Gejala Hidrosefalus dan Cara Penceganannya, Kenali Secepatnya Sebelum Terjadi Kerusakan Otak
Hidrosefalus terjadi ketika terdapat akumulasi cairan otak yang berlebihan di dalam kepala. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat mengakibatkan disabilitas.
Hidrosefalus yang tidak segera mendapatkan penanganan dapat mengakibatkan kerusakan otak serta berpotensi menyebabkan disabilitas. Kondisi ini ditandai dengan penumpukan cairan otak yang berlebihan di dalam rongga otak. "Hidrosefalus terjadi ketika produksi, distribusi, dan penyerapan cairan otak tidak seimbang. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada bayi dan orang berusia di atas 60 tahun," jelas dokter spesialis bedah saraf dari RS EMC Cikarang & Alam Sutera, Lukas Galileo Malau, dalam artikel yang dipublikasikan di laman EMC, dikutip pada Senin (4/11/2024).
Lukas juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa penyebab terjadinya hidrosefalus, antara lain:
-
Bagaimana cara mencegah gegar otak pada anak? Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil antara lain: 1. Menggunakan helm saat beraktivitas fisik yang berisiko, seperti bersepeda, skateboard, atau bermain olahraga yang berpotensi menimbulkan benturan pada kepala. 2. Memastikan anak mengikuti aturan keamanan saat bermain di luar ruangan atau berpartisipasi dalam olahraga. 3. Mengawasi anak saat bermain di dekat furnitur tinggi, tangga, atau area berisiko lainnya di dalam rumah. 4. Mengajarkan anak untuk melindungi kepala saat jatuh atau terjatuh. 5. Mendorong anak untuk melaporkan kejadian benturan pada kepala kepada orang dewasa dan mendapatkan perawatan medis jika diperlukan.
-
Bagaimana cara mengatasi gegar otak pada anak? Langkah awal yang paling penting adalah menghentikan aktivitas anak jika ada dugaan gegar otak, terutama saat ia sedang berolahraga.
-
Mengapa penting untuk mengenali ciri stroke pada anak? Stroke pada anak adalah kondisi serius yang harus segera mendapatkan pertolongan.
-
Kapan anak mengalami keterbelakangan mental? Penyakit ini dapat memengaruhi individu sejak usia dini dan memberikan dampak signifikan pada perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.
-
Bagaimana cara mencegah keterbelakangan mental? Penyebab tertentu dari keterbelakangan mental dapat dicegah. Penyebab yang paling umum adalah fetal alcohol syndrom. Oleh karena itu, wanita hamil tidak boleh minum alkohol. Mendapatkan perawatan prenatal yang tepat, vitamin prenatal, dan vaksinasi terhadap penyakit menular tertentu juga dapat menurunkan risiko anak lahir dengan keterbelakangan mental.
-
Bagaimana cara mencegah stroke pada anak? Mencegah stroke pada anak melibatkan upaya pencegahan yang berfokus pada faktor risiko yang dapat diidentifikasi dan dikelola.
- Perdarahan di dalam otak akibat kelahiran prematur.
- Perkembangan otak dan tulang belakang yang abnormal, yang dapat menyumbat aliran cairan otak.
- Infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan peradangan pada otak janin, seperti rubella atau sifilis.
- Kelainan bawaan, seperti sindrom Dandy-Walker.
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hidrosefalus pada semua kelompok usia, termasuk:
- Tumor di otak atau saraf tulang belakang.
- Perdarahan di otak akibat cedera kepala atau stroke.
- Infeksi pada otak dan saraf tulang belakang, seperti meningitis dan ensefalitis.
- Cedera atau benturan pada kepala yang berdampak pada otak.
Gejala Hidrosefalus
Hidrosefalus pada bayi ditandai dengan peningkatan ukuran kepala yang cepat. Selain itu, terdapat benjolan lunak yang muncul di bagian ubun-ubun kepala. Gejala lain yang mungkin dialami bayi dengan kondisi ini termasuk:
- rewel;
- mudah mengantuk;
- menolak untuk menyusu;
- muntah;
- hambatan dalam pertumbuhan;
- kejang-kejang.
Pada anak-anak, orang dewasa, dan lansia, gejala hidrosefalus dapat bervariasi tergantung pada usia. Beberapa gejala yang mungkin muncul adalah:
- nyeri kepala;
- penurunan kemampuan ingatan dan konsentrasi;
- mual dan muntah;
- gangguan penglihatan;
- masalah dalam koordinasi tubuh;
- kesulitan menjaga keseimbangan;
- kesulitan dalam menahan buang air kecil;
- pembesaran kepala.
"Hidrosefalus yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan fisik dan intelektual anak. Pada orang dewasa, hidrosefalus yang terlambat ditangani dapat menyebabkan gejala menjadi permanen," jelas Lukas. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika gejala-gejala ini muncul, agar penanganan dapat dilakukan dengan tepat. Penanganan yang cepat dan tepat dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut dan mendukung perkembangan yang sehat bagi pasien.
Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan secepatnya pada anak-anak dan orang dewasa yang menunjukkan beberapa gejala tersebut. Jika bayi mengalami gejala-gejala berikut, segera cari bantuan medis:
- Kesulitan saat menyusu atau makan;
- Sering muntah tanpa alasan yang jelas;
- Menangis dengan suara melengking;
- Berbaring terus-menerus dan enggan menggerakkan kepala;
- Sesak napas;
- Kejang.
Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius yang memerlukan perhatian medis. Penting untuk tidak menunda pencarian pertolongan agar kondisi dapat ditangani dengan tepat dan cepat.
Diagnosis Hidrosefalus
Hidrosefalus pada bayi ditandai dengan pembesaran bentuk kepala. Sementara itu, untuk pasien dewasa, diagnosis hidrosefalus biasanya dilakukan oleh dokter melalui serangkaian tanya jawab tentang gejala yang dirasakan, diikuti dengan pemeriksaan fisik. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemindaian menggunakan USG, CT scan, atau MRI. Prosedur pemindaian ini bertujuan untuk memastikan diagnosis, mengidentifikasi penyebab hidrosefalus, serta mendeteksi kemungkinan adanya kondisi lain yang berkaitan dengan gejala yang dialami pasien.
Cara Pengobatan Hidrosefalus
Hidrosefalus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, yang berdampak pada perkembangan fisik dan mental seseorang. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi ini sering kali berujung pada konsekuensi yang fatal. Namun, dengan pengobatan yang sesuai, pasien memiliki peluang untuk menjalani kehidupan yang normal meskipun mungkin mengalami beberapa keterbatasan. Terapi yang umum dilakukan biasanya meliputi pembedahan untuk memasang shunt, yaitu sebuah tabung plastik fleksibel yang berfungsi untuk mengalirkan cairan serebrospinal ke bagian tubuh lain yang dapat menyerapnya secara efektif.
Selain pemasangan shunt, terdapat juga terapi lain yang dikenal sebagai ventrikulostomi. Prosedur ini mirip dengan pemasangan shunt, tetapi tidak menggunakan alat permanen; melainkan hanya memasang selang sementara yang mengalirkan cairan serebrospinal keluar dari kepala. Metode lain yang dapat digunakan adalah endoskopi, yang bertujuan untuk menghubungkan rongga-rongga cairan di dalam otak, sehingga membantu mengurangi tekanan akibat penumpukan cairan. Dengan berbagai pilihan terapi ini, pasien hidrosefalus memiliki harapan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Cara Mencegah Hidrosefalus
Pencegahan hidrosefalus kongenital sebaiknya dimulai sejak masa kehamilan. Oleh karena itu, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan secara rutin agar jika terjadi infeksi virus, dapat segera terdeteksi dan ditangani. "Pastikan bahwa ibu hamil, bayi, dan anak mendapatkan imunisasi yang lengkap sesuai dengan jadwal pemerintah." Beberapa faktor penyebab hidrosefalus, seperti infeksi rubella, meningitis, dan ensefalitis, dapat dicegah melalui imunisasi yang tepat. Sementara itu, hidrosefalus yang diperoleh setelah lahir dapat diatasi dengan mengobati penyebab yang mendasarinya.