Tragis Nasib Dokter Tugas di Daerah:Penghasilan Minim, Pilih Pensiun Dini
Nurdin mengungkapkan, kondisi ini sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Era generasi 90’an, tidak sedikit anak-anak yang bercita-cita ingin menjadi dokter. Sebab, profesi tersebut selain bisa menyembuhkan orang sakit, tapi juga dianggap mendapatkan bayaran mahal.
Namun fakta di lapangan jauh berbeda dengan mimpi anak-anak generasi milenial jaman dulu. Kehidupan dokter tak seindah yang diimpikan.
Setiap tahunnya selalu saja ada dokter yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) memilih untuk mengundurkan diri atau pensiun dini.
Sekretaris Daerah Garut, Nurdin Yana mengakui kondisi tenaga dokter yang saat ini masih kurang di daerahnya. Baik spesialis maupun umum. Ia juga mengakui bahwa cukup banyak dokter yang berstatus PNS memilih untuk mengundurkan diri dan pensiun dini.
Nurdin mengungkapkan, kondisi ini sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
“Dalam lima tahun, lebih dari 10 dokter spesialis maupun umum yang memilih untuk mengundurkan diri dan pensiun dini,” kata Nurdin, Jumat (22/11).
Kenapa Mundur?
Di tahun 2024 ini, diakuinya, setidaknya ada 1 dokter spesialis dan 1 dokter umum yang memilih pensiun dini. Namun menurutnya memang pengajuan itu sudah memenuhi syarat masa kerja dan hal itu dilakukan atas kemauan sendiri.
Namun bila mengacu pada dala lima tahun terakhir, setidaknya ada 3 orang dokter spesialis yang mengundurkan diri juga pensiun dini. Sedangkan sisanya berstatus sebagai dokter umum. Mundur dan pensiunnya sejumlah dokter di Garut, menurutnya tidak lepas dari persoalan pendapatan yang rendah bila mengandalkan gaji PNS.
Kondisi itu pun yang kemudian tidak sedikit formasi dokter yang dibuka di CPNS ada yang tidak terisi.
"Pendapatan di sektor swasta jauh lebih kompetitif. Ini salah satu tantangan yang harus kami atasi," kata Nurdin.
Nurdin menambahkan, kondisi saat ini kebutuhan Garut akan dokter, baik spesialis maupun cukup tinggi. Apalagi saat ini Garut saat ini sudah membuka dua rumah sakit baru di wilayah utara. Sehingga di dua lokasi itu masih minim tenaga medis, khususnya dokter spesialis.
"Kita punya kebutuhan besar, tapi tidak ada peminat untuk mengisi formasi di beberapa rumah sakit maupun puskesmas. Bahkan, dua formasi dokter di puskesmas tidak ada pelamar sama sekali di tahun ini," ungkap Nurdin.
Cuma Punya 1 Spesialis
Secara umum, menurutnya hampir seluruh dokter spesialis memang ada di Garut, kecuali urologi. Namun walau begitu jumlah dokter yang ada belum memenuhi kebutuhan masyarakat.Ia mencotohkan salah satu dokter yang belum memenuhi adalah spesialis jantung.
“Di Garut saat ni hanya ada 1 orang untuk itu (dokter spesialis jantung), dan masih banyak yang lainnya seperti spesialis THT karena tahun ini pensiun dini,” ucapnya.
Untuk mengatasi persoalan itu, diakui Nurdin pihaknya berupaya membuka pendidikan spesialis bagi dokter, namun hasilnya belum signifikan. Menurutnya hal tersebut masih memerlukan dukungan yang lebih luas.
“Agar kemudian tenaga medis yang mengikuti pendidikan spesialis itu tertarik kembali bekerja di Garut dan memberikan pelayanan kepada masyarakat,” pungkasnya.