Sunan Gunung Jati sulap sedekah bumi dengan salawat nabi
Merdeka.com - Menyebarkan agama Islam di daerah Cirebon dan sekitarnya, bukan lah hal mudah. Berkali-kali Sunan Gunung Jati yang tergabung dalam Wali Songo mendapat perlawanan dari rakyat dan kerajaan lain.
Namun Sunan Gunung Jati tidak menyerah begitu saja. Dengan upaya persuasif dan aktif Kuningan, Indramayu, Ciamis, Tasik, Majalengka, Bandung berhasil di-Islam-kannya.
"Pernah dihadang dan diserang sama sesepuh Indramayu. Katanya mau menyerang ke Cirebon, untuk mempertahankan Sunan menghadang dengan prajuritnya dan sesepuh kalah sendiri," kisah Jeneng HM Imron kepada merdeka.com, Cirebon, Rabu (13/5).
-
Siapa Wali Songo? Wali Songo adalah sebutan bagi sembilan orang wali yang berperan dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
-
Siapa Sunan Gunung Jati? Sunan Gunung Jati lahir dengan nama Syarif Hidayatullah pada tahun 1448 Masehi di Makkah Al-Mukarramah. Ibunya, Nyai Rara Santang, adalah putri dari Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Padjajaran yang kemudian memeluk Islam dan berganti nama menjadi Syarifah Mudaim.
-
Bagaimana Wali Songo menyebarkan Islam? Para Wali Songo menyebarkan agama Islam dengan pendekatan budaya, yaitu memadukan seni budaya lokal dengan ajaran Islam.
-
Siapa yang berseteru di Sasana Tunggul Wulung? 'Kelirnya dilempar ke Pasar Kelir, gendernya ke Gunung Gender, panggungnya ke Gunung Panggung, kotaknya ke Gunung Kotak, tumpengnya ke Gunung Tumpeng,' kata Karyono.
-
Apa perbedaan Wali Pitu Bali dengan Wali Songo? Istilah Wali Pitu berbeda dengan Wali Songo, dewan dakwah yang sengaja dibentuk oleh Kanjeng Raden Rahmat (Sunan Ampel) Surabaya pada 1404 dan berhasil mengislamkan lebih dari 90 persen penduduk Jawa.
-
Siapa nama asli Sunan Gunung Jati? Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah, yang juga masih keturunan Kerajaan Sunda Pajajaran dari sang ibu bernama Nyai Rara Santang, puteri dari Raja Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja).
Sunan Gunung Jati alis Syarif Hidayatullah pun pintar cari akal agar nilai-nilai Islam diterima tanpa merusak akar kebudayaan masyarakat Cirebon.
"Budaya Sedekah Bumi kalau mau nanam padi dan arak-arak dibacakan sambil baca salawat nabi lalu makan bersama baca doa secara Islami. misinya Islam masuk ke budaya," tambah Imron lagi.
Begitu pun saat mendekati kelompok nelayan. Setiap ada upacara budaya, para nelayan kini melantunkan salawat nabi diiringi dengan tabuhan rebana.
"Dulu kepala sapi di buang ke laut, dibikin dendeng dan gulai sama sunan. Jadi semuanya seneng," pungkas dia.
Penyebaran Islam di Cirebon dan sekitar juga tak lepas dari dukungan pamannya, Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuana. Pangeran ini adalah anak kandung dari penguasa Sunda, Prabu Siliwangi. (mdk/rep)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sunan Prapen merupakan keturunan Sunan Giri yang diyakini merupakan waliyullah yang memiliki karomah
Baca SelengkapnyaMetode Wali Songo dalam menyebarkan ajaran agama Islam.
Baca SelengkapnyaDua anggota Wali Songo ini punya hubungan emosional yang dalam.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa ajaran Sunan Muria yang masih dilestarikan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSunan Bonang adalah sosok pendakwah yang cerdik dan fleksibel dalam menyiarkan ajaran-ajaran Islam.
Baca SelengkapnyaOrang Bali awalnya tak mengenal istilah Wali Pitu.
Baca SelengkapnyaDalam menyebarkan ajaran Islam, setiap wali memiliki cara tersendiri. Salah satunya adalah Sunan Gunung Jati, yang melakukan dakwah di daerah Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaUlama dari tanah Jawa Barat ini dulunya merupakan salah satu wali yang mensyiarkan Agama Islam di pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaSebuah gamelan peninggalan Sunan Kalijaga tersimpan di museum dengan bentuk yang unik dan terbuat dari kayu jati.
Baca SelengkapnyaDi masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.
Baca SelengkapnyaSunan Gresik tidak hanya seorang tokoh agama. Ia juga seorang pedagang, tabib, serta pemimpin yang ramah dan toleran.
Baca SelengkapnyaPara jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
Baca Selengkapnya