Potret Keakraban SBY dan Sahroni Sebelum 'Tragedi Pengkhianatan': Cium Tangan hingga Membungkuk
Sahroni menjelaskan alasan niat awal melaporkan salah satu petinggi Partai Demokrat. Karena merasa jadi korban hoaks.
Sahroni mau melaporkan petinggi Demokrat ke polisi.
Potret Keakraban SBY dan Sahroni Sebelum 'Tragedi Pengkhianatan': Cium Tangan hingga Membungkuk
Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni awalnya ingin melaporkan salah satu petinggi partai Demokrat ke Bareskrim Polri. Namun dibatalkan, karena perintah langsung dari Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Sahroni sebenarnya memiliki hubungan baik dengan petinggi Partai Demokrat, terutama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam unggahannya, Sahroni mengaku mendapat wejangan dari Presiden Indonesia ke-6 tersebut.
"Salim sama orang tua n senior Mantan Presiden RI @pdemokrat dan Alhamdulillah dapat wejangan buat Bekel bertarung..." kata Sahroni dalam unggahan video di Instagram pribadinya.
Dalam video tersebut, SBY yang pertama kali menyapa Sahroni yang bertandang ke kediamannya.
"Sahroni ya?," ujar SBY menyambut Sahroni dengan senyum.
"Iya pak," jawab Sahroni sambil membungkuk dan cium tangan SBY hingga cium pipi kanan dan kiri.
"Sehat, sukses ya," doa SBY.
Namun, senyum terebut sirna buntut dari 'tragedi pengkhianatan' bahkan hampir berujung pelaporan atas petinggi Partai Demokrat.
"Jadi saya ini sebenarnya sudah siap untuk melaporkan, tapi tadi perintah ketua umum Pak Surya untuk tidak boleh melaporkan yang bersangkutan,"
kata Sahroni kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/9).
Meski telah diurungkan, Sahroni menjelaskan alasan niat awal melaporkan salah satu petinggi Partai Demokrat. Karena merasa jadi korban hoaks atas informasi yang menyebut dirinya mengetahui perihal deklarasi pasangan Cawapres, Anies Baswedan.
"Saya ingin melaporkan seseorang petinggi Demokrat, terkait apa yang diucapkan pada tanggal 25 Agustus bahwasanya saya ada di dalam ruangan itu. Mengklarifikasi apa yang disampaikan oleh Pak SBY bahwa Anies-AHY akan dideklarasikan awal September," katanya.
"Omongan itu saya katakan nggak ada. Tapi Pak SBY meminta deklarasi tanggal 3 September itu benar. Jadi apa yang disampaikan Pak SBY sebenarnya itu adalah bohong belaka," tambah dia.
Menurutnya, selama pertemuan pada 25 Agustus 2023 itu tidak ada pembahasan terkait deklarasi awal September. Sebagaimana keterangan tertulis yang disampaikan dalam rilis Partai Demokrat.
"Selama 2 jam saya di dalam ruangan itu adalah menerima cerita tentang apa yang pengalaman pak SBY selama memulai proses sebagai capres 2004. Beliau cerita terkait apa yang pernah terjadi sama dirinya,"
tutur Sahroni.