Waspadai Aksi Kemanusiaan Bela Palestina Disusupi Kelompok Pengusung Khilafah
Jatuhnya banyak korban dari masyarakat sipil di Palestina bisa dikatakan sebagai genosida di abad modern.
Jatuhnya banyak korban dari masyarakat sipil di Palestina bisa dikatakan sebagai genosida di abad modern.
Waspadai Aksi Kemanusiaan Bela Palestina Disusupi Kelompok Pengusung Khilafah
Serangan militer Israel menewaskan banyak rakyat Palestina. Aksi bela Palestina masif dilakukan termasuk di Indonesia. Namun perlu diwaspadai pihak mengusung ideologi khilafah menunggangi aksi tersebut. Wakil Sekretaris Komisi Dakwah MUI Pusat, Khariri Makmun menyayangkan adanya kelompok memanfaatkan penderitaan rakyat Palestina untuk melancarkan narasi bernafaskan khilafah.
"Mem-framing isu kemanusiaan dengan agenda khilafah merugikan rakyat Palestina. Ini sudah menjadi isu global berkaitan dengan HAM, genosida dan kejahatan kemanusiaan," kata Khariridalam keterangannya, Rabu (12/6). Menurutnya, gerakan mendukung Palestina semakin meluas tidak dibatasi sentimen apapun. Dia melihat berbagai bentuk dukungan datang dari berbagai latar belakang berbeda.
"Mari kita tunjukkan kepedulian bersama dengan mengawal kemerdekaan dan keadilan untuk Palestina agar tidak ditumpangi pengusung ideologi khilafah," tuturnya.
Salah satu peristiwa menyita perhatian seluruh dunia ketika Israel membombardir kamp pengungsi di Rafah, Gaza. Menurut Khariri, jatuhnya banyak korban dari masyarakat sipil bisa dikatakan sebagai genosida di abad modern.
Perlu Dialog Selesaikan Masalah
Khariri mengatakan, Indonesia perlu menyiapkan second track diplomacy. Maksudnya dengan mendatangkan figur yang dipandang netral dan tidak mewakili Pemerintah, untuk melakukan penjajakan dengan para tokoh Hamas.
"Belajar dari pengalaman sebelumnya, saya rasa perlu ada dialog dengan kelompok-kelompok garis keras seperti Hamas melalui pendekatan second track diplomacy," imbuh Khariri.
Dia berharap agar masyarakat Indonesia bisa melihat persoalan Palestina dengan proporsional.
Dirinya berpendapat bahwa platform kemanusiaan harus menjadi landasan penyelesaian konflik di Palestina.
"Dibutuhkan kekuatan lintas negara, agama, dan ideologi untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel."
kata Direktur Eksekutif Intersolutional Conference of Islamic Scholars (ICIS) ini.