Kenali Reaksi Tubuh ketika Kekurangan Oksigen, Mulai Lemas Hingga Kerusakan Otak
Merdeka.com - Oksigen merupakan salah satu hal yang diperlukan tubuh manusia agar dapat berfungsi secara normal. Tanpa oksigen yang cukup, organ-organ penting, seperti otak dan jantung, akan mengalami kerusakan serius dalam waktu singkat.
Namun, batas waktu yang tepat saat tubuh manusia dapat bertahan tanpa oksigen bervariasi tergantung pada beberapa faktor. Hal ini tergantung sejumlah hal seperti kondisi individu, suhu lingkungan, dan tindakan pertolongan pertama yang diberikan.
Dilansir dari Insider, tubuh manusia setidaknya bisa bertahan hingga tiga menit tanpa oksigen. Kehilangan oksigen dalam jangka waktu lebih lama dari itu bisa menyebabkan dampak berbahaya seperti kerusakan otak.
-
Bagaimana peran oksigen dalam tubuh manusia? Hal ini karena tubuh kita sebagian besar terdiri dari air sehingga sebagian besar oksigen merupakan bagian dari “O“ dalam H2O. Oksigen juga sangat penting untuk produksi energi dan metabolisme, atau proses kimia yang terjadi di dalam tubuh.
-
Kenapa manusia bisa menahan napas lebih lama di air? Meskipun refleks menyelam ini merupakan proses yang kompleks, tujuannya sederhana: melindungi kehidupan dengan beradaptasi terhadap lingkungan saat ini.
-
Bagaimana manusia bertahan? Salah satu peneliti di School of Medicine, New York, mengatakan bahwa diperkirakan populasi manusia modern pada saat itu berjumlah 1.280 selama 117.000 tahun lamanya.
-
Bagaimana cara manusia menahan napas lebih lama di air? Ketika mamalia berada di air, serangkaian perubahan fisiologis otomatis terjadi. Ini kemungkinan dipicu oleh sensor pada saraf trigeminal ketika wajah terkena air. Ketika respons ini aktif, Anda akan berhenti bernapas secara otomatis, detak jantung melambat, dan resistensi pembuluh darah perifer meningkat. Dengan meningkatnya resistensi vaskular, tubuh dapat menyimpan oksigen untuk organ vital seperti otak dan jantung, sementara aliran darah dialihkan dari kelompok otot yang tidak aktif.
-
Gimana tubuh bertahan tanpa makan? Tubuh kita memiliki mekanisme yang memungkinkannya bertahan hidup dalam situasi ketika makanan atau minuman tidak tersedia. Manusia dapat bertahan hidup selama beberapa hari tanpa air karena tubuh mampu menyesuaikan metabolisme dan mengatur konsumsi energi untuk bertahan hidup.
-
Mengapa menjaga pernapasan penting saat polusi tinggi? Tak heran, jika banyak masyarakat menyatakan ketidaknyamanan atas kondisi ini. Bagi Anda yang sering beraktivitas di luar rumah, maka penting untuk memperhatikan cara menjaga kesehatan pernapasan dari polusi udara buruk dengan baik.
Pada sebagian besar kasus, kurangnya oksigen dalam tubuh ini bisa disebabkan karena berbagai hal mulai kerusakan organ pernapasan hingga keracunan karbon. Kondisi keracunan karbon ini rentan dialami mereka yang terjebak di tempat sempit seperti kapal selam.
"Kapanpun manusia terperangkap di tempat dengan udara yang sempit, banyak orang menyangka bahwa oksigen yang paling penting, namun justru keberadaan karbon dioksida merupakan hal yang perlu diperhatikan," terang dr. Dale Molé dilansir dari Independent.
"Orang yang berada di dalam akan kesulitan bernapas, kedalaman respirasi mereka akan meningkat. Hal ini menyebabkan munculnya sakit kepala dan kemudian berujung pingsan," sambungnya.
Lebih jauh, dr. Molé mengungkap bahwa dalam kondisi tersebut, bukan kekurangan oksigen yang membunuh. Tingginya kadar dioksida pada kondisi yang tertutup bisa menjadi penyebab kematian.
Kekurangan Oksigen Bisa Sebabkan Hipoksia
Sementara itu, pada mereka yang mengalami kondisi kekurangan oksigen, terdapat kondisi yang disebut hipoksia yang berisiko mereka alami. Istilah hipoksia ini sempat ramai digunakan beberapa waktu lalu karena merupakan salah satu gejala ketika seseorang terinfeksi COVID-19.
Hipoksia adalah kondisi ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan organ-organ tubuh. Hipoksia dapat terjadi akibat berbagai faktor, termasuk masalah pernapasan, gangguan sirkulasi, atau penurunan kadar oksigen di udara yang dihirup.
Gejala hipoksia dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan durasi hipoksia. Gejala umum yang mungkin muncul termasuk sesak napas, kelelahan, pusing, pandangan kabur, kebingungan, dan kulit kebiruan (sianosis). Jika hipoksia berlanjut tanpa penanganan yang tepat, dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius atau bahkan berakibat fatal.
Dampak Hipoksia pada Tubuh Seseorang
Peningkatan Laju Pernapasan
Ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen, pernapasan akan menjadi lebih cepat dan dangkal sebagai upaya untuk meningkatkan masuknya oksigen ke paru-paru.
Penurunan Tingkat Oksigen dalam Darah
Kekurangan oksigen akan menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah arteri. Ini dikenal sebagai hipoksemia. Oksigen yang cukup diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sel-sel tubuh.
Penurunan Tekanan Darah
Hipoksia dapat menyebabkan penurunan tekanan darah karena pembuluh darah menyempit dan jantung berusaha untuk mengompensasi kekurangan oksigen dengan meningkatkan denyut jantung.
Peningkatan Detak Jantung
Jantung akan berusaha memompa darah lebih cepat untuk mengompensasi kekurangan oksigen dan memastikan suplai oksigen yang cukup ke organ-organ penting.
Dampak Berbahaya dari Kekurangan Oksigen akibat Hipoksia
Perubahan Warna Kulit
Hipoksia dapat menyebabkan perubahan warna kulit. Kulit mungkin menjadi pucat, kebiruan (sianosis), atau kemerahan.
Gangguan Fungsi Sistem Saraf Pusat
Kekurangan oksigen dalam otak dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kebingungan, pusing, atau bahkan kehilangan kesadaran.
Kelelahan dan Lemas
Tubuh yang kekurangan oksigen akan merasa lelah dan lemas karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup.
Gangguan Fungsi Organ
Organ-organ dalam tubuh, seperti jantung, paru-paru, hati, dan ginjal, akan mengalami gangguan fungsi akibat kekurangan oksigen yang berkepanjangan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan organ atau gagal fungsi organ jika tidak segera ditangani.
Kerusakan Otak
Hipoksia, atau kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh, dapat memiliki dampak yang serius pada otak. Otak sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen dan membutuhkan pasokan oksigen yang adekuat untuk fungsi normalnya. Kerusakan otak ini bisa menimbulkan dampak tak hanya pada kognitif saja namun juga pada perilaku seseorang.
Sejumlah dampak tersebut bisa muncul pada seseorang akibat hipoksia atau kekurangan oksigen. Beberapa dampak bisa dibalikkan dengan penanganan tepat, namun ketika sudah terjadi kerusakan otak, sangat sulit untuk mengatasi dampak yang muncul ini.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pakaian astronot tidak sekadar gaya, tetapi ada alasan khusus memakainya.
Baca SelengkapnyaKetika mengonsumsi air dalam jumlah berlebih, salah satu dampak buruknya adalah keracunan air.
Baca Selengkapnyadr. Astrid Ayodya Pattinama, Sp.N, Spesialis Saraf dari RS EMC Pekayon membeberkan tanda hingga gejala stroke.
Baca SelengkapnyaKurang tidur selama beberapa waktu bisa berdampak buruk pada tubuh, namun benarkah hal ini bisa berdampak hingga kematian?
Baca SelengkapnyaSecara berkelakar kita sering berkata bahwa otak kita lelah, namun benarkah hal yang terjadi sama seperti pada tubuh kita?
Baca SelengkapnyaTubuh manusia bisa bertahan tanpa makan atau minum dalam jangka waktu tertentu.
Baca SelengkapnyaTidur jadi aktivitas yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh, namun jangan terlalu berlebihan karena bisa memberikan dampak negatif!
Baca SelengkapnyaKondisi hipotermia terjadi ketika suhu tubuh menurun drastis dan tidak dapat menghangatkan dirinya sendiri.
Baca SelengkapnyaAkan ada anomali pada tubuh manusia jika ini terjadi dengan kecepatan cahaya.
Baca SelengkapnyaMengabaikan nasi dalam pola makan selama tiga hari dapat berdampak signifikan pada kesehatan dan keseimbangan tubuh.
Baca SelengkapnyaDarah rendah dapat menyebabkan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya tidak mencukupi, sehingga menimbulkan berbagai gejala yang tidak menyenangkan.
Baca SelengkapnyaHipotermia merupakan kondisi ketika tubuh lebih cepat kehilangan panas dibandingkan panas yang dihasilkan.
Baca Selengkapnya