Gus Sholah imbau jangan ada politisasi agama di Pilpres 2019
Merdeka.com - Isu populisme agama diprediksi tetap akan dimainkan menjelang Pemilu 2019 mendatang. Pro kontra pun muncul, ada yang setuju, namun banyak juga yang tak sependapat. Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Sholah mengatakan politisasi agama sebenarnya dibolehkan, asalkan digunakan untuk tujuan yang positif.
"Memang benar, politisasi agama itu sudah diterapkan di Indonesia sejak merdeka. Kalau bertujuan untuk membela negara, itu diperbolehkan," Gus Salah, disela menjadi pembicara seminar tentang perspektif KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmad Dahlan terhadap politisasi agama di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sukoharjo, Sabtu (31/3)
Rektor Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) ini mencontohkan, politisasi agama di antaranya adalah saat masyarakat Indonesia belum memiliki rasa nasionalisme, dan Indonesia masih dalam kepungan pasukan sekutu. Saat itulah para ulama memfatwakan agar pemuda membantu tentara Indonesia melawan pasukan sekutu.
-
Siapa yang mengajak mahasiswa untuk menjaga kondusivitas pemilu? Bupati Ipuk mengajak mahasiswa agar berkontribusi positif dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan bermanfaat.
-
Mengapa Pramono Anung mengajak pasangan calon untuk menjadikan masa kampanye sebagai ajang pendidikan politik? Pramono mengajak pasangan calon menjadikan masa kampanye sebagai ajang pendidikan politik bagi masyarakat Jakarta. Karena itu, mari mengendepankan adu gagasan.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan sosialisasi? Namun, tak hanya sebatas itu saja karena YLKI juga mendesak pemerintah terutama BPOM untuk segera melakukan proses sosialisasi.
-
Kenapa Polwan dan Kowad sosialisasi pemilu? 'Kami mengajak ibu Danramil karena letak Makoramil juga dekat dengan lokasi banjir. Kami bersama-sama sosialisasi,' ucap Rara.
-
Mengapa Khofifah ingin libatkan warga lokal? Mantan Mensos RI itu menegaskan bahwasanya pengembangan Pulau Giliyang harus melibatkan warga lokal. Misalnya, pemilik penginapan di kawasan wisata harus warga lokal agar bisnisnya seirama dengan nilai-nilai pelestarian alam.
-
Siapa yang ikut sosialisasi? Sosialisasi digelar secara hibrida yang dihadiri para eksportir dan pemangku kepentingan.
"Akhirnya sekutu yakni Inggris kalah. Itu namanya politisasi agama, yang positif, itu diperbolehkan," jelasnya.
Gus Sholah menyampaikan contoh politisasi lainnya di Indonesia, seperti program Keluarga Berencana (KB). Menurut dia, pada awalnya program tersebut tak mendapat respon masyarakat. Namun setelah pemerintah mendekati ulama, para ulama memberitahu masyarakat dan akhirnya program tersebut berhasil.
Lebih lanjut, Gus Sholah mengungkapkan, saat ini politisasi agama dipakai dengan cara yang salah. Terdapat sejumlah oknum yang hanya menggunakan ayat kitab suci untuk kepentingan kekuasaan kelompok tertentu.
"Kalau yang itu sangat tidak boleh terjadi," katanya.
Gus Sholah mengimbau agar politisasi agama tak terjadi di Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 mendatang. Ia merasa memiliki tanggung jawab untuk memberi edukasi kepada masyarakat, mana politisasi agama yang positif dan mana yang tidak.
"Tujuannya mensosialisasikan itu. Namun kalau ada yang bilang politisasi agama tidak boleh, nanti dulu. Yang benar itu boleh, tetapi dengan tujuan yang positif," katanya.
Kendati demikian ia mengakui bahwa memberikan kesadaran kepada masyarakat terkait politisasi agama bukan hal yang mudah. Maka, dirinya ingin sejumlah pihak, semisal universitas juga mau mengedukasi masyarakat.
"Semua agama menyuruh kita berhubungan baik dengan orang lain, demi kesejahteraan," terangnya.
Rektor UMS Sofyan Anif, menambahkan bila dalam konteks nasionalisme, politisasi agama diperbolehkan jika digunakan untuk memperkuat NKRI. Namun akan menjadi negatif bila digunakan untuk politik praktis dan nafsu kekuasaan.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menag berpesan agar pelaksanaan Pemilu 2024 nanti bisa dilakukan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaYaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaSejumlah pihak diingatkan tidak memainkan politisasi agama hanya untuk meraih kemenangan
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaGus Yahya menyatakan tidak dapat sembarangan mengumbar sosok pilihannya dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPenyelenggaraan Pilkada Serentak tahun ini bisa menjadi tolak ukur praktik demokrasi yang sesuai dengan perundang-undangan.
Baca SelengkapnyaBripka Rosdimansah mengingatkan masyarakat akan larangan kampanye politik di tempat ibadah saat menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menilai, imbauan itu diberikan supaya masyarakat tidak lagi terjebak dalam perpecahan.
Baca SelengkapnyaMenteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyinggung calon pemimpin pernah memperalat agama demi kepentingan politik.
Baca SelengkapnyaYaqut terancam sanksi dari PKB, namun dia menegaskan tidak akan mengubah pernyataannya.
Baca SelengkapnyaMahasiswa juga menyuarakan agar ASN, TNI dan Polri tetap netral dan bekerja sesuai dengan porsinya.
Baca SelengkapnyaKampanye secara negatif diharapkan tidak terjadi lagi karena berdampak buruk pada perkembangan demokrasi.
Baca Selengkapnya