Wacana Urun Dana Rakyat untuk IKN, Wagub Kaltim: Setahu Saya Dulu, Pusat Membiayai
Merdeka.com - Pemerintah membuka banyak skema pendanaan pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di luar APBN. Salah satunya urun dana (crowd funding) dari masyarakat.
Wagub Kaltim Hadi Mulyadi menyatakan dana pembangunan IKN tetap menjadi urusan pemerintah pusat. Meskipun mungkin terdapat kekurangan.
"Setahu saya dulu, pusat membiayai. Mungkin kalau ada yang kurang-kurang ya tetap urusan pusat. Masyarakat kan sudah terbatas dananya," kata Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi kepada wartawan di Balikpapan, Selasa (28/3).
-
Bagaimana cara investor lokal membangun IKN? Investor-investor lokal menunjukkan kesiapan yang matang untuk membangun sektor Sumbu Kebangsaan. Namun, investor internasional yang sudah terkenal secara kualitas dan memilki komitmen besar juga turut menjadi mitra bagi investor lokal.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
-
Bagaimana Otorita IKN memberdayakan masyarakat lokal? Dalam upaya pemberdayaan masyarakat lokal, Otorita IKN telah menginisiasi program pelatihan untuk masyarakat adat. Dahlia mengungkapkan bahwa mereka sudah diminta untuk mengajukan data identitas guna mengikuti pelatihan yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada tahun 2024.
-
Kenapa pembangunan IKN tidak hanya fokus pada pemerintahan? Formulasi pembangunan IKN adalah percampuran dari Pusat Administratif (KIPP) dan Pusat Perekonomian. Akan ada 9 Wilayah Pembangunan (WP) di IKN dan nomor 1 adalah wilayah KIPP yang kami fokuskan saat ini dan ditargetkan selesai pada Agustus 2024. Namun, di saat yang bersamaan kami juga telah memulai perencanaan untuk WP lainnya.
-
Dimana sumber APBN berasal? Pemasukan dalam APBN berasal dari berbagai sumber, termasuk pajak, penerimaan negara bukan pajak, pendapatan dari perusahaan negara, hibah dan bantuan luar negeri, serta sumber pendapatan lainnya.
Menurut Hadi, urun dana bersumber dari masyarakat itu mungkin bermakna lain, dan ditujukan bagi pengusaha besar.
"Mungkin masyarakat itu tanda kutip. Dimaksud itu adalah pengusaha besar mungkin. Kalau masyarakat di Kaltim tidak mungkin lah membiayai," ujar Hadi.
Dalam kesempatan itu, Hadi menyinggung keberadaan perusahaan tambang batubara skala besar yang beroperasi di Kalimantan Timur.
"Kan di sini banyak perusahaan besar. PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) saja ada 30 kan? Perusahaan-perusahaan besar itu yang dharapkan membantu IKN," terang Hadi.
"Yang dimaksud masyarakat ini pengusaha kira-kira. Bukan masyarakat kecil. Beli minyak goreng saja susah, masak mau bangun IKN?" jelas Hadi.
Ditemui merdeka.com di Samarinda, Senin (28/3), Hadi juga merespons hal yang sama. Dia menyatakan pembiayaan IKN bersumber dari pemerintah pusat.
"Dana saja sekarang saja terbatas, bagaimana mau bantu? Tidak mungkin (sumber dari APBD Kalimantan Timur)," pungkas Hadi.
Dikutip dari liputan6.com, Tim Komunikasi IKN Sidik Pramono menyatakan, urun-dana merupakan penggalangan dana yang melibatkan banyak orang dan sifatnya donasi/sosial. Urun-dana ini sifatnya sukarela, tidak ada pemaksaan, dan yang menjadi pemrakarsa pun dari pihak masyarakat sendiri.
"Alternatif urun-dana ini adalah kesempatan dan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dan mempunyai rasa memiliki di IKN," kata Sidik lewat pesan tertulis, Jumat (25/3).
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
APBN akan mendanai pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara seluas 6.600 hektare.
Baca SelengkapnyaPembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Sudah Habiskan Uang Negara Rp38 Triliun
Baca SelengkapnyaDari Total anggaran yang dibutuhkan, APBN hanya akan membiayai 20 persen saja.
Baca SelengkapnyaPenyerapan dana pembangunan ibu kota baru ini baru 21,8 persen dari pagu anggaran Rp29,4 triliun.
Baca SelengkapnyaAgung menjelaskan, dari total biaya pembangunan IKN sebesar Rp467 triliun
Baca SelengkapnyaDinamika minat investasi pada IKN meningkat, apalagi pemerintah menjamin risiko demand pada tahap awal.
Baca SelengkapnyaDalam 3 tahun, APBN yang dialokasikan untuk pembangunan IKN tercatat mengalami kenaikan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaRealisasi klaster infrastruktur per 29 Februari telah menghabiskan Rp0,4 triliun. Hal ini untuk pembangunan gedung di Kawasan Istana Negara dan lainnya.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, investasi yang sudah masuk dalam pembangunan IKN Nusantara mencapai Rp47,5 triliun.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023 realisasi belanja untuk pembangunan IKN sebesar Rp26,7 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp27,4 triliun.
Baca SelengkapnyaIKN semakin berkembang dan mulai menunjukkan perubahan nyata dengan dukungan dana publik dan keterlibatan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaTotal anggaran yang dialokasi untuk pembangunan IKN dari tahun 2022 sampai dengan 2024 tercatat sebesar Rp72,1 triliun.
Baca Selengkapnya