Megawati Sindir Pihak Ingin Rebut jadi Kursi Ketum PDIP: Mau Sama yang Pengen Itu?
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyindir ada pihak yang ingin merebut kursi partai berlambang banteng moncong putih.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyindir ada pihak yang ingin merebut kursi partai berlambang banteng moncong putih. Menjelang kongres PDIP, muncul isu pihak yang ingin mengganggu jalannya kongres. Salah satunya merebut jabatan Ketua Umum PDIP dari tangan Megawati.
Mulanya, Megawati mengungkapkan keinginan kader PDIP agar dirinya menjadi ketua umum lagi. Namun dia mengaku menolak maju bila kader tidak bersemangat.
Megawati lantas menyentil ada pihak yang sangat berambisi menjadi ketua umum PDIP. Ucapan Megawati ini membuat kader PDIP yang hadir tertawa.
"Katanya minta saya ketum lagi, ketum lagi tapi anak buahnya ngene kabeh (begini semua), moh (enggak mau). Wah terus ada yang kepengen. Gile. Mau enggak sama yang kepengen itu?," kata Megawati dalam pidato politik di acara HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/1).
"Enggak," teriak kader PDIP.
"Gitu aja di sana ada yang enggak ngomong, berarti dia mau. Alah gila dah," tegas Megawati.
Effendi Simbolon Desak Megawati Mundur
Sebelumnya, PDIP dibuat berang dengan ucapan Mantan kader DPP PDI Perjuangan, Effendi Simbolon yang prihatin dengan kasus yang menyeret Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Namun, dia menilai Megawati harus mundur sebagai ketua umum PDIP.
Mundurnya Mega, sebagai bentuk pertanggungjawabannya. Sebab, apa yang menimpa Hasto merupakan petaka besar bagi PDIP.
"Harus ada pertanggungjawaban dari ketua umum juga bahwa ini kan ada pelanggaran hukum," kata Effendi di Kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Jakarta, Rabu (8/1).
Lebih lanjut, Effeni menilai, dengan adanya kasus Hasto sudah saatnya PDIP melakukan pembaharuan posisi strategis di pucuk pimpinan yang tidak hanya mengganti sosok sekretaris jenderal.
"Ya, harus diperbaharui ya semuanya mungkin sampai ke Ketua Umumnya juga harus diperbaharui bukan hanya level sekjen ya, sudah waktunya lah sudah waktunya pembaharuan yang total ya, karena ini kan fatal ini," papar dia.
"Harusnya semua kepemimpinan juga harus mengundurkan diri, kan partai itu kan bukan milik perorangan partai itu kan diatur oleh UU parpol jadi harus dipertanggungjawabkan kepada publiknya juga harus tinggi," sambung Effendi.
Saat ditanya, apakah kasus Hasto erat kaitannya dengan campur tangan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowo), Effendi pun menepisnya.
Jokowi Disebut Ingin jadi Ketum PDIP
Isu manuver pihak ingin merebut posisi Ketum PDIP pernah digaungkan oleh Hasto Kristiyanto pada Agustus 2024 lalu. Hasto membocorkan sosok tersebut adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Itu pernah saya sampaikan di dalam beberapa diskusi, karena ada seorang mantan menteri yang kemudian dihubungi oleh menteri dalam kabinet Bapak Jokowi, yang menyatakan keinginan dari Pak Jokowi untuk menduduki posisi Ketua Umum PDI Perjuangan," kata Hasto di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (15/8).
Meskipun, kata Hasto, wacana ini sampai sekarang belum terbukti, tetapi hal serupa terjadi di internal Golkar Ketika Airlangga Hartarto mengumumkan mundur dari kursi ketua umum.
"Melihat apa yang terjadi pada Partai Golkar, yang mula-mula juga ada rumor seperti itu, ternyata itu kan terjadi. Maka apa yang disampaikan Bu Megawati Soekarnoputri tersebut, itu adalah benar," ujar dia.
Jawaban Jokowi
Jokowi menjawab isu ingin merebut kursi Ketum PDIP dari tangan Megawati. Jokowi bertanya balik bukankah selama ini dirinya diisukan mengambil alih Partai Golkar.
"Bukan Golkar?" kata Presiden Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/4).
Jokowi merasa heran dengan rumor-rumor merebut kursi ketua umum partai. Dia meminta agar pihak-pihak tersebut tidak memunculkan rumor belaka.
"Katanya mau ngerebut Golkar, katanya mau ngerebut, masa semua mau direbutin semua, jangan seperti itu, jangan seperti itu," imbuhnya.