Sindikat penipuan WN China keruk keuntungan hingga Rp 26 triliun
Merdeka.com - Sebanyak 148 pelaku kejahatan cyber crime yang merupakan Warga Negara China telah diamankan oleh Tim Gabungan Polda Metro Jaya dan Mabes Polri dari tiga lokasi, yakni Jakarta, Surabaya, dana Bali. Selama melakukan kejahatan, pelaku mendapatkan keuntungan hingga triliunan rupiah.
"Itu total kerugian selama 1 tahun aja untuk 3 tempat kejadian perkara (Jakarta, Surabaya, Bali) kerugian mencapai Rp 6 triliun, itu sudah dirupiahkan," ujar Wakasatgas Kombes Hery Heriawan, di Mapolda Metro Jaya, Senin (31/7).
Selain di Indonesia, kata Hery, para pelaku juga tersebar di sejumlah negara ASEAN. Mereka melancarkan aksi kejahatan di Thailand, Kamboja, dan Filipina.
-
Apa yang dilakukan jaringan kriminal di Asia Tenggara di Telegram? Sebuah laporan terbaru dari UNODC, kantor PBB yang menangani urusan narkoba dan kejahatan, mengungkapkan bahwa aplikasi Telegram telah menjadi sarana utama bagi jaringan kriminal di Asia Tenggara untuk melakukan aktivitas ilegal dalam skala besar.
-
Dimana penipuan terjadi? Pasangan ini memiliki sebuah pusat terapi di Kanpur, Uttar Pradesh, di mana mereka diduga meyakinkan orang-orang bahwa proses penuaan mereka dipercepat oleh polusi udara yang parah.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Bagaimana jaringan kriminal Asia Tenggara menggunakan Telegram? Menurut laporan UNODC, aktivitas ilegal yang terjadi di platform tersebut meliputi perdagangan data hasil peretasan, seperti informasi kartu kredit, password, dan riwayat penelusuran.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
"Kalau untuk seluruhnya itu mencapai Rp 26 triliun," katanya.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Cyber Polri Brigjen Pol Fadil Imran mengatakan, kalau pelaku sangat terorganisir.
"Kejahatan cyber ini teroganisir yang tidak kenal batas negara. Perlu teman-teman tahu TKP kejadian bukan hanya di Indonesia, tapi ada beberapa negara lain kawasan ASEAN," kata Fadil.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto mengatakan bahwa 153 Warga Negara Asing (WNA) asal China dan Taiwan yang berada di Bali dan Surabaya, sore ini diberangkatkan ke Polda Metro Jaya. Mereka adalah seorang tersangka dalam kejahatan siber Internasional.
"Mereka saat ini sedang dalam proses diberangkatkan ke Jakarta dari Surabaya dan dari Bali," kata Rikwanto di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (31/7).
93 Orang di antaranya terdiri dari 81 orang WN China dan 12 WN Taiwan, diterbangkan langsung dari Surabaya. Dan 31 orang yang terdiri dari 17 orang WN China, 10 orang WN Taiwan dan 4 orang WNI juga akan diterbangkan langsung dari Bali.
Sesampainya di Polda Metro Jaya, nantinya pihak kepolisian akan melakukan pendalaman terkait kasus tersebut.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akun WA itu terhubung dengan nomor ponsel yang sudah teregister atas nama orang lain.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaSelama ini Indonesia kerap jadi sasaran utama para bandar judi online.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.
Baca Selengkapnyakasus bermula dari 189 laporan polisi tersebar di sejumlah Polda.
Baca SelengkapnyaPolres Jakbar tangkap dan tetapkan 29 orang yang terseret kasus judi online.
Baca SelengkapnyaRibuan generasi Z dan milenial terlibat dalam aktivitas perjudian online yang tersebar di sejumlah negara di luar negeri.
Baca SelengkapnyaHimawan berharap agar masyarakat harus lebih teliti dalam menerima setiap informasi.
Baca SelengkapnyaNatsir menjelaskan, PPATK mendapatkan informasi mengenai transaksi keuangan itu dari para penyedia jasa keuangan
Baca SelengkapnyaOtaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim
Baca SelengkapnyaPeranan tersangka dalam sindikat kriminal internasional ini selain mencari korban, juga penerjemah bahasa Mandarin, mengurus dokumen, rekening dan lain-lain,
Baca Selengkapnya