Tradisi unik Mekotekan di Mengwi di Hari Raya Kuningan
Merdeka.com - Hari Raya Kuningan yang dirayakan setiap 6 bulan sekali, selalu digelar tradisi mekotekan di desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi di Badung Bali, Sabtu (15/4). Tradisi Mekotek atau Ngerebek berawal dari sejarah cerita Kerajaan Mengwi saat akan menguasai daerah Blambangan Jawa Timur.
Sebelum menjajah Raja Mengwi memohon doa restu di Pura Dalam Wisesa Adat Munggu bersama rakyat dan para patih. Dimana saat itu Raja Mengwi diberkahi tombak dan tameng sebagai senjata.
Singkat cerita Raja Mengwi dapat menaklukan Raja Blambangan, setelah mendapat kemenagan Raja Mengwi kembali pulang, namun didalam perjalanan tepatnya di tanah Gilimanuk disambut para perajurit dengan cara diserang menggunakan sebilah bambbu.
-
Kapan tradisi Memitu dilakukan? Ini merupakan adat yang berasal dari Kabupaten Indramayu untuk memperingati kehamilan seorang ibu yang memasuki usia kandungan 7 bulan.
-
Apa makna tradisi Marpege-pege bagi masyarakat Batak Angkola? Marpege-pege merupakan salah satu bentuk dari rasa solidaritas, saling membantu dan toleransi antar anggota keluarga dan masyarakat khususnya dalam upacara perkawinan.
-
Dimana tradisi Memitu dilestarikan? Sampai saat ini tradisi tersebut masih terus dirawat oleh masyarakat di Kabupaten Indramayu hingga sebagian wilayah Cirebon, dan dijadikan sebagai warisan budaya yang wajib diadakan.
-
Bagaimana tradisi Bekarang Iwak dilakukan? Pelaksanaan upacara Bekarang Iwak ini dilakukan oleh warga secara bersama-sama. Dengan menggunakan alat tradisional dan Lubuk Larangan, tentu ekosistem sungai akan terjaga dengan baik sekaligus menjaga populasi jumlah ikan.
-
Kenapa tradisi Memitu dilakukan? Tradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan.
-
Bagaimana tradisi Meugang dirayakan? Tradisi Meugang merupakan tradisi Iduladha yang sangat populer di Aceh. Tradisi yang sudah ada di Aceh sejak ratusan tahun lalu identik dengan makan daging sapi atau kerbau bersama beraneka makanan olahan lainnya.
Kegembiraan saling serang itu membuat sang raja merasa sangat terharu. Sejak saat itu Raja Mengwi bersumpah akan mengadakan kegiatan Mekotek di Wilayah Desa Adat Munggu setiap Saniscara (Hari sabtu kliwon) Wuku Kuningan yang bertepatan pada hari raya Kuningan.
Bendesa Adat Munggu, I Made Rai Sujana menjelaskan acara tradisi Mekotek merupakan suatu tradisi turun menurun yang dimulai pada zaman kejayaan kerajaan Mengwi yang dulu beristana di Desa Adat Munggu.
Bahkan katanya trasisi Mengkotek ini sudah ditetapkan sebagai warisan budaya nasional.
"Baru-baru ini sudah ditetapkan sebagai warisan Budaya Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ucapnya hari sabtu(15/4)
Selain itu Sujana juga menuturkan makna tradisi Mekotek ini menurutnya mempunyai makna, penghormatan bagi jasa para pahlawan dahulu, menolak bala dalam mengusir roh-roh jahat yang akan masuk pada masyarakat, serta pemersatu bagi para anak-anak muda.
"Kenapa masyarakat menyakini tradisi penolak bala, arena pada zaman penjajahan tradisi ngerebek ini pernah dilarang oleh penjajah karena dikira akan melakukan pemberontakan atau perlawanan kepada Belanda sehinga yang terjadi di Desa dan masyarakat dahulu banyak yang terkena penyakit bahkan banyak yang sampai meninggal, dan lahan pertanian juga banyak yang terkena hama," ungkap Sujana
Acara ini dimulai dengan sejumlah pemuda di desa Munggu menggelar ritual persembahyangan terlebih dahulu pukul 02.30 WITA.
Untuk kemudian para pemuda dibagi menjadi dua kelompok. Dengan masing-masing pemuda menggenggam sebatang kayu Pulet kayu asli Bali dengan panjang rata-rata 3,5 meter.
Mereka tidaklah saling serang dengan cara saling memukul. Tetapi saling dorong hingga kayu membentuk sebuah kerucut sebagai simbol tanda keagungan.
Acara ini beru usai pukul 17.00 WITA diakhiri dengam bersembahyang bersama seluruh warga desa setempat.
"Upacara Mekotek ini diikuti 12 Banjar Adat seluruh Desa Adat Mungguh," demikian Sujana menegaskan. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Upacara yang digelar tiap bulan Sapar itu digelar untuk menjaga nilai-nilai budaya yang diwariskan turun-temurun.
Baca SelengkapnyaMenak Koncer merupakan tradisi yang berkembang di Dusun Resowinangun, Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Semarang, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDahulu, tarian ini hanya dimainkan oleh kalangan tertentu. Namun kini tarian ini boleh dimainkan oleh masyarakat yang tinggal di luar keraton
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Upacara Memayu dan ider-ideran bertujuan sebagai bentuk penghormatan masyarakat Trusmi terhadap leluhur yang telah banyak berjasa.
Baca SelengkapnyaPengunjung benar-benar diajak untuk menyelami budaya Sunda secara menarik.
Baca SelengkapnyaTradisi Suran Mbah Demang dilaksanakan setiap tanggal 7 Sura penanggalan Jawa
Baca SelengkapnyaPotret meriah Gibran diarak keliling kampung pakai Kuda Renggong.
Baca SelengkapnyaTarian ini bukan hanya menjadi hiburan semata, melainkan juga ditampilkan dalam acara-acara resmi dan festival budaya Melayu di Bitan dan Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaKupatan Jolosutro merupakan tradisi yang telah berlangsung lama di daerah Piyungan, Bantul..
Baca SelengkapnyaTradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaDengan beragam budaya yang ada di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca Selengkapnya