan makin ragu. Dia bicara dengan Imad. Mereka malah packing, seperempat jam kemudian, Iwan nanya ketiga kalinya ke saya seperti orang bingung," lanjut Eki.Eki tetap tak ingin melanjutkan perjalanan. Dia menyarankan Iwan lebih dulu ke shelter 3, jika cuaca bagus baru ke puncak. "Iwan dan Imad akhirnya naik ke puncak, setelah itu saya putus kontak," katanya.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang ABG laki-laki, RZ (15), hilang saat ikut orang tuanya ke kebun dekat hutan.
Baca SelengkapnyaTemannya melihat terakhir korban berjalan bersama sosok dikira temannya
Baca SelengkapnyaEvakuasi dimulai pada tanggal 18 Agustus pukul 13.00 WIB, dari pintu rimba menuju Shelter satu dan berakhir pukul 19.00 WIB di Shelter tiga.
Baca SelengkapnyaEmpat pendaki yang sempat dikabarkan tersesat di Gunung Sanghyang, Kabupaten Tabanan, Bali, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaBelasan pendaki tersebut merupakan jemaah Majelis Buni Kasih.
Baca SelengkapnyaPendaki ini hilang sejak Kamis (23/5), ketika turun dari Tugu Yuda menuju shelter tiga.
Baca SelengkapnyaKepala Kantor SAR Padang Abdul Malik mengatakan, 12 pendaki masih hilang, dan 11 meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPencarian korban hilang banjir lahar dingin diperluas sampai ke Taluk Kuantan di Riau
Baca SelengkapnyaSebelumnya bocah tersebut dinyatakan hilang lebih dari sepekan atau sejak Kamis, 11 April 2024.
Baca SelengkapnyaSeorang pendaki asal Swiss, Lionel Du Creaux dinyatakan hilang di Gunung Semeru.
Baca SelengkapnyaKedua jenazah ditemukan tak jauh dari bendungan PT Wampu Electric Power (WEP)di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh, Karo.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan erupsi Gunung Marapi mengimbau masyarakat segera melapor apabila ada keluarganya hilang Gunung Marapi..
Baca Selengkapnya