9 Zat aditif yang ditemukan dalam makanan kemasan
Merdeka.com - Produk makanan dalam kemasan sangat rentan terhadap bahan kimia tambahan. Zat-zat tersebut berguna untuk mengubah warna atau mengawetkan makanan. Masalahnya, sebagian besar bahan kimia merupakan senyawa sintetis dengan beberapa efek negatif bagi kesehatan. Berikut adalah sembilan zat aditif dalam makanan kemasan yang perlu Anda hindari, menurut Organicjar.
1. Pemanis buatan. Aspartam adalah jenis pemanis buatan yang sering ditemukan dalam makanan kemasan berlabel "diet" atau "bebas gula". Konsumsi aspartam yang berlebihan bisa menghasilkan efek neurotoksik seperti pusing, sakit kepala, kebingungan mental, migrain, dan kejang.
2. Sirup jagung fruktosa tinggi atau High Fructose Corn Syrup. Pemanis buatan ini bisa ditemukan di hampir semua makanan olahan. Efek samping dari konsumsi sirup jagung fruktosa tinggi adalah perkembangan diabetes dan kerusakan jaringan.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
-
Apa saja jenis pewarna makanan sintetis yang berbahaya? Blue 1: Pewarna ini sering digunakan dalam minuman, permen, dan produk roti. Beberapa penelitian menunjukkan adanya potensi risiko kanker yang kecil dan kemungkinan pengaruh negatif terhadap neuron.
-
Mengapa minuman kemasan lebih berbahaya? Dibanding konsumsi gula langsung, minuman kemasan berpemanis bisa memiliki dampak lebih besar ke tubuh kita. Dibanding Gula Pasir, Mengapa Minuman Kemasan Bisa Berdampak Lebih Buruk untuk Kesehatan?
-
Apa saja kandungan berbahaya di rokok? Rokok merupakan produk tembakau yang mengandung berbagai bahan kimia berbahaya. Adapun beberapa kandungan rokok yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh antara lain: 1. Karbon monoksida: Gas beracun yang dihasilkan oleh pembakaran bahan kimia dalam rokok. Karbon monoksida mengikat pada hemoglobin dalam darah, mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa ke sel-sel tubuh. 2. Nikotin: Zat adiktif yang terkandung dalam rokok. Nikotin dapat menyebabkan perubahan pada sistem saraf dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker. 3. Tar: Bahan lengket yang dihasilkan oleh pembakaran tembakau. Tar mengandung lebih dari 4.000 zat kimia berbahaya, termasuk karsinogen (zat penyebab kanker) seperti benzena, formaldehida, dan arsenik. 4. Hidrogen sianida: Gas beracun yang terkandung dalam asap rokok. Hidrogen sianida dapat merusak sistem saraf dan pernapasan. 5. Benzena: Zat karsinogen yang terdapat dalam asap rokok. Paparan jangka panjang terhadap benzena meningkatkan risiko terkena leukemia (kanker darah). 6. Formaldehida: Zat kimia beracun yang digunakan dalam pembalut mayat. Asap rokok mengandung formaldehida yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. 7. Arsenik: Zat karsinogen yang ditemukan dalam asap rokok. Paparan jangka panjang terhadap arsenik telah dikaitkan dengan risiko terkena kanker paru-paru, kanker hati, dan kanker ginjal. 8. Kadmium: Logam berat beracun yang terdapat dalam baterai. Kadmium ditemukan dalam asap rokok dan dapat merusak organ tubuh, seperti paru-paru dan ginjal. 9. Amonia: Zat kimia yang digunakan dalam produk pembersih. Amonia dalam rokok dapat merusak saluran pernapasan dan menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
-
Bagaimana kandungan kosmetik berbahaya? Produk yang mengandung bahan kimia ini biasanya menampilkan hasil instan namun berisiko merusak kulit dalam jangka panjang.
-
Apa saja zat berbahaya dalam rokok? Di dalam setiap batang rokok tersembunyi koktail kimia yang berbahaya, yang beberapa di antaranya memiliki potensi mematikan.
3. Monosodium glutamat. MSG adalah asam amino yang digunakan sebagai penambah rasa dalam sup, saus salad, kentang goreng, dan masih banyak lagi. Sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi rutin MSG mengakibatkan efek samping, seperti depresi, disorientasi, kerusakan mata, kelelahan, sakit kepala, dan obesitas.
4. Trans fat atau lemak trans. Lemak trans digunakan untuk memperpanjang umur simpan produk makanan dan merupakan salah satu zat paling berbahaya yang sering Anda konsumsi. Banyak studi menunjukkan bahwa lemak trans meningkatkan kadar kolesterol LDL sekaligus mengurangi HDL atau kadar kolesterol baik, meningkatkan risiko serangan jantung, penyakit jantung dan stroke, meningkatkan risiko diabetes, peradangan, dan masalah kesehatan lainnya.
5. Pewarna makanan buatan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pewarna makanan buatan yang ditemukan dalam soda, jus buah, dan salad dressing, bisa menyebabkan masalah perilaku dan penurunan IQ pada anak.
6. Natrium sulfit. Pengawet ini digunakan dalam pembuatan buah kering. Bagi orang yang sensitif terhadap senyawa ini bisa mengalami sakit kepala, masalah pernapasan, dan ruam. Pada kasus yang parah, natrium sulfit dapat menyebabkan kematian dan serangan jantung.
7. BHA dan BHT. Hydroxyanisole butylated (BHA) dan butylated hydrozyttoluene (BHT) adalah pengawet yang ditemukan dalam sereal, permen karet, keripik kentang, dan minyak sayur. Efek samping dari senyawa ini menyebabkan kerusakan sistem saraf otak dan kanker.
8. Sulfur Dioksida. Zat ini sering ditemukan pada buah dan sayuran mentah. Efek samping dari senyawa kimia ini, termasuk masalah bronkial, terutama pada mereka yang rentan terhadap asma, hipertensi (tekanan darah rendah), sensasi kesemutan atau syok anafilaksis.
9. Kalium Bromat. Zat aditif ini digunakan untuk meningkatkan volume tepung atau roti. Ternyata, kandungan kalium bromat dalam jumlah kecil pada roti sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Jadilah pembeli yang pintar dengan lebih teliti terhadap kandungan makanan yang Anda beli. Sebetulnya, makanan atau minuman kemasan memang tidak benar-benar aman bagi kesehatan. Anda sebaiknya membatasi konsumsi makanan dalam kemasan dan menggantinya dengan makanan segar tanpa pengawet. (mdk/des)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, acesulfame potassium, sorbitol, dan neotam adalah beberapa contoh pemanis buatan yang sering hadir dalam produk makanan.
Baca SelengkapnyaPewarna makanan memang menarik dan menggugah selera. Namun perlu kehati-hatian dan ketelitian dalam melihat lebel makanan menghindari zat pewarna berbahaya.
Baca SelengkapnyaPecinta petualangan kuliner, hati-hati! Eksplorasi hidangan eksotis dan sehari-hari dapat membawa risiko bahaya kesehatan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum 8 zat pengawet makanan yang boleh dikonsumsi dengan aman.
Baca SelengkapnyaAnda perlu membatasi dan menghindari makanan enak ini agar tidak berbahaya bagi tubuh
Baca SelengkapnyaDengan mengetahui jenis-jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi makanan tersebut.
Baca SelengkapnyaBeberapa jenis makanan yang mungkin tampak tidak berbahaya bagi anak-anak, sebenarnya dapat memiliki efek merugikan pada perkembangan otak mereka.
Baca SelengkapnyaAda nama lain gula yang biasanya muncul pada label kemasan makanan
Baca SelengkapnyaDibanding konsumsi gula langsung, minuman kemasan berpemanis bisa memiliki dampak lebih besar ke tubuh kita.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips-tips yang bijak, kita dapat menikmati makanan ultra proses secara lebih aman dan sehat tanpa mengorbankan kesehatan jangka panjang.
Baca SelengkapnyaMinuman kemasan dengan rasa manis tidak memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat.
Baca SelengkapnyaMungkin kita berpikir nasi adalah penyumbang kalori terbesar. Padahal, ada makanan lain yang menjadi sumber kalori terbesar untuk tubuh.
Baca Selengkapnya