Selisih 12,2% dengan Prabowo, Kubu Jokowi Abaikan Survei yang Beda Sendiri
Merdeka.com - Jarak elektabilitas antaran Capres petahana Jokowi dan penantang Prabowo Subianto kian menipis. Survei Median merilis, November 2018, margin elektabilitas Jokowi dan Prabowo tinggal 12,2 persen.
Dalam surveinya, Median menilai, penurunan jarak antara Prabowo dan Jokowi karena kondisi ekonomi.
Menanggapi hal itu juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga menilai, pihaknya masih akan membandingkan seluruh hasil lembaga survei terkhusus yang membahas ekonomi. Hal itu dilakukan guna menyortir konsistensi hasil survei.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Suara apa yang diraih Prabowo-Gibran di Sulawesi Utara? Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengesahkan suara pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di wilayah Sulawesi Utara. Prabowo-Gibran meraup 1.229.069 suara. Hal ini berdasarkan hasil rapat rekapitulasi wilayah Sulawesi Utara yang digelar di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa klaim Prabowo tentang dirinya dan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan. Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
"Kita akan mengecek kesesuaian data antar lembaga survei. Kalau ada antar lembaga survei itu agak melenceng sendiri mungkin kita agak abaikan. Kalau kita baca statistik, angka-angka itu konsisten biasanya," ujar Arya di posko TKN, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Selasa (27/11).
Dia menambahkan, pihaknya tidak akan menyikapi lebih lanjut jika ada lembaga survei yang dianggap melenceng dari lembaga survei kebanyakan.
"Kalau kita baca statistik yang agak melenceng dari ke konsistenan itu bisa kita abaikan," tutur dia.
Survei Median menyebutkan, Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 47,7 persen dan Prabowo-Sandi mencapai angka 35,5 persen. Selisihnya sebesar 12,2 persen.
Pada survei Median bulan April 2018, selisih Jokowi dan Prabowo masih di angka 15,8 persen. Sementara pada bulan Juli 2018, survei Median merilis, selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo sebesar 13,1 persen. Masa kampanye Pilpres 2019 masih bersisa lima bulan lagi.
Sampel yang disertakan dalam survei ini sebanyak 1.200 responden dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi di tiap provinsi dan gender.
Sementara di hari yang sama, LSI Denny JA juga merilis survei tentang elektabilitas Capres di Pilpres 2019. Hasilnya, selisih dari kedua pasangan tersebut mencapai 20 persen. Dan untuk yang belum menentukan pilihan sebesar 15,6 persen.
"Saat ini dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf sebesar 53,2 persen, sementara dukungan terjal Prabowo-Sandiaga sebesar 31,2 persen," kata Adrian di kantor LSI Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (27/11). Selisih keduanya sebesar, 22 persen.
LSI Denny JA melakukan survei nasional yang melibatkan 1200 responden dengan margin of error sebesar 2,8 persen. Wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner terhadap responden yang terpilih melalui metode multistage random sampling.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan elektabilitas 53,4 persen.
Baca SelengkapnyaHasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Prabowo lebih unggul dari Ganjar.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaPasangan Ganjar-Mahfud kini berada juru kunci dengan elektabilitas 15,3 persen.
Baca Selengkapnya21,2 persen responden memilih Ganjar-Mahfud dan 10,6 persen memilih Anies-Muhaimin.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA merilis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di urutan teratas dengan 42,9%.
Baca SelengkapnyaPrabowo tetap teratas mengungguli Ganjar dan Anies meski alami penurunan elektabilitas.
Baca SelengkapnyaPenurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca Selengkapnya