Badai Rumah Tanggah Pratama Arhan-Azizah Salsha, Ini Alasan Psikologis Seseorang Berselingkuh
Perselingkuhan bisa dilakukan oleh seseorang karena sejumlah alasan.
Kabar mengejutkan datang dari rumah tangga pesepakbola Pratama Arhan dan selebgram Azizah Salsha. Berdasar sejumlah postingan di sosial media, diketahui bahwa terjadi prahara pada rumah tangga pasangan muda ini.
Perselingkuhan dalam rumah tangga sering kali menjadi badai yang mengguncang pondasi hubungan pernikahan. Fenomena ini tidak hanya melibatkan penghianatan fisik, tetapi juga penghancuran kepercayaan yang dibangun selama bertahun-tahun. Namun, di balik tindakan yang tampaknya kejam ini, ada alasan-alasan psikologis yang melatarbelakangi mengapa seseorang bisa memilih untuk berselingkuh.
-
Bagaimana hubungan Pratama Arhan dan Azizah Salsha sebelum menikah? Hubungan keduanya sempat penuh teka-teki, bikin netizen ikutan jadi detektif. Tak banyak momen Zize dan Arhan foto bareng saat keduanya ketahuan berada di Jepang.
-
Bagaimana Azizah Salsha menghadapi isu perselingkuhan? Setelah kabar perselingkuhan merebak, Azizah dan Pratama Arhan membagikan momen pernikahan mereka pada Rabu (21/8). Azizah juga meminta maaf dan memohon untuk diberikan ruang sementara.
-
Siapa yang diduga selingkuh dengan Azizah Salsha? Melalui akun tersebut, netizen menduga bahwa Azizah Salsha memiliki hubungan spesial dengan Salim, mantan pacar Rachel.
-
Kapan Pratama Arhan dan Azizah Salsha menikah? Setelah menikah pada 20 Agustus 2023, pasangan ini segera menjadi sorotan publik yang heboh dan penasaran dengan kehidupan mereka.
Dilansir dari Verywell Health, sebuah penelitian yang melibatkan 495 orang mengungkapkan bahwa ada delapan alasan utama mengapa seseorang berselingkuh: kemarahan, harga diri rendah, kurangnya cinta, komitmen yang rendah, kebutuhan akan variasi, pengabaian, hasrat seksual, dan kondisi tertentu. Alasan-alasan ini bukanlah tanggung jawab pasangan yang dikhianati, melainkan berasal dari dalam diri pelaku perselingkuhan.
Perbedaan Motivasi Berdasarkan Jenis Kelamin
Motivasi untuk berselingkuh sering kali berbeda antara pria dan wanita. Pria cenderung lebih sering berselingkuh untuk mencari kepuasan seksual atau perhatian yang kurang dari pasangan. Bagi pria, seks adalah jalan penting menuju koneksi dan keintiman. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi—misalnya, jika pasangan sering menolak hubungan seksual—mereka mungkin merasa ditolak dan tidak dicintai. Pada akhirnya, perasaan tidak aman ini dapat memicu keinginan untuk mencari validasi di luar hubungan pernikahan.
Di sisi lain, wanita lebih mungkin berselingkuh untuk mengisi kekosongan emosional. Banyak wanita yang merasa terputus dari pasangan mereka dan mendambakan untuk dicintai dan dihargai. Ketika kebutuhan emosional ini tidak terpenuhi, perselingkuhan bisa menjadi jalan untuk mendapatkan keintiman emosional yang mereka rindukan. Dalam beberapa kasus, hubungan di luar nikah bagi wanita bisa menjadi cara untuk mengakhiri pernikahan yang sudah tidak lagi memuaskan.
Namun, bukan berarti motivasi seksual tidak penting bagi wanita. Keduanya, baik pria maupun wanita, dapat merasa bosan dengan hubungan pernikahan dan mencari sensasi baru di luar pernikahan. Studi menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita yang terlibat dalam perselingkuhan sering kali berharap untuk memperbaiki kehidupan seksual mereka yang dirasa kurang memuaskan.
Faktor Risiko dalam Hubungan Pernikahan
Ada berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan perselingkuhan, baik dari individu itu sendiri maupun dari dinamika hubungan pernikahan. Masalah-masalah dalam hubungan, seperti kekerasan domestik, penyalahgunaan emosional, dan tekanan finansial, dapat menjadi pemicu perselingkuhan. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan kurangnya rasa hormat juga bisa menyebabkan jarak yang semakin lebar dalam hubungan, yang kemudian membuka pintu bagi perselingkuhan.
Selain itu, individu dengan trauma masa kecil, seperti kekerasan fisik atau emosional, atau yang telah terpapar perselingkuhan orang tua, memiliki risiko lebih tinggi untuk berselingkuh. Kondisi kesehatan mental, seperti gangguan bipolar atau ciri-ciri narsistik, juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengkhianati pasangannya. Dalam beberapa kasus, perselingkuhan bisa menjadi cara untuk membuktikan diri atau sebagai bentuk pembalasan dendam.
Alasan Utama di Balik Perselingkuhan
Di balik setiap perselingkuhan, sering kali ada kebutuhan yang tidak terpenuhi. Ketika kebutuhan ini tidak disampaikan atau dibicarakan dengan pasangan, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan yang mendalam.
Banyak pasangan yang menghindari konfrontasi atau permasalahan dalam pernikahan, memilih untuk lari daripada menyelesaikan masalah secara langsung. Kurangnya komitmen terhadap hubungan dan perasaan bosan juga menjadi alasan umum mengapa seseorang berselingkuh.
Sebagai contoh, beberapa individu mungkin merasa tidak dihargai dalam pernikahan, terutama ketika beban rumah tangga dan pengasuhan anak lebih banyak ditanggung oleh satu pihak. Dalam kasus ini, perselingkuhan bisa menjadi cara untuk mendapatkan pengakuan dan validasi yang mereka rasa kurang dari pasangan. Di sisi lain, perasaan tidak dihargai bisa juga disebabkan oleh harapan yang tidak realistis terhadap pasangan, bukan karena pengabaian yang nyata.
Penting untuk diingat bahwa perselingkuhan sering kali merupakan gejala dari masalah yang lebih dalam dalam hubungan, dan dengan mengatasi masalah-masalah ini, pasangan dapat tumbuh lebih dekat satu sama lain. Bagi mereka yang telah dikhianati, penting untuk menyadari bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas keputusan pasangannya untuk berselingkuh. Mencari bantuan profesional mungkin dapat membantu dalam menghadapi dan pulih dari trauma emosional yang ditimbulkan oleh perselingkuhan. Mengatasi kebencian dan rasa sakit dengan cara yang sehat adalah langkah pertama menuju penyembuhan.