Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Usaha wartel yang kini tergeser oleh ponsel

Usaha wartel yang kini tergeser oleh ponsel Nokia handphone. ©akasiacell.blogspot.com

Merdeka.com - Mungkin sepuluh tahun yang lalu warung telepon (Wartel) merupakan tempat favorit untuk nongkrong setiap malam minggu untuk remaja yang tidak kebagian layanan telepon kabel di rumahnya. Atau, bisa saja seorang remaja mendapati telepon di rumahnya dikunci agar tagihan telepon tidak jebol. Untuk menghubungi sang kekasih, warung telepon adalah salah satu solusinya.

Warung telepon juga bisa menjadi penyelamat untuk keluarga yang ingin menghubungi kerabatnya di luar kota atau luar negeri. Satu booth kecil menjadi ruang untuk jalinan silaturahmi jarak jauh.

Putri (31) menuturkan bahwa ayahnya telah membuka usaha wartel di pertengahan tahun 1990-an. "Waktu itu bapak saya memang ingin usaha wartel untuk menambah penghasilan selain jualan di warung," ujarnya kepada merdeka.com, Jumat (3/5).

Untuk membuka wartel satu booth di Jl Godean, Sleman, Yogyakarta, Putri mengaku, ayahnya harus mengorbankan uang senilai Rp 1 juta untuk investasi. Selain itu, sambungan telepon kabel di rumahnya harus direlakan hanya untuk menelepon saja.

"Karena untuk jasa wartel memang ada dua, bisa nerima telepon dan tidak. Ayah saya memilih untuk telepon keluar saja karena jasa menerima telepon tidak terlalu menguntungkan," ujar dia.

Saat itu, wartel kepunyaan ayah Putri menjadi salah satu wartel yang paling ramai di desa Sidokarto, tempat tinggalnya. Pasalnya, belum banyak pesaing di daerah tersebut. Untungnya pun tidak bisa dibilang sedikit.

Namun, seiring dengan waktu, usaha tersebut perlahan meredup. Setelah teknologi telepon genggam terjangkau oleh masyarakat pada tahun 2000 awal, wartel tersebut mulai sepi pengunjung.

Sekarang, satu bilik wartel yang terbuat dari kayu dan kaca gelap itu hanya mangkrak tak tersentuh. "Sekarang mau ditutup juga susah prosesnya. Kalau dikembalikan ke telepon kabel juga buat apa. Jadi begitulah dibiarkan saja," jelas Putri.

Kini, meneruskan usaha ayahnya, Putri memilih menjual pulsa dan aksesoris ponsel. Itupun juga tak semarak dulu. Seiring dengan majunya teknologi, penjualan pulsa fisik menjadi jarang karena pelanggan lebih memilih membeli pulsa melalui ATM. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Muncul Beriringan dengan Hadirnya Listrik, Ini Sejarah Warung Angkringan di Kota Solo
Muncul Beriringan dengan Hadirnya Listrik, Ini Sejarah Warung Angkringan di Kota Solo

Mulai dari Solo, keberadaan angkringan muncul di kota-kota lain.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dulu Jadi Pusat Belanja Teramai dan Terbesar, Kini Kawasan Blok M dari Mal hingga Terminal Sepi Akibat Terdampak Digitalisasi
FOTO: Dulu Jadi Pusat Belanja Teramai dan Terbesar, Kini Kawasan Blok M dari Mal hingga Terminal Sepi Akibat Terdampak Digitalisasi

Kawasan yang dulu ramai dan menjadi tempat favorit warga DKI Jakarta untuk belanja kini terlihat sepi.

Baca Selengkapnya
Daftar Permainan Tradisional Indonesia yang Kini Sudah Semakin Dilupakan
Daftar Permainan Tradisional Indonesia yang Kini Sudah Semakin Dilupakan

Beberapa permainan tradisional Indonesia ini mulai terlupakan karena tergerus zaman.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Gunung Sampah Bantar Gebang, Ternyata di Atasnya Ada Warung Makanan Laris Manis Walau Dipenuhi Lalat
Sisi Lain Gunung Sampah Bantar Gebang, Ternyata di Atasnya Ada Warung Makanan Laris Manis Walau Dipenuhi Lalat

Begini sisi lain gunung sampah Bantar Gebang yang mampu membuat terkejut dan heran.

Baca Selengkapnya
Begini Potret Para Pedagang Jadul Tahun 80an dari Warteg Hingga Penjual Kerupuk Dijamin Bikin Nostalgia
Begini Potret Para Pedagang Jadul Tahun 80an dari Warteg Hingga Penjual Kerupuk Dijamin Bikin Nostalgia

Lama tak terlihat, begini potret jadul para pedagang pada tahun 80an. Simak selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Simak Asal Usul Toko Kelontong yang Kini Berubah jadi Supermarket Modern
Simak Asal Usul Toko Kelontong yang Kini Berubah jadi Supermarket Modern

Pedagang kelontong kebanyakan dilakukan orang-orang keturunan China.

Baca Selengkapnya
Sisa Kejayaan Surat Kabar di Bandung Ada di Cikapundung, Dulu Berjajar Loper Koran sejak Pagi Buta
Sisa Kejayaan Surat Kabar di Bandung Ada di Cikapundung, Dulu Berjajar Loper Koran sejak Pagi Buta

Cikapundung jadi daerah yang tersisa dari masa keemasan koran dan kini masih tetap bertahan di tengah senja kala yang mengancam

Baca Selengkapnya
Tongkrongan Legendaris Anak 90-an di Jakarta
Tongkrongan Legendaris Anak 90-an di Jakarta

Semua tahu, sejak dulu Jakarta gudangnya tempat nongkrong. Buat anak 90'an, tempat nongkrong ini hits. Meski seiring perkembangan zaman, mulai hilang.

Baca Selengkapnya
Kisah Rumah Makan Bu Wartilah yang Legendaris, Bermula dari Kedai Sederhana Kini Naik Kelas dan Banyak Pelanggan
Kisah Rumah Makan Bu Wartilah yang Legendaris, Bermula dari Kedai Sederhana Kini Naik Kelas dan Banyak Pelanggan

Berkat bantuan KUR BRI, warung miliknya bisa naik kelas dan tetap menghadirkan menu legendaris sejak 1994

Baca Selengkapnya
Video Rekaman Suasana Kampus di Bandung Tahun 2009 Bikin Tenang, Netizen 'Enggak Ada Adu Outfit'
Video Rekaman Suasana Kampus di Bandung Tahun 2009 Bikin Tenang, Netizen 'Enggak Ada Adu Outfit'

Video jadul suasana perkuliahan di salah satu kampus di Bandung tahun 2009 menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya
Sedang Jadi Sorotan, Ini Cikal Bakal Warung Madura, Sudah Ada sejak Zaman Kolonial
Sedang Jadi Sorotan, Ini Cikal Bakal Warung Madura, Sudah Ada sejak Zaman Kolonial

Jiwa ulet orang Madura dalam berbisnis sudah tampak sejak zaman kolonial Belanda

Baca Selengkapnya
Cerita Pedagang di Pasaraya Blok M Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung
Cerita Pedagang di Pasaraya Blok M Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung

Gunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.

Baca Selengkapnya