Warga Purwokerto rasakan hujan abu tipis dari Gunung Slamet
Merdeka.com - Hujan abu tipis yang berasal dari Gunung Slamet dirasakan warga Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (23/8). Hujan abu itu berbarengan turun saat gerimis tipis terjadi di wilayah kota.
"Saat mengendarai motor di jalan, mata terasa perih gatal, hidung terasa panas. Tadi sekitar jam 15.00 WIB," ujar seorang warga Purwokerto, Idhad (33).
Selain Idhad, warga lainnya Agus Maryono (43) juga melihat abu berwarna putih kehitaman di mobilnya. "Saat dari rumah tadi, kondisi mobil tidak seperti ini. Ini seperti abu yang turun saat Gunung Kelud meletus beberapa waktu lalu," katanya.
-
Apa yang terjadi dengan Gunung Slamet? Pada Kamis (19/10), Gunung Slamet resmi naik level dari berstatus normal (level I) menjadi waspada (level 2). Setelah lima tahun tak terlihat ada gejolak, kini gunung tertinggi di Jawa Tengah itu seolah telah terbangun dari tidur panjangnya.
-
Apa Gunung Kelam? Gunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit. Gunung Kelam terkenal dengan tanaman endemik yaitu Kantong Semar dari jenis spesies Nepenthes clipeata.
-
Kapan gunung meletus? Dengan adanya faktor-faktor tersebut, terjadilah letusan gunung meletus yang dapat berdampak pada kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap kehidupan manusia.
-
Kapan gunung meletus memicu hujan orografi? Dampak positif gunung meletus selanjutnya adalah munculnya mata air yang penuh dengan mineral berkhasiat, atau biasa disebut makdani.
-
Apa itu Cuaca Hujan? Cuaca hujan adalah kondisi cuaca di mana atmosfer memproduksi air dalam bentuk cair dan jatuh ke permukaan bumi.
-
Kapan Gunung Kelud mulai aktif? Dari sinilah, Gunung Kelud mulai aktif dan meletus dari waktu ke waktu.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Pemalang, Sudrajat mengatakan, kemungkinan besar memang terjadi hujan abu tipis ke arah selatan.
"Ya memang diperkirakan ada hujan abu tipis ke arah selatan. Karena sebelumnya pada malam hari juga pernah terjadi hujan abu tipis ke arah selatan," ucapnya.
Sudrajat juga menjelaskan, hujan abu yang terjadi sebenarnya tergantung arah angin yang membawa material ringan ini. Meski begitu, dia masih menunggu data pengamatan yang dirilis setiap enam jam sekali oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Dihubungi terpisah, Koordinator Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Slamet Kabupaten Banyumas, Didi Rudwiyanto sampai saat ini belum mengkonfirmasi. Dia mengemukakan masih menunggu data yang dikeluarkan PVMBG. "Saya belum menerima laporan adanya hujan abu tipis di Purwokerto. Sampai saat ini, saya masih menunggu data tersebut," katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, saat ini sudah membagikan sekitar 50 ribu masker kepada penduduk di desa yang termasuk wilayah terdampak di lereng selatan Gunung Slamet. Bahkan, ia menjelaskan, warga di sekitar lereng sudah paham dengan berbagai kondisi yang dimungkinkan terjadi, termasuk saat hujan abu turun.
"Warga sudah sering disosialisasikan tentang kewaspadaan bencana dan hal yang harus dilakukan saat terjadi berbagai kemungkinan terkait Gunung Slamet," tuturnya. (mdk/gib)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaJarak luncur awan panas guguran maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaGunung Semeru terpantau melontarkan abu vulkanik setinggi 500 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaAir yang biasa digunakan jernih mendadak keruh berwarna kecoklatan.
Baca SelengkapnyaKolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang.
Baca SelengkapnyaGunung Api Dempo Pagaralam Erupsi Lagi, Semburkan Abu Sejauh 300 M
Baca SelengkapnyaErupsi gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu terekam di seismograf.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaErupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 114 detik.
Baca Selengkapnya