Seperti apa empuknya kasur Rp 12 miliar yang mau dibeli DPR?
Merdeka.com - DPR terus saja menginginkan sesuatu yang akhirnya menjadi polemik. Belum usai permintaan gedung baru, kini para wakil rakyat itu mengeluarkan wacana pembelian kasur di rumah dinas yang dianggarkan Rp 12 miliar.
Anggaran pembelian kasur sebesar Rp 12 miliar itu, pertama kali diungkap oleh Direktur Center for Budget Analysis, Uchok Sky Khadafi, yang mengatakan bahwa publik berhak mempertanyakan kepada ketua DPR, untuk apa pembelian kasur dengan budget fantastis tersebut.
"Masak DPR mau beli tempat tidur kasur, memang anggota dewan itu mau tidur atau mau bekerja?" ujar Uchok dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com pada Sabtu (22/8).
-
Siapa yang menolak Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
-
Kenapa Jusuf Kalla dukung larangan speaker luar masjid? 'Sejak dulu juga kami di dewan masjid, DMI itu mengatur itu bahwa sound system yang keluar itu hanya boleh Azan dan juga pengajian. Awal paling hanya 5 -10 menit, tidak boleh lebih dari itu,' ujarnya usai melantik Pengurus Masjid Al Markaz Al Islami Makassar, Minggu (10/3).
-
Apa yang diungkapkan Jusuf Kalla mengenai pembelian alutsista? Pemerintah Beli Alutsista Bekas Umur 25 Tahun Harganya Rp1 Triliun kata JK dikutip dari Antara, Kamis (11/1) 'Saya kira pemerintah 'kan tidak satu kali ini beli bekas (alutsista bekas), tetapi selalu murah. Murah sekali barang bekas itu sebetulnya, apalagi kalau sudah tua,'
-
Apa pendapat Jusuf Kalla tentang speaker masjid? 'Masjid harus syahdu, karena itu kalau pidato atau dakwah atau tabligh-nya sampai keluar itu malah warga tidak dengar juga. Hanya suaranya yang keras, tapi tidak dipahami,' imbuhnya.
-
Apa usulan Baleg DPR tentang DKJ? Baleg DPR mengusulkan agar Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi ibu kota legislasi.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Menanggapinya, Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, Roem Kono mengatakan, dirinya tidak tahu menahu mengenai anggaran tersebut, dan berdalih jika hal itu merupakan urusan internal di Sekjen DPR. Roem pun menegaskan, jika memang ada mark up (penggelembungan anggaran) dalam pengadaan kasur tersebut, maka pelakunya bisa dikenakan pidana korupsi.
"Itu domain dari kesekjenan DPR. Kita itu tidak berwenang, dan sejauh ini tidak terlihat masalah kok. Kalau itu ada korupsinya tangkap saja. Kalau itu ada penyelewengan, tangkap saja," ujar Roem.
Kemudian, Roem justru malah balik bertanya mengenai apa yang sebenarnya dipermasalahkan dengan harga kasur itu. Dirinya juga menjelaskan, selama ini anggaran operasional tahunan DPR itu memang dikelola oleh pihak sekjen DPR, yang mekanismenya menjadi domain bagi pihak eksekutif.
"Kamu cek harga kasur di pasaran, berapa harganya? Kan masing-masing merek ada harganya. Kasur banyak merek kalau dana itu di-mark up ya sudah usut, langsung saja. Kenapa pusing-pusing dan tangkap itu pelakunya. Saya belum mempelajari itu, kami akan meninjau itu semuanya. Itu bukan urusannya kita (Badan Urusan Rumah Tangga (BURT). Selama itu tidak menjadi kasus, ya tidak mempersoalkan. Saya hanya kontrol pengawasan saja," ujar Roem.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga membantah jika pihak pemerintah sudah menyetujui anggaran proyek tersebut. "Ya yang maksud disetujui secara anggaran itu diketok di pleno. Kalau bicara anggaran, tidak bisa begini-begini langsung setujui, enggak boleh," tegas JK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/8) silam.
Terkait biaya sayembara miliaran rupiah yang sudah dianggarkan DPR melalui APBNP 2105, JK lagi-lagi menegaskan, setiap anggaran harus disetujui dulu baru bisa dipakai.
"Semua anggaran harus dikaji semuanya, anggaran apa saja. Anggaran jalan, anggaran gedung, semua harus disidangkan di sidang anggaran dan disetujui secara sidang pleno DPR, baru bisa menjadi anggaran. Anggaran 2016 kan belum dibicarakan. Baru mau dibicarakan," ujar JK. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemeriksaan itu sehubungan dengan penyidik KPK yang mengusut kasus dugaan korupsi perabotan rumah Dinas DPR RI.
Baca SelengkapnyaAdapun tergugat dalam permohonan praperadilan Indra Iskandar adalah KPK RI.
Baca SelengkapnyaIndra tidak menjelaskan detail ketika ditanya tentang temuan sejumlah bukti elektronik oleh KPK
Baca SelengkapnyaAlex menyebut dalam proyek tersebut, adanya peningkatan harga yang dilakukan secara berkelompok.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara mengenai rapat baleg DPR RI yang disorot karena diduga untuk menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang UU Pilkada
Baca SelengkapnyaPKS menilai Jakarta masih layak menyandang status sebagai Daerah Khusus Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaKPK memperkirakan kerugian negara pada proyek pengadaan perabotan rumah dinas DPR RI yang menyeret Sekjen DPR RI Indra Iskandar mencapai puluhan miliar rupiah.
Baca SelengkapnyaAzwar Anas menuturkan tanah dan bangunan rumah menteri di IKN lebih kecil dibandingkan yang ada di Jakarta.
Baca Selengkapnya14 Unit rumah menteri yang telah rampung dibangun di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, telah dilengkapi perabotan.
Baca SelengkapnyaPutusan MK sendiri berisi perubahan ambang batas pencalonan dan batas usia calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani mengetuk palu pengesahan RUU Kesehatan setelah mendengarkan pendapat dua fraksi yang menolak yaitu Demokrat dan PKS.
Baca SelengkapnyaPemerintah menghormati putusan MK soal perubahan ambang batas pencalonan Pilkada 2024 dan syarat calon usia kepala daerah.
Baca Selengkapnya