Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Para macan partai, galak ujungnya malah dicopot

Para macan partai, galak ujungnya malah dicopot Ruhut Sitompul diperiksa KPK. ©2014 merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Sejumlah kader parpol yang dinilai vokal dalam berargumen, terkadang dilihat sebagai 'macan partai' dan representasi seolah-olah sikap resmi dari partainya. Karenanya, sosok-sosok yang memang kerap bersuara lantang menyuarakan pendapatnya itu, menjadi riskan didepak oleh partainya sendiri. Ketika statementnya dianggap sudah berseberangan dengan garis haluan dan sikap partainya.

Kejadian semacam ini baru saja menimpa koordinator juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Dimulai dengan beredarnya pesan dari grup Whatsapp yang diduga ditulis oleh Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), disebutkan bahwa Ruhut kerap tidak mengikuti kebijakan partai.

Pernyataan-pernyataan Ruhut dianggap sama sekali tidak mencerminkan posisi Partai Demokrat. Walaupun sudah sering diperingatkan, namun pembangkangan Ruhut terhadap teguran-teguran yang kerap dilayangkan kepadanya itulah yang akhirnya membuat dirinya dilengserkan dari jabatannya sebagai koordinator jubir Partai Demokrat.

Jauh sebelum Ruhut, Gede Pasek Suardika pun pernah dilengserkan dari jabatannya sebagai Ketua Komisi III DPR, sekaligus dipecat dari keanggotaan Partai Demokrat. Hal itu dikarenakan Pasek ikut menghadiri deklarasi ormas bentukan Anas Urbaningrum, yakni Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

Surat pergantian Pasek sebagai Ketua Komisi III DPR, diteken langsung oleh Ketua Harian Partai Demokrat, Syarif Hasan. Kemudian, jabatan Pasek itupun akhirnya digantikan oleh koleganya, yang kini bernasib hampir serupa, yakni Ruhut Sitompul.

Selain Ruhut dan Pasek, jangan lupakan Fahri Hamzah yang sempat berpolemik dengan partainya sendiri, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Masalah ini dimulai dari pemanggilan Fahri oleh sejumlah petinggi PKS, untuk diberi saran dan diminta menyesuaikan diri dengan kedisiplinan dan kesantunan, sesuai dengan karakteristik partai. Sebab, Fahri dianggap sering melontarkan pernyataan kontroversial di ranah publik.

Awalnya, Fahri dinilai sudah manut dan akan mengubah sikapnya tersebut. Namun seminggu kemudian, Fahri melontarkan kembali argumen panasnya, yang menyebut bahwa pihak yang menolak revisi UU KPK sebagai kelompok yang sok pahlawan, dan ingin menutupi boroknya. Padahal sikap DPP PKS sudah tegas untuk menolak revisi Undang-Undang KPK.

Setelah melalui polemik yang cukup panjang, bahkan sampai ke ranah pengadilan, Fahri pun akhirnya diputuskan untuk diberhentikan dari semua jenjang keanggotaan PKS.

Selain itu, ada lagi kasus serupa yang menimpa Lily Wahid dan Effendi Choirie (Gus Choi), yang dicopot dari posisinya sebagai anggota DPR oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kedua kader itu dipecat oleh PKB, karena mendukung diungkapnya kasus Century dan mafia pajak.

Kedua kader itu kerap berseberangan dengan sikap PKB, termasuk pada saat pengambilan keputusan soal hak angket mafia pajak dan Century. Lily dan Gus Choi secara terang-terangan mendukung hak angket tersebut, sementara seluruh anggota Fraksi PKB di DPR dengan tegas menolaknya.

(mdk/sho)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Demokrat Sebut Mantan Kader Dukung AMIN Orang Tidak Jelas
Demokrat Sebut Mantan Kader Dukung AMIN Orang Tidak Jelas

Padahal bukan kader, bukti bahwa Partai Demokrat memang sangat berpengaruh di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Pertimbangan MA Tolak Peninjauan Kembali Moeldoko
Pertimbangan MA Tolak Peninjauan Kembali Moeldoko

AHY dan jajaran elite Demokrat bersorak gembira membaca putusan Mahkamah Agung menolak PK tersebut.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Video Demokrat Keluar dari Koalisi Prabowo Subianto
CEK FAKTA: Hoaks Video Demokrat Keluar dari Koalisi Prabowo Subianto

Beredar video yang mengklaim Partai Demokrat keluar dari Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya
KPU Jakarta Tegaskan Parpol Tak Bisa Tarik Dukungan dari Paslon Jika Sudah Mendaftar
KPU Jakarta Tegaskan Parpol Tak Bisa Tarik Dukungan dari Paslon Jika Sudah Mendaftar

Dody menjelaskan, hal tersebut sudah tertuang dalam Pasal 43 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015.

Baca Selengkapnya
PDIP Beberkan Alasan Tia Rahmania dan Rahmad Handoyo Dipecat, Gagal Jadi Anggota DPR Baru
PDIP Beberkan Alasan Tia Rahmania dan Rahmad Handoyo Dipecat, Gagal Jadi Anggota DPR Baru

omarudin menjelaskan, kasus pemecatan terjadi tak hanya kepada mereka berdua. Akan tetapi, terjadi pula di berbagai wilayah kabupaten/kota.

Baca Selengkapnya
PSI soal Calegnya Ikut Seleksi Calon Hakim Ad Hoc HAM: Tidak Ada Koordinasi dengan Partai
PSI soal Calegnya Ikut Seleksi Calon Hakim Ad Hoc HAM: Tidak Ada Koordinasi dengan Partai

Manotar Tampubolon masih tercatat sebagai calon legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Baca Selengkapnya
Masih Ada yang Teriak 'Anies' di HUT Demokrat Ke-22
Masih Ada yang Teriak 'Anies' di HUT Demokrat Ke-22

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan konflik yang terjadi di dalam Koalisi Perubahan merupakan hal yang positif.

Baca Selengkapnya
Demokrat Tegaskan Tak akan Rujuk dengan Anies Baswedan
Demokrat Tegaskan Tak akan Rujuk dengan Anies Baswedan

Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla: Tidak Ada Partai Mau Jadi Oposisi, di Luar Pemerintah adalah Kecelakaan
Jusuf Kalla: Tidak Ada Partai Mau Jadi Oposisi, di Luar Pemerintah adalah Kecelakaan

JK mengatakan, partai politik didirikan sebagai kendaraan politik untuk mendapatkan kekuasaan dan kewenangan.

Baca Selengkapnya
MA Tolak PK Moeldoko, AHY Apresiasi dan Terima Kasih ke Mahfud dan Yasonna
MA Tolak PK Moeldoko, AHY Apresiasi dan Terima Kasih ke Mahfud dan Yasonna

Kubu Moeldoko menerima Peninjauan Kembali (PK) terkait kepengurusan Partai Demokrat ditolak Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya