Wisata Air Terjun Tawangmangu Ditutup Akibat Corona, Ratusan Kera Kelaparan
Merdeka.com - Obyek wisata air terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar ditutup sejak mewabahnya virus corona atau Covid-19. Akibatnya, ratusan kera lereng Gunung Lawu tersebut kelaparan.
Kera yang biasanya mendapatkan makan dari wisatawan tersebut kemudian turun ke pemukiman warga untuk mencari makan. Warga sekitar lokasi wisata milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tersebut kini mulai resah.
"Iya benar, banyak kera yang turun gunung ke pemukiman warga. Mereka biasanya sehari-hari diberi makan dari para pengunjung. Karena obyek wisata ditutup total, mereka kelaparan," ujar Camat Tawangmangu, Rusdiyanto, Senin (6/4).
-
Kenapa Danau Kakaban ditutup untuk wisatawan? Kondisi Terkini Sejak 28 Desember 2023 hingga saat ini, Danau Kakaban masih ditutup untuk wisatawan. Kebijakan ini menyusul kondisi habitat ubur-ubur tak menyengat yang menurun drastis.
-
Mengapa kera raksasa punah? Kera raksasa dengan ukuran besar tidak mampu beradaptasi pada perubahan iklim tersebut sehingga akhirnya punah.
-
Kenapa situs Bukit Kerang semakin tidak terawat? Seiring berjalannya waktu, situs ini semakin tidak terawat, kondisinya semakin memprihatinkan.
-
Kenapa Girpasang jadi sepi pengunjung? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @jogjaseni pada Kamis (31/8), tampak kawasan wisata Jembatan Girpasang terlihat sepi wisatawan. Tak hanya itu, bahkan banyak warung-warung yang tutup dan wahana wisata juga tutup.
-
Mengapa Curug Arjuna masih sepi? Salah satu alasan lokasi ini masih jarang dikunjungi karena jaraknya yang terbilang jauh dari pusat kota Garut, dengan waktu tempuh selama 45 menit.
-
Bagaimana warga mengusir kera ekor panjang? Sebagian warga menggunakan letusan senapan angin untuk membuat para monyet ketakutan. Sedang warga lain memasang ban kendaraan agar monyet-monyet tidak mendekati rumah.
Menurut dia, hampir sebulan ini objek wisata Grojogan Sewu tutup total. Di sana tak banyak makanan yang tersedia untuk kera yang jumlahnya ratusan ekor. Mereka akhirnya sebagian turun dan memenuhi jalan-jalan menuju objek wisata.
Ia khawatir jika kondisi tersebut terus dibiarkan, kera-kera tersebut akan menjarah makanan ke rumah warga seperti yang biasa terjadi saat musim kemarau. Guna mengantisipasi hal tersebut sejumlah relawan dan anggota Polsek Tawangmangu rutin memberi makan.
"Ada relawan dan petugas dari Polsek Tawangmangu yang rutin memberi sayuran dan buah-buahan. Semoga tidak menjarah makanan ke rumah warga," katanya.
Menurutnya, pemberian makanan dilakukan setiap hari sekitar pukul 12.00 WIB. Makanan tersebut merupakan bantuan warga dan pedagang buah yang tinggal di Tawangmangu.
Sementara itu berdasarkan perkiraan penjaga loket objek wisata Grojogan Sewu, Suwanto, ada sekitar 200 kera yang ada hidup disana.
"Perkiraan kami ada sekitar 200 kera di sini. Mereka hidup berkelompok dan berebut makanan saat ada orang yang memberi makanan," pungkas dia.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaTerkait dengan tata cara penjadwalan ulang, akan diinformasikan lebih lanjut oleh Balai Besar TNBTS.
Baca SelengkapnyaDanau Masigit di Serang mengalami kekeringan selama 3 bulan.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaPenutupan akses wisata merupakan upaya mitigasi resiko kebakaran hutan.
Baca SelengkapnyaSebagian kawasan Bromo ditutup karena kebakaran hutan dan lahan. Ini potret terbarunya.
Baca SelengkapnyaEl Nino dan perubahan iklim membuat kubangan-kubangan air yang menjadi sumber kehidupan gajah mengering.
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaPadahal di sini terdapat fasilitas lengkap seperti dermaga yang estetik, hingga perahu kayuh
Baca SelengkapnyaSumber air yang biasanya dimanfaatkan mendadak juga mengering sejak kemarau.
Baca SelengkapnyaSaking keringnya, warganet bahkan menyamakan terasering tersebut dengan dataran di Timur Tengah
Baca SelengkapnyaSerangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca Selengkapnya