Aturan Keluarga Satu Partai PDIP Bisa Buat Kader Lebih Produktif
Merdeka.com - PDIP mengingatkan Kaesang Pangarep terkait aturan di mana satu keluarga harus berasal dari satu partai yang sama. Aturan yang tertuang dalam AD/ART itu kembali menjadi perbincangan lantaran putra Presiden Joko Widodo itu berwacana untuk maju di Pilwalkot Depok.
Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing mengatakan, adanya aturan tersebut tentu memiliki dampak positif bagi partai. Sehingga ideologi para kader tetap seirama dengan anggota keluarga yang ingin terjun ke politik.
“Saya melihat aspek sosiologi, aturan satu keluarga satu partai itu agar seirama langkah politiknya. Baik di dalam maupun luar partai jadi napas politik jadi sama, baik sebagai keluarga maupun kader partai itu,” katanya saat dihubungi, Kamis (15/6).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang punya hak menentukan arah politik PDIP? Megawati memiliki hak prerogatif untuk menentukan arah politik PDIP ke depan.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap politiknya? 'Memberikan usulan kepada Ibu Megawati Sukarnoputri selaku ketua umum PDIP pemegang hak prerogatif kongres untuk kemudian disanalah (Rakernas) PDIP akan menentukan sikap politiknya. Akan berada di dalam atau di luar pemerintahan,' ungkapnya.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Siapa yang mendukung tujuan pemilu? Menurut Parulian Donald, tujuan pemilu adalah untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memilih wakil-wakilnya dalam pemerintahan serta untuk menjaga agar pemerintahan tetap berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.
Dia menilai, adanya aturan tersebut akan membuat kader lebih produktif jika dibandingkan dengan satu keluarga tetapi berbeda partai. Sehingga ini akan memberikan dampak positif bagi internal partai.
“Saya pikir itu lebih produktif dibanding satu keluarga beda partai. Pasti aliran politiknya beda,” ujarnya.
Emrus menerangkan, perbedaan sikap politik dalam satu keluarga tentu berbahaya bagi kepentingan partai. Sebab tidak menutup kemungkinan, mereka bisa saling membocorkan rahasia partai.
“Mungkin enggak satu keluarga itu saling membocorkan? Bisa dong. Maka aturan satu partai itu ada sisi positifnya,” bebernya.
Meski begitu, dia mengingatkan, aturan yang diterapkan dalam satu organisasi atau partai merupakan hasil kesepakatan bersama. Sehingga kader yang tidak sesuai dengan aturan tersebut bisa keluar.
“Negatifnya, keluarga itu tidak punya kemerdekaan politik. Karena mereka berada dalam satu gerbong. Mereka menjadi suka tidak suka menjadi terbelenggu oleh partai itu. Jadi selalu ada positif dan negatif,” tutup Emrus.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah meyakini putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep akan maju menjadi Depok 1 alias maju Pilwalkot Depok 2024, melalui PDI Perjuangan.
Said menyebut keyakinan itu bukan tanpa alasan. Sebab menurut dia, bakal ada pihak-pihak yang coba mengganggu PDIP agar partai tersebut menjadi besar lewat popularitas seseorang.
"InsyaAllah Mas Kaesang akan lewat PDIP," kata Said kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, dikutip Rabu (14/6).
Apalagi, dia menilai, partai kecil bakal mengganggu partai besar agar mendapat respons dari publik.
"Karena apa? Ini kan selalu ada pihak-pihak yang ganggu, yang mengganggu itu biasanya karena ingin partainya ingin jadi besar maka mengganggu yang besar," ujar Said.
"Kalau partainya kecil mengganggu sesama yang kecil dia tidak jadi berita. Kalau mengganggu partai besar supaya masuk parlemen, selalu akan ganggu," sambung dia.
Lebih lanjut, Said menjelaskan soal aturan di dalam AD/ART PDI Perjuangan, di mana satu keluarga harus berasal dari satu partai yang sama.
Sama halnya seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabumi Raka merupakan kader PDIP. Termasuk permasalahan kader di Maluku.
"Sama seperti kasus di Maluku. Gubernur sama istrinya berbeda partai, kan sekarang pertanyaan saya ke kawan-kawan semua, make sense enggak yah kalau saya di PDIP tiba-tiba istri saya di partai lain. Kan ideologinya dipertanyakan orang, orientasi politiknya juga dipertanyakan orang. Iya dong. Kira-kira seperti itulah," jelas Said.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Said Abdullah mengungkapkan, banyak kader PDIP hengkang padahal sudah pernah mendapatkan posisi.
Baca SelengkapnyaPDIP memandang kekuasaan harus diperjuangkan bersama rakyat.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan setelah penetapan pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran semakin semangat
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, keberhasilan memimpin keluarga menjadi gambaran bagaimana memimpin negara ke depan.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menegaskan tidak ada kewajiban anggota keluarga kader PDI Perjuangan harus masuk di satu partai yang sama.
Baca SelengkapnyaNamun, kata dia untuk membangun peradaban politik yang berpihak kepada kehendak rakyat.
Baca SelengkapnyaHasto mengaku partainya sudah gencar membangun komunikasi politik dengan parpol lain untuk membahas Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut gagasan besar tidak akan lahir bila sehari-hari dihadapkan dengan pragmatisme.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep resmi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Baca SelengkapnyaKetahanan keluarga juga disebutnya sebagai benteng dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi modern.
Baca SelengkapnyaPDIP tak mungkin memanggil Presiden Jokowi terkait masalah Kaesang.
Baca Selengkapnya