Usai serangan di London, Polri tingkatkan kewaspadaan
Merdeka.com - Insiden teror penyerangan terjadi di London Brigde, Sabtu (3/6) lalu. Dari insiden itu, sedikitnya empat orang tewas dan 40 orang luka-luka. Atas hal tersebut, Polri meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi kejadian serupa di dalam negeri.
"Jadi itu bisa saja terjadi di Indonesia. Tetap kita harus waspada," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/6).
Menurut Setyo, teror dengan cara menabrakkan mobil ke pejalan kaki kemudian menusuk korban bisa menginspirasi aksi teror serupa di dalam negeri. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan eksistensi dari kelompok teror tersebut.
-
Apa tujuan serangan? Setelah pelaku kejahatan mengubah ID Apple dan kata sandi Anda, mereka dapat mengunci Anda dari iPhone, membuka aplikasi perbankan dan keuangan, mengubah kata sandi, dan menguras aset Anda dalam sekejap mata.
-
Bagaimana serangan ini dilakukan? Para penyerang menggunakan kampanye phishing dengan mengirimkan email dan teks yang dirancang seolah-olah dikirim oleh Apple.
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Bagaimana cara serangan ini terjadi? SOPHOS menjelaskan bahwa para korban sering kali diarahkan untuk mengklik iklan atau tautan berbahaya yang tampak sah. Di Australia, risiko ini menjadi lebih tinggi karena tautan berbahaya hanya muncul ketika kata 'Australia' disertakan dalam pencarian.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
"Ini bisa saja menginspirasi. Seperti kasus peledakan menginspirasi juga orang yang di sini," ujar dia.
"Teroris di sini menganggap 'saya eksis juga lah'. Menunjukkan kita (kelompok teror) masih ada. Itu jangan sampai," timpal dia.
Setyo mengatakan, aksi teror bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Oleh karenanya, peristiwa di London menjadi pelajaran pemerintah dalam hal ini aparat keamanan untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Saya katakan kapan saja dan di mana saja teror bisa terjadi di gerombol-gerombol begini kalau kita melihat ini jalannya raya ya kita jangan gerombol di jalan raya itu bisa jadi sasaran," pungkas Setyo.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sopir yang membawa senjata tajam itu kemudian berteriak menantang ke pengendara mobil yang dikejarnya untuk berhenti
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTujuannya, melindungi keselamatan penumpang maupun pengemudi taksi online.
Baca SelengkapnyaIni merupakan upaya untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam melawan arah karena berbahaya.
Baca SelengkapnyaKekerasan yang terjadi di jalan Hasyim Ashari, Kota Tangerang, Jumat (17/5/2024) malam viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaOrang tak dikenal melemparkan batu ke arah anggota yang bertugas. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini.
Baca SelengkapnyaKapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto menilai pentingnya peran masyarakat dalam membasmi peredaran senjata api ilegal.
Baca SelengkapnyaDE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) ditangkap lantaran dirinya diduga terlibat aksi terorisme.
Baca SelengkapnyaPengendara pajero sempat memberi klakson panjang kepada pemotor
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaSatu pelaku berinisial BL (31) tewas di lokasi kejadian.
Baca Selengkapnya