Politik uang hingga mark up suara dominasi berita pemilu 2014
Merdeka.com - Tahapan pemilu legislatif 2014 telah usai setelah KPU mengumumkan 560 caleg terpilih yang akan duduk di Senayan untuk periode 2014-2019. Selama proses pemilu tersebut, pemberitaan media didominasi oleh kasus politik uang, penggelembungan suara, hingga kekerasan bermotif persaingan politik.
Hal itu diungkapkan oleh Tika Herlambang dari Indonesia IndikatorS. Menurut Tika, Hampir seluruh media dari sabang sampai merake memberitakan masalah money politik, namun sayangnya tidak berlanjut sampai tindak pidana.
Penggelembungan surat suara juga mendapat persentase kedua paling besar di berbagai banyak daerah di Indonesia yang diberitakan di berbagai media, dan yang mengejutkan permasalahan kekerasan yang sebelumnya tidak menjadi perhatian bagi IndikatorS justru memiliki persentase yang cukup besar.
-
Apa saja tantangan media siber di pemilu? Tantangan inilah yang akan dihadapi media massa dalam menghasilkan jurnalisme berkualitas.
-
Data apa yang bocor dari situs KPU? Situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dibobol hacker dan sekitar 204 juta data DPT bocor dalam kejadian ini.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Apa yang diukur dari *Media Online*? Data in menunjukkan peringkat performa publisher group dalam industri digital berdasarkan total Unique Visitor yang diraih.
-
Siapa yang terlibat dalam Pemilu? Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu mekanisme fundamental dalam sistem demokrasi yang memungkinkan warga negara untuk secara langsung atau tidak langsung memilih para pemimpin dan wakilnya.
-
Bagaimana sosialisasi Pemilu 2024 dilakukan? 'Kami membuat kertas brosur yang berisi imbauan agar tidak mudah terprovokasi, dan juga tidak menyebarkan berita hoaks.' 'Termasuk kebencian sehingga dapat terwujudnya pemilu yang aman dan damai 2024,' katanya.
Kekerasan yang dimaksud oleh Tika adalah kekerasan yang terjadi di berbagai TPS di daerah-daerah Indonesia dari tingkatan desa, kecamatan, maupun kabupaten, seperti adanya pembakaran surat suara, pencurian surat suara, dan pembuangan surat suara di laut.
IndikatorS, lembaga analisis independen yang bergerak dalam pengalian data, mengungkapkan fakta mengenai pemilu 2014 yang dirangkum dari pemberitaan dari berbagai 337 media online lokal maupun nasional yang hanya 235 media yang memberitakan pengamanan pemilu.
Dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini terdapat sekitar 14.556 pemberitaan media online baik lokal maupun nasional yang berkaitan dengan pemilu legislatif. Dari jumlah tersebut, 52 persen di antaranya berbicara mengenai politik uang.
Tika mengungkapkan, kekerasan yang menyangkut pileg kemarin paling besar berada di Maluku Utara. "Tentu hampir di setiap TPS di daerah juga ada, kecuali di Jakarta," katanya dalam diskusi 'Ricuh rekapitulasi, Marak Sengketa. Apa nasib Pilpres nanti?' di Jakarta, Sabtu (17/5).
Tika yang menyayangkan pemberitaan yang selalu bersifat nasional dan berita-berita daerah yang kurang dimunculkan, membuat permasalahan pileg terlihat aman-aman saja. "Nyatanya banyak terjadi kekerasan di berbagai daerah," cetusnya.
"3 Persoalan cukup mendominasi dalam pelanggaran pemilu 2014. Walau merasa aman-aman saja tapi ternyata di sini ada masalah. Kaum pers diharapkan bisa menjadi semacam anjing penjaga. Ayo kita sebentar lagi pilpres, jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi," sambung Tika.
Menurut data IndikatorS, Tika mengungkapkan, Dalam satu bulan terakhir, pemberitaan mengenai kekerasan terjadi di mana-mana. Sedangkan dua bulan terakhir, pemberitaan lebih melihat pada penggelembungan surat suara dan money politics.
IndikatorS mencatat, dari tanggal 17 April-17 Mei, pemberitaan mengenai money politics mencapai 44%, penggelembungan suara 29%, dan kekerasan berkaitan dengan pemilu 22%, selebihnya pemberitaan mengenai manipulasi data.
"Bulan April, pemberitaan mengenai kekerasan di berbagai daerah seluruh indonesia ada 365 pemberitaan," tutupnya.
Hadir dalam diskusi ini anggota Bawaslu Daniel Zuchron, Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti sebagai moderator, Direktur Eksekutif Tepi Indonesia Jeirry Sumampow, politisi Hanura Pancani Gandrung, dan Sudiatmiko Ariwibowo politisi PDIP. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia istilah ini mulai populer setelah pemilu tahun 2019.
Baca SelengkapnyaSebanyak 21 dugaan tindak pidana Pemilu di seluruh Indonesia dilimpahkan ke Polri. Kasus itu merupakan bagian dari 114 laporan yang diterima Bawaslu.
Baca SelengkapnyaPemerintah menyiapkan anggaran untuk Pemilu 2024 sebesar Rp30,4 triliun.
Baca SelengkapnyaHal ini juga berpotensi membuat masyarakat menghakimi orang-orang atau yang belum tentu bersalah.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Mahfud juga pernah dibuat geleng-geleng kepala akan praktik korupsi di tanah air yang sudah parah.
Baca SelengkapnyaKepala desa biasanya memiliki hubungan dengan petahana sehingga dapat mendobrak atau mengurangi suara politisi tersebut.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaDalam orasi ilmiahnya, Burhanuddin mengangkat tema ‘Votes for Sale: Klientelisme, Defisit Demokrasi, dan Institusi’
Baca SelengkapnyaTidak ada anggaran khusus Pilpres di Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya