Zulkifli Hasan: Jangan Gara-Gara Pilpres Bertengkar, Tidak Boleh Ada Cebong Kampret
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia ditargetkan tahun 2045 menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia. Salah satu syaratnya adalah adanya persatuan. Dka berharap tidak ada lagi pertengkaran hanya gara-gara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, termasuk soal cebong dan kampret.
"Maka kita jangan bertengkar, jangan gara-gara Pilpres bertengkar jangan, tidak boleh lagi ada cebong dan kampret, tidak boleh lagi itu, ngapain sudah," kata Zulkifli saat bertemu para pelaku UMKM di Pantai Jerman, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Jumat (23/6).
Menurutnya, masyarakat harus menumbuhkan rasa saling menyayangi dan menghormati. Hal tersebut merupakan salah satu modal untuk menjadi negara maju.
-
Kapan Pemilu 2024 di Indonesia? Pemilih yang sudah terdaftar dalam DPT dapat menggunakan hak suaranya di TPS pada hari Rabu 14 Februari 2024 pada pukul 07.00-13.00 waktu setempat.
-
Apa tekad Cak Imin di Pilpres 2024? 'Kami memiliki satu tekad dalam pemerintahan yang akan datang minimal harus dibangun 40 kota baru yang selevel Jakarta,' kata Cak Imin dalam debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
-
Apa tujuan utama Pilkada 2024? Pilkada serentak 2024 bertujuan untuk memilih kepala daerah yang akan memimpin provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh Indonesia.
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? 'Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,' jelasnya.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa PDIP yakin bisa menang di Pilpres 2024? Sementara untuk Pilpres, menurutnya, hasil survey menunjukkan posisi Ganjar Pranowo di Bali mencapai 70 persen. Capaian diharapkan akan meningkat karena masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihan.
"Kita keluarga besar kok, saling menyayangi, saling menghormati, agama masing-masing, saling menghormati. Maka kita (jadi) negara maju," lanjutnya.
Ia juga mengingatkan, pelaksanaan Pilpres merupakan agenda rutin setiap lima tahun sekali. Sehingga tidak perlu dijalani dengan perpecahan.
"Kita Pilpres itu biasa. Tiap lima tahun Pilpres jangan berantem. Yang memilih ini silakan, yang memilih itu silakan, kalau saya mau ambil jalan tengah. Siapa? Tunggu tanggal mainnya. Tapi jangan ribut gara-gara Pilpres. Karena setiap lima tahun ada Pilpres, masak tiap lima tahun ribut," ujarnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Zulhas menyindir untuk para pihak saat ini turut menyuarakan rasa optimis dalam proses keberlanjutan pemerintahan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaKetum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, pemilu paling buruk pernah terjadi saat Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Baca SelengkapnyaKoalisi 4+1 terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat plus Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaZulhas mengatakan, Jokowi dan Prabowo menunjukkan semangat tinggi untuk membangun Indonesia lebih baik.
Baca SelengkapnyaKetum PAN Janji Tak akan Minta Proyek ke Calon Kepala Daerah bila Menang Pilkada 2024
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang menjadi kunci utama stabilitas ekonomi menjelang pencairan THR
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Zulhas saat membuka Rakernas PAN.
Baca SelengkapnyaDiketahui, Presiden Jokowi tak setuju jika Kaesang maju di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPerlu adanya pernyataan bersama antar-elit politik dan para calon kepala daerah untuk memperkuat narasi kebangsaan dan menekankan persatuan bangsa
Baca SelengkapnyaJokowi tak ingin masyarakat masih ribut-ribut, di saat para calon presiden yang bersaing sudah adem.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengajak para pihak untuk mengadu gagasan pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kedamaian tidak boleh terkoyak karena Pemilu.
Baca Selengkapnya