Kenali Apa Itu Tongue Tie dan Ketahui Dampaknya Terhadap Anak
Tongue tie merupakan salah satu kondisi yang bisa dialami anak dan perlu disadari orangtua dengan cepat.
Tongue tie atau dalam istilah medis disebut ankyloglossia adalah kondisi di mana jaringan yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut, yang disebut frenulum, lebih pendek atau lebih tebal dari normal. Hal ini menyebabkan keterbatasan gerakan lidah, yang dapat berdampak pada berbagai aspek perkembangan anak, termasuk menyusui, bicara, dan kesehatan mulut secara keseluruhan.
Kondisi ini sering ditemukan pada bayi baru lahir, dan walaupun umumnya dapat diatasi, ada beberapa kasus ketika tongue tie menyebabkan masalah yang signifikan jika tidak ditangani. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics (2017), ankyloglossia mempengaruhi sekitar 4-10% bayi yang baru lahir. Namun, tingkat keseriusan dampaknya bervariasi pada setiap anak.
-
Apa yang penting untuk kesehatan anak? Ingatlah bahwa selain olahraga, diet seimbang juga memainkan peran penting dalam membentuk gaya hidup sehat.
-
Bagaimana cara untuk mencegah Gangguan Perkembangan Bahasa pada anak? Berbicara Secara Aktif dengan Anak: Ajak anak berbicara sejak dini, bahkan saat mereka masih bayi. Berbicara secara aktif dan sering dengan anak dapat membantu mereka mengenal suara, kata, dan pola bahasa. Semakin sering mereka mendengar bahasa, semakin cepat mereka akan memahami dan belajar menggunakannya.
-
Bagaimana kebiasaan menggigit benda keras bisa merusak gigi anak? Anak cenderung akan menggigit benda keras dengan ukuran kecil yang ditemui di sekitar mereka seperti pensil atau sumpit. Kebiasaan ini dapat merusak gigi anak, menyebabkan retak, patah, atau rasa sakit pada gigi.
-
Apa dampak asap rokok ke anak? Anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko tinggi mengalami infeksi pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia.
-
Bagaimana terapi bicara membantu anak? Terapi bicara membantu anak mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan melatih mereka mengucapkan kata-kata dan menyusun kalimat secara efektif.
-
Kenapa telinga anak mudah iritasi? Penyebab iritasi telinga terjadi ketika saluran eustachius tersembuat atau meradang yang menyebabkan terbentuknya cairan di telinga bagian tengah.
Gejala dan Tanda-Tanda Tongue Tie
Salah satu gejala pertama dari tongue tie yang sering terdeteksi adalah kesulitan menyusui. Bayi dengan tongue tie mungkin kesulitan untuk melekat dengan baik pada payudara, yang dapat menyebabkan masalah seperti bayi cepat lelah, tidak mendapatkan cukup susu, atau bahkan ibu mengalami nyeri saat menyusui. Sebuah artikel oleh Buryk et al. (2011) mengungkapkan bahwa sekitar 25% ibu yang mengalami kesulitan menyusui, ternyata anaknya didiagnosis dengan tongue tie.
Selain kesulitan menyusui, masalah lainnya bisa muncul seiring dengan pertumbuhan anak. Misalnya, anak dengan tongue tie dapat mengalami keterlambatan perkembangan bicara karena lidah yang terbatas gerakannya membuat pengucapan suara tertentu seperti "r", "l", "t", dan "d" menjadi sulit. Studi yang diterbitkan dalam International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology (2014) menemukan bahwa anak-anak dengan ankyloglossia memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan bicara jika tidak ditangani lebih awal.
Dampak Jangka Panjang Tongue Tie
Jika tongue tie tidak diidentifikasi dan ditangani dengan tepat, anak bisa mengalami berbagai masalah dalam jangka panjang. Salah satu dampak yang paling umum adalah masalah pada gigi dan gusi. Karena lidah yang tidak dapat bergerak dengan bebas, kemampuan untuk membersihkan sisa-sisa makanan dari gigi dan gusi berkurang, yang dapat menyebabkan penumpukan plak dan akhirnya masalah kesehatan gigi.
Masalah lainnya yang mungkin timbul adalah keterbatasan gerakan lidah yang dapat mempengaruhi perkembangan rahang dan gigi. Penelitian yang dilakukan oleh Huang et al. (2014) menunjukkan bahwa anak-anak dengan ankyloglossia lebih rentan mengalami masalah maloklusi, yaitu penyelarasan gigi yang tidak tepat. Ini dapat memerlukan intervensi ortodontik di kemudian hari.
Selain itu, ada dampak psikososial yang mungkin terjadi pada anak-anak yang tidak mendapatkan intervensi dini. Anak-anak yang mengalami kesulitan berbicara karena tongue tie bisa merasa frustrasi, kehilangan rasa percaya diri, atau bahkan menjadi terisolasi secara sosial.
Penanganan Tongue Tie
Beruntung, kondisi tongue tie bisa diatasi dengan intervensi medis yang relatif sederhana. Salah satu prosedur yang paling umum adalah frenotomi, yaitu pemotongan jaringan frenulum untuk membebaskan gerakan lidah. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh dokter anak atau ahli bedah mulut dan sering kali tidak memerlukan anestesi umum.
Penelitian oleh Edmunds et al. (2015) menunjukkan bahwa frenotomi pada bayi baru lahir yang mengalami kesulitan menyusui memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam memperbaiki masalah laktasi, di mana 80-90% ibu melaporkan peningkatan signifikan setelah prosedur dilakukan. Selain frenotomi, terapi wicara atau latihan oral motorik juga bisa menjadi bagian dari penanganan untuk anak yang lebih besar, terutama jika tongue tie telah mempengaruhi kemampuan bicara mereka.
Tongue tie adalah kondisi yang dapat berdampak luas pada perkembangan anak, terutama jika tidak didiagnosis dan ditangani lebih awal. Dengan diagnosis yang tepat dan intervensi yang cepat, dampak negatif dari tongue tie bisa diminimalisir, memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.