Berebut Suara Generasi Z di Pemilu 2024
Merdeka.com - Peneliti Litbang Kompas, Toto Suryaningtyas menilai, akan terjadi kenaikan yang signifikan pemilih muda pada Pemilu 2024. Menurut dia, kelompok milenial dan generasi Z atau centennial dan milenial, mengalami perkembangan pesat dua kali lipat pada Pemilu 2024 mendatang.
"Mereka menunjukan angka yang fantastis, yaitu menyumbang 60 persen suara dari total pemilih yang terdaftar," ujar Toto dalam sebuah diskusi yang digelar Lembaga Kajian Opini Publik (LKOP), dikutip Selasa (29/11).
Berita terbaru Pemilu 2024 selengkapnya di Liputan6.com
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pemilu 2024? Pemilu 2024 adalah pemilihan umum serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta kepala daerah di seluruh Indonesia.
-
Bagaimana tahapan Pilkada 2024? Tahapan sendiri dimulai dari Perencanaan Program dan Anggaran telah dilaksanakan sejak Januari 2024 lalu. Tahapan Lengkap Pilkada 2024 Tahapan Pilkada 2024 secara rinci terbagi menjadi dua, yaitu tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan pemilihan.
-
Siapa saja yang dipilih oleh masyarakat pada pemilu 2024? Pada pemilu kali ini, masyarakat Indonesia akan memilih para wakil rakyat, yaitu yang akan duduk sebagai anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan Presiden serta Wakil Presiden.
-
Bagaimana tahapan Pemilu Tahun 2024 dimulai? Proses ini telah dimulai pada 14 Juni 2022, 20 bulan sebelum pelaksanaan pemungutan suara yang dijadwalkan pada 14 Februari 2024.
-
Siapa yang akan bersaing di pemilu 2024? Dalam demokrasi yang padat modal keberpihakan adalah sebuah keniscayaan. Di sini AMSI mendorong agar media massa menghasilkan berita atau konten berdasarkan undang-undang pers.
-
Apa saja yang akan dipilih di Pemilu 2024? Pemilihan dilakukan untuk menentukan pemangku jabatan presiden dan wakil presiden masa bakti 2024–2029 dan akan dilaksanakan pada Rabu 14 Februari 2024.
Toto mengatakan, generasi milenial adalah mereka yang lahir di kisaran tahun 1981-1996. Dengan kata lain, generasi ini sekarang sudah berusia sekitar 28-43.
Sementara generasi centennial atau generasi Z adalah mereka yang lahir di kisaran tahun 1997-2012 atau yang sekarang berusia sekitar 12-27 tahun.
"Kedua generasi ini juga memiliki karakteristik yang unik seperti tempat-tempat nongkrong, tempat kuliner, coffee shop dan wisata alam. Di tempat-tempat tersebut mereka biasanya sambil bermain media sosial seperti Instagram, Facebook, dan jenis media sosial lannya," lanjut Toto.
Senada dengan temuan lembaga survei, dalam data statistik KPU juga menunjukkan, mereka yang tergolong kelompok milenial jumlahnya 15,82 persen atau sekitar 30,1 jiwa dari total 190,5 juta jiwa yang memiliki hak pilih.
Sementara kelompok centennial jumlahnya juga relatif lebih besar lagi dari kelompok milenial. Yaitu sekitar 35,59 persen atau sekitar 67,8 juta jiwa dari total 190,5 hak pilih.
Besarnya angka ceruk kedua kelompok ini menjadi tantangan sendiri bagi lembaga seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu sebagai lembaga penyelenggara dan pengawasan pemilu.
"Namun bila tidak di-manage, suara kelompok ini juga bisa menjadi delitigimasi bagi penyelengaraan pemilu," ujar Lolly Suhanty, Komisioner Bawaslu.
Menurutnya, KPU dan Bawaslu tak mau kehilangan potensi suara kedua kelompok ini. Berbagai program untuk lebih mendekatkan wacana pemilu di kalangan kedua generasi ini pun dilakukan agar mereka bisa menjadi pemilih partisifasi aktif. Sehingga angka golput bisa ditekan semaksimal mungkin.
"Kita tahu angka golput memang memiliki kecenderungan yang terus menurun di setiap pemilu. Namun kita juga tidak mau kehilangan momen berharga ini," jelasnya.
Beberapa program pemilu yang dilakukan oleh Bawaslu untuk menarik simpati kedua kelompok ini. Di antaranya, seperti program ‘Bawaslu Bergerak Mengawasi Pemilu dengan Asyik’ yang bertujuan untuk menarik partisipasi dan kepedulian kaum muda terhadap pelaksanaan pemilu.
"Kita berharap pada kelompok ini. Mereka akan menjadi pemilih muda yang potensial, kritis dan menjadi pemilih yang educated," harap Lolly.
Tak hanya untuk KPU dan Bawaslu, tingginya angka keterlibatan kelompok milenial dan centennial ini juga menarik perhatian partai politik. Partai Politik pun banyak yang membuat program khusus untuk menarik simpati kelompok ini.
"Kita tahu, sekarang partai politik sedang berlomba-lomba untuk menarik simpatik kedua kelompok ini. Dan itu dilakukan dengan berbagai strategi yang disukai oleh kelompok muda ini," kata Toto.
Dari sekian partai politik yang berusaha kuat menarik simpati kelompok muda ini, Toto menyebutkan, dua partai politik yang relatif sudah mendapat perhatian kelompok muda ini selain PDI Perjuangan dan Partai Gerindra yaitu Partai Demokrat dan Partai Perindo.
"Partai Demokrat mendapat 14,0 persen, dan Partai Perindo mendapat angka 4,6 persen. Angka itu relatif tinggi untuk partai-partai tengah, khususnya untuk Partai Perindo yang relatif baru," lanjutnya.
Menanggapi temuan survei tersebut, Ketua DPP Partai Perindo Bidang Hukum dan HAM yang juga juru bicara nasional Partai Perindo Tama S. Langkun mengakui data itu.Menurutnya, selama ini banyak program-program yang secara khusus ditujukan untuk menarik simpati dan dukungan kelompok muda ini.
"Beberapa kali kita mengadakan even yang dkhususkan untuk kelompok ini, dan respon mereka sangat antusias," ujarnya.
Menurut Tama, secara serius Partai Perindo berniat menggarap potensi suara muda ini. Keseriusan ini, lanjut Tama bisa dilihat dari lima program yang sudah dilakukan oleh partainya.
"Kelima program ini di antaranya; rekruitmen tokoh muda, digitalisasi dalam rekruitmen caleg, optimaslisasi organisasi sayap Partai Perindo, rekruitmen mahasiswa untuk memperkuat media sosial, dan program pemberdayaan ekonomi," paparnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Situasi tersebut harus disikapi dengan upaya serius untuk menstimulasi wawasan kebangsaan bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaTernyata banyak generasi muda memberikan sentimen positif kepada Prabowo dan Erick Thohir. Apakah ini bakal berdampak pada Pemilu 2024?
Baca SelengkapnyaTKN Fanta Prabowo-Gibran menyasar 22 juta suara anak muda untuk memenangkan Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAda 56 persen pemilih muda dari Gen Z dan milenial dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaPPP menargetkan bisa meraup 11 juta suara pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaUntuk Generasi Tua, exit poll menunjukkan 47,1 persen pemilih menggunakan hak suara kepada paslon Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking memetakan suara responden di Pilgub Jawa Tengah 2024 berdasarkan kategori usia.
Baca SelengkapnyaPada Pemilu 2024 mendatang, jumlah pemilih mayoritas disebut berasal dari pemilih mudah. Jumlahnya disebut mencapai 60 persen.
Baca SelengkapnyaData tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.
Baca SelengkapnyaGenerasi Z atau Gen Z mendominasi dalam pemilu tahun depan, namun ada beberapa kriteria pemimpin yang menjadi catatan mereka.
Baca SelengkapnyaDemi meningkatkan kualitas dan kuantitas pemilu 2024, diperlukan adanya partisipasi dari masyarakat yang rasional, mandiri, dan berdaulat.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut politikus dalam mengambil kebijakan tidak boleh hanya menggunakan pola pikir orang-orang di generasinya saja.
Baca Selengkapnya